Tangisan keras terdengar di sebuah pondok kecil reot di pagi hari. Langkah kaki yang tidak beraturan bergema di dalam pondok lusuh dan hampir hancur itu.
Suara tangisan kesedihan adalah hal pertama yang memasuki gendang telinga Liu Zixia.
"Bangunlah adik! Hanya kau yang Aku miliki di dunia ini." Suara tangisan itu memenuhi seluruh pondok kecil yang menjadi tempat Liu Zixia terbangun.
"Jika kau pergi juga siapa yang akan menemaniku lagi nantinya? Ibu sudah diasingkan jauh dari kita dan Ayah juga sudah tidak peduli pada kita lagi." Pria muda yang sedang meratap itu bahkan tidak melihat pergerakan gadis muda yang tergolek tak berdaya itu.
Liu Zixia menatap linglung seluruh ruangan yang ditempatinya sekarang, dia mengangkat tangan kanannya sembari memperhatikan perubahan yang terasa aneh pada tubuhnya.
"Aku masih hidup!" Seakan tak percaya dengan kenyataan yang diterimanya, Liu Zixia berseru dengan nada tinggi yang sukses membuat pria muda yang sedang menangis pilu itu terkejut.
Dia terdorong mundur dengan wajah tercengang sembari menatap bingung pada adiknya yang sedari tadi sudah tidak bergerak
"Kau masih hidup! Kau benar-benar masih hidup!" Merasakan kebahagiaan yang luar biasa, pemuda yang tadinya menangis keras itu akhirnya bersorak gembira.
Dia berdiri dengan cepat sembari melompat senang dengan wajah dipenuhi rasa syukur.
Melihat pria asing di depannya Liu Zixia hendak berbicara ingin menanyakan sesuatu namun rasa sakit yang hebat langsung menyerang kepalanya, membuatnya terdiam dan merintih kesakitan.
"Auh, sakit sekali," ujarnya sembari memegang erat kepalanya, satu persatu fragmen kenangan dari si pemilik tubuh mengalir cepat di otaknya.
Nama gadis cantik ini sama dengan dirinya, dia juga bernama Liu Zixia mereka hanya berbeda umur sedikit saja.
Kedua kakak beradik ini masih memiliki ayah dan juga ibu, sayang ibunya dijebak dan diasingkan jauh.
Yang lebih menyedihkan adalah setelah ibu mereka pergi sang ayah langsung melempar kedua anaknya ke bagian rumah kecil di antara rumah besar itu karena ia menganggap mereka berdua tak berguna dan bodoh.
Dan kejadian yang berhasil membuat jiwa mereka tertukar adalah ulah kecerobohan dari gadis manis ini.
Dia yang tak bisa apa-apa ingin menyusul kakaknya ke hutan untuk membantu mencari kayu api namun malang menimpa dirinya, di saat dalam perjalanan seekor ular hijau kecil mematuk pergelangan tangannya karena terkejut, gadis manis ini jatuh dan berguling ke bawah dan kepalanya terbentur oleh batu.
"Malang sekali nasib gadis manis ini," ujarnya dengan penuh simpati di dalam hati, "tapi kau tenang saja karena aku memiliki kesempatan hidup lagi karena dirimu maka aku akan membalaskan dendammu. aku akan membuat mereka membayar semua yang telah dilakukannya padamu!" janjinya dalam hati dengan penuh tekad yang membara.
"Aku kira hidupku yang paling menyedihkan, ternyata masih ada orang yang lebih menyedihkan, sayang sekali aku memilih mati begitu saja, orang-orang jahat itu pasti senang." Lanjutnya lagi di dalam hati dengan penuh kesedihan.
Liu Zixia makin merasa sedih dan terpuruk tidak kala mengingat ia tak sempat membalaskan dendam orang tuanya, memang benar cinta itu buta.
"Adik, aku sudah mengatakan padamu untuk tidak pergi ke hutan itu, kenapa kau masih saja tidak mendengarkanku?" tanya Liu Zhong dengan penuh kemarahan, matanya melotot tajam dengan dan jika tatapan bisa membunuh mungkin Liu Zixia sudah mati kembali
"Kak Zhong Aku lapar, jangan memarahiku lagi! Harusnya kau memberiku makanan terlebih dahulu!" ujarnya dengan raut wajah menyedihkan yang begitu dibuat-buat.
