Sepenggal kisah tentang Ru Ansan
Aku dulunya adalah seorang dokter yang bekerja di rumah sakit swasta yang cukup terkenal, tujuanku mengambil rumah sakit ini adalah agar aku tak banyak bekerja.
Kenapa aku bisa tau semua pengobatan China tradisional jawabannya adalah karena kakekku selalu mengajarkan ilmu ini secara turun temurun.
Untuk kehidupan cinta aku tak pernah ambil pusing, untuk kepuasan dunia bahkan aku sering berkencan dengan para dokter maupun perawat muda lainnya.
Aku tak ingin terikat hubungan apapun yang nantinya malah membuatku repot dan pusing. Itu sebabnya aku memilih single dan menjalani hubungan bebas asal saling bantu.
Dengan syarat ia memiliki bukti pemeriksaannya bahwa ia terbebas dari penyakit apapun.
"Kapan kau akan dewasa dan membawakanku cucu menantu?" lagi nenek bertanya dengan wajah penasaran saat aku pulang.
"Nenek, bukannya aku tak mau membawakanmu cucu menantu, tapi tak ada yang bisa mencuri hatiku," keluh Ru Ansan dengan wajah sedih.
"Kalau seperti itu lalu kapan aku akan mendapatkan cicit, ini semua karena kakekmu terlalu memanjakan dirimu," keluh nenek lagi padaku.
Aku yang belum sepenuhnya masuk ke rumah sudah ditanyai kapan memiliki suami, jujur merasa malas dan ingin pergi kembali.
"Jangan berpikir untuk pergi kembali, kau tak pernah berubah sedikitpun." nah, kurasa dulunya nenekku adalah seorang peramal, dia bisa tau jalan pikiranku.
"Jangan mengataiku peramal lagi, ini adalah kebiasaanmu saat dinasehati olehku, kau akan selalu kabur dan tak pulang lagi." tuduh nenek dengan marah padaku.
Aku hanya bisa menggaruk kepalaku yang tak gatal sedikitpun. Jujur menghadapi nenek lebih sulit daripada mengahadapi pasien yang terluka parah.
Dengan malas aku melangkah memasuki rumah, dan menuju ke kamarku.
Aku tinggal bersama kakek dan nenek, orangtuaku meninggal ketika aku berumur 9 tahun. Mereka mengalami kecelakaan hingga meninggal di lokasi kejadian.
Semenjak saat itu kakek dan nenek lah yang menjaga dan merawatku dengan baik.
Ting
Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel pintar milikku, kulihat dan kubaca dengan hati-hati.
"Mari kita minum-minum!" isi pesan itu ternyata adalah sebuah ajakan dari seorang teman.
Wei Li adalah nama si pengirim yang merupakan teman dekatku dari SMP, kami sama-sama tak memiliki orangtua yang menyebabkan kami menjadi dekat.
Tanpa menjawab, aku mengganti pakaian kerjaku dengan pakaian santai, setelah berdandan dengan cantik aku pun melangkah meninggalkan rumah.
Sebelum pergi aku menyempatkan diri mencium dan memeluk kakek beserta nenek terlebih dahulu.
Aku mengendarai mobilku menuju Black Cafe, tempat itu adalah tempat nongkrong terbaik saat ini di tempatku.
15 menit lagi aku akan sampai di sana, namun saat aku akan berbelok sebuah truk yang melaju kencang mengarah ke mobilku.
Saat itulah rasa takut, sedih dan juga marah menghampiriku, aku takut jika terjadi sesuatu padaku maka nenek dan kakek akan terluka.
Aku merasa sedih karena aku belum bisa memenuhi keinginan nenek membawakannya cucu menantu, dan aku marah kenapa mobil itu harus melaju ke arahku.
"Kakek, nenek, aku minta maaf pada kalian," ucapku lirih sembari menutup mata dengan senyum kepedihan sebelum truk itu meremukkan seluruh mobilku.
Ketika aku bangun lagi, aku sudah berada di sebuah ruang gelap yang tak pernah aku temui, dan yang lebih menyedihkan lagi adalah rupaku yang berbeda sekarang.
Kenapa aku harus berubah menjadi burung? Itulah pertanyaan yang terbersit di otakku saat pertama kali melihat tubuh baruku ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
أندي دينيس
🤧🤣
2023-02-03
0
fifid dwi ariani
trus semangat
2022-11-30
0
patrik rusuh
lewat
2021-07-31
1