Liu Zixia putri kediaman menteri perang yang paling dicintai, sedari kecil dia adalah anak yang pintar, tidak pernah banyak meminta hingga semua kakak dan saudara-saudaranya mencintainya dengan sepenuh hati.
Tidak pernah sekalipun keinginan Liu Zixia ditolak oleh keluarganya meski begitu, ia tak pernah bersikap kelewatan dia selalu menjaga dirinya dengan baik. Liu Zixia tidak pernah bersikap kasar dan semena-mena.
Ketika berumur tujuh tahun perguruan Lembah Cahaya datang memintanya untuk belajar di sana, dengan kedatangannya di sana Lembah Cahaya menjadi ramai dan penuh kehangatan.
Tapi Siang ini Lembah Cahaya diselimuti kain putih dan kesuraman, di depan mereka terletak peti kayu yang terukir dengan indah. Dan di dalam sana terbaring gadis cantik yang selama ini menjadi kebanggaan mereka.
Peti mati itu sampai di Lembah Cahaya setelah melalui dua setengah hari perjalanan dari kerajaan Yuhuan.
"Guru." Laki-laki muda itu bersujud pada gurunya, dia ingin berbicara menyampaikan keluhannya tapi sang guru nampak tak peduli matanya hanya terarah pada peti mati yang ada di depan sana.
Wajahnya dipenuhi kesuraman dan kesedihan yang tak lagi memiliki sinar cahaya bangga seperti dahulu yang selalu diperlihatkan olehnya di depan orang-orang yang selalu menyebut nama muridnya, Liu Zixia.
Jubah panjang yang dipakainya melambai terkena terpaan semilir angin yang seolah bernyanyi merdu seakan ikut melepas kepergian Liu Zixia.
Cairan bening yang berlinang di dalam pelupuk mata tuanya berharap untuk jatuh dan terlepas.
Agar rasa sesak yang mencuat di dalam sana terlepaskan dan bebas. Ia terus mendesak dan mendorong agar segera jatuh dan ikut menemani wanita malang yang berada di peti mati itu.
"Harusnya ketika Liu Zixia mengatakan laki-laki itu tak mencintainya lagi aku membawa Zixia kembali ke sini agar aku bisa merawat dan menjaganya dengan baik." Mu Huang menghembuskan nafas tuanya dengan berat dan juga terdengar lelah.
"Dia sudah kehilangan semua orang yang mencintainya apalagi yang bisa membuatnya bertahan? Dia melihat sendiri semua keluarganya dieksekusi di depan mata." Mu Huang menangis sedih murid kesayangannya yang sudah dari kecil ia rawat dan ia anggap seperti cucunya sendiri mengalami nasib tragis seperti ini.
"Tuan Mu ...." Lin Yuhua hendak berbicara tapi ucapannya yang belum selesai langsung ditepis oleh Mu Huang tanpa basa-basi sedikitpun.
"Maaf Yang Mulia dengan dia mengatakan dimakamkan di sini, seharusnya Anda tak datang lagi ke mari. Dengan dia meminta ke sini artinya dia ingin memutus semua hubungan yang pernah ada dengan Anda, dia ingin Anda berada sejauh-jauhnya dari tempat ini." Ketua Mu mengusap peti itu dengan penuh kasih sayang yang terlihat jelas di matanya.
Bagaimana tidak? Sejak kecil Liu Zixia sudah dekat dengan Mu Huang yang tak punya istri dan keluarga hanya Liu Zixia yang paling ia percayai di dunia ini.
Semua rahasia dan ilmu yang dimilikinya bahkan diberitahukan oleh Mu Huang pada Liu Zixia.
"Dia istriku, Permaisuriku! Bagaimana mungkin Aku tak mengantarnya ke tempat terakhirnya." Suara Lin Yuhua terdengar bergetar penuh dengan rasa bersalah dan kesedihan.
Wajahnya bahkan menampakkan kesedihan meski tak ada air mata yang keluar.
"Sudah terlambat menyesal sekarang. Dia sudah pergi setidaknya dia telah terbebas dari penderitaan yang selama ini dirasakannya." Mu Huang tak peduli dengan reaksi Lin Yuhua, dia hanya menoleh sebentar sebelum melanjutkan ucapannya lagi.