"Lihat, setelah berhasil membuatku khawatir sekarang kau malah berpura-pura manja dan imut, ingin sekali aku menghukum mulut manismu itu." Dengan tak berdaya Liu Zhong mengambilkan bubur yang tadi memang dibelikan khusus untuknya.
Tapi karena melihat Liu Zixia dibawa pulang dalam keadaan berdarah dan terluka, Liu Zhong tak lagi memedulikan di mana bubur itu dan sekarang setelah mendengar ucapan Liu Zixia, Liu Zhong mencari kembali di mana ia meletakkan bubur tadi.
Liu Zhong mengedarkan pandangannya pada seluruh ruangan hingga matanya menemukan bubur jamur hutan yang tadi dibelikan khusus untuk Liu Zixia.
Dengan cepat ia menyerahkan semangkuk bubur jamur yang terlihat enak itu pada Liu Zixia yang memang sudah begitu lapar, maklum semenjak terkurung ia tak pernah menyentuh makanan yang diberikan padanya lagi.
Karena begitu lapar tanpa peduli dengan rasa makanan yang disuguhkan padanya Liu Zixia langsung melahap habis makanan tersebut.
"Woah, akhirnya Aku merasa kenyang!" Zixia nampak bahagia, dia memegang perut kecilnya dengan penuh senyum.
Liu Zhong tak berdaya melihat tingkah sang adik, dia ikut senang ketika mendengar tawa yang keluar dari mulut sang Liu Zixia. "Lihatlah! Kau menghabiskan semua makanan yang ada dan kau bahkan tak menyisakan sedikitpun untuk kakakmu ini!" ujarnya lagi kemudian dengan raut sedih yang di buat-buat.
Tidak menjawab pertanyaan Liu Zhong sama sekali Liu Zixia malah mendekat ke arah Liu Zhong.
"Kak, bisakah kau mengantarkan Aku ke suatu tempat?" bujuk Liu Zixia dengan nada manja sembari menggoyang tangan Liu Zhong yang dipegangnya.
Liu Zhong melirik sang adik dengan alis terangkat, pasalnya Liu Zixia tak pernah keluar rumah selain sesekali ia yang membawanya ke hutan untuk mencari kayu bakar.
Melihat Liu Zhong menatap dirinya tidak percaya Liu Zixia tersadar kalau dia yang sekarang tidak pernah ke luar rumah jika tidak diajak oleh Liu Zhong.
Tiba-tiba saja dia memanfaatkan kecelakaan yang terjadi di hutan yang terjadi padanya hari ini.
Dia pergi sendiri tidak akan ada orang yang bisa menyanggah ucapannya nanti.
"Di hutan tadi sebelum aku mengalami kecelakaan, Kakak! Aku bertemu seseorang dan membantunya menunjukkan jalan serta memberinya makanan dan minuman dan sebagai imbalan orang itu menyuruhku meminta ganti rugi atas pertolongan yang Aku lakukan padanya ke Lembah Cahaya." Liu Zixia nampak imut dan menggemaskan ketika menampilkan raut polos yang jelas di sengaja.
"Tempat itu jauh! Apakah kau yakin orang itu berkata benar?" Liu Zhong nampak ragu, dia tidak pernah mengetahui cerita ini dan juga tak ada yang menyebutkan masalah ini pada dirinya ketika mereka mengantar Liu Zixia pulang tadi.
"Huh, apakah kau berpikir adikmu ini pembohong kak? Aku mengatakan yang sebenarnya padamu!" seru Liu Zixia dengan marah, pipinya menggembung dengan lucu seraya memalingkan wajahnya dari Liu Zhong.
"Baiklah, baiklah. Aku akan mengantarmu ke sana tapi kau harus janji jangan berbuat seenak hatimu lagi, mengerti?" Liu Zhong menasehati dengan penuh ketegasan, tapi malah membuat Zixia tersenyum dengan lucu.
Sudah berapa lama tidak ada yang menasihati atau membujuknya seperti ini lagi, dia bahkan lupa kapan terakhir kali ia bertemu dengan saudara dan keluarganya yang dahulu.
Liu Zixia merasakan sakit yang begitu pedih tak kala mengingat kembali bagaimana orangtuanya memohon dan bersumpah mengatakan pada Kaisar bahwa ia tidak bersalah dan ikut terlibat dalam konspirasi yang dituduhkan pada keluarganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Dede Mila
masih nyimak
2024-05-25
0
fifid dwi ariani
trus sukses
2022-11-29
0
Nuzlie🎭eiLzun
kaisar kejam
2022-07-14
0