"Dan Anda yang memaksa dia untuk mati lalu kenapa Anda sekarang bersikeras bersikap peduli padanya?" tanya Mu Huang tanpa mendengar lagi pembelaan yang kuat dari mulut Lin Yuhua.
"Harusnya aku tak mengizinkannya menikah ke tempat penuh konflik itu, mana janjimu yang akan menjaga dan melindunginya? Kau membunuh murid kesayanganku Yang Mulia, silahkan pergi dari sini kami tidak mampu menyambut kehadiran Anda yang begitu agung!" usirnya tanpa perasaan.
"Kemudian bawa muridku ke tempat terakhirnya, biarkan dia istirahat dengan tenang." Mu Huang memberi perintah tanpa peduli dengan kehadiran Lin Yuhua di dekatnya.
Kaisar Lin tidak merasa marah sedikitpun, dia tau semua yang terjadi adalah kesalahannya. Dialah yang menyakiti Liu Zixia, wanita yang dulu amat dicintainya, wanita yang selalu membuat ia tersenyum siang dan malam.
Langkah kaki Lin Yuhua terasa berat meninggalkan tempat yang penuh kenangan itu, sesekali ia akan menoleh ke belakang berharap Mu Huang berubah pikiran dan memanggil dirinya kembali.
Tapi harapan hanya menjadi harapan, Mu Huang bahkan tak melirik sedikitpun padanya. Apalagi Mu Huang jelas tau bahwa semua kesalahan jelas berasal dari dirinya.
Rasa bersalah Lin Yuhua kian memuncak tak kala ia melihat semua bukti yang diserahkan Jenderal Argus, rasa penyesalan yang amat mendalam menikam hatinya. Menimbulkan rasa sakit yang begitu perih. Tapi ia tak berdaya, semua kesalahannya, akibat dari kemarahan dan rasa tak percaya yang dimilikinya.
Kaisar Lin selalu mengatakan bahwa ia mencintai permaisurinya, mencintai kekurangan dan kelemahannya tapi karena sebuah kesalahan dia berbalik arah tak lagi peduli.
Liu Zixia selalu mengatakan padanya bahwa keluarga Liu dijebak, Liu Zixia juga telah mengatakan padanya bahwa ia tak memanfaatkan posisi permaisuri untuk menindas kekasih masa kecilnya, tapi ia tak peduli ia begitu marah, ia merasa tertipu dengan wajah polosnya yang membuat Lin Yuhua jatuh cinta.
Sebelum pergi Lin Yuhua membuat janji yang begitu besar di depan gerbang Lembah Cahaya. Dia berharap janji ini akan sampai ke telinga Mu Huang.
"Jika ada waktu berikutnya Aku akan mencintaimu, memanjakanmu, mempertahankanmu, dan takkan melepas tanganmu lagi, Aku berjanji hidup dan matiku hanya untukmu, Aku akan melakukan apa saja agar kau tetap di sampingku, Aku akan langsung mengenalmu ketika aku melihatmu lagi, Aku akan merebut hatimu lagi dan lagi tanpa lelah, Aku akan mengikatmu secara baik-baik ataupun dengan paksaan, apapun agar Aku bisa menebus semua kesalahanku padamu." ujarnya dengan pelan ketika meninggalkan gerbang Lembah Cahaya dengan kereta kuda megah miliknya.
####
Berharga ketika hilang
Merindu ketika jauh
Ingatkah kau ketika bunga persik bermekaran
Ketika sepasang angsa sedang merayu dan menggoda
Ketika langit berwarna jingga
Disana dibawah langit yang kelabu
Kau tertawa dengan manja
Disana terbersit rindu
Memaku jiwa yang tergoda manisnya aroma cinta
Memeluk, merangkul dan menggelorakan hasrat yang terkubur
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Widhi_Wisesha
Ciih...ngarep
2023-02-11
0
fifid dwi ariani
trud sehat
2022-11-29
0
Chia Queen
setuju Thor, semoga zixia ketemu Ama raja yg lainnya.. jgn raja yg bodoh ini lagi
2022-11-18
0