“Maaf, Mas. Bisnya melaju terlalu kencang dan saya kehilangan keseimbangan,” ujar ibu hamil itu membela diri sambil memegangi perutnya.
“Mas mas, mas mas, kapan aku menikah dengan mbak mu, hah? Bilang saja kalau kau ingin cari gara-gara denganku!” teriak pria kasar itu.
“Beneran, Mas. Tadi itu nggak sengaja.” Ibu hamil itu mencoba meyakinkan tapi pria berbadan besar tersebut malah semakin marah dan ngomel-ngomel seperti petasan renteng.
Yuna yang geram melihat kejadian itu sudah tidak bisa menahan diri lagi, ia langsung berdiri dari tempatnya dan membimbing ibu-ibu itu untuk duduk di kursinya.
“Bibi … duduklah di tempatku dan jangan dengarkan gajah buntung ini!” ujar Yuna sengaja menyindir halus pria berbadan besar itu dengan sebutan ‘gajah buntung’. Kebayang kan gimana bentuknya gajah kalau buntung, bulet-bulet gimana gitu, kayak tahu bulat.
Sontak saja ucapan Yuna langsung mengundang tawa seisi penumpang bus yang mendengarnya. Suasana mendadak jadi riuh ricuh melihat pria kasar yang menjadi biang kerok keributan, ternyata memang memiliki postur tubuh bulat-bulat bundar. Karena menjadi bahan tertawaan dan pusat perhatian banyak orang, tentu saja pria kasar itu tak terima dan jadi semakin marah.
“Heh kutu kupret! Kau bilang apa tadi?” teriak pria besar itu dengan penuh emosi. Ia mengepalkan kedua tangannya dan hendak memukul Yuna.
Namun, belum sempat tangan pria itu menyentuh kulit lembut Yuna, tiba-tiba saja ada tangan seorang pria lain muncul dari belakang Yuna, lalu mencekal kuat tangan pria tersebut sehingga ia kesulitan mengayunkan tangannya.
“Mau apa kau, ha? Lepaskan tanganku!” teriak pria besar pada pemuda yang ada dibelakang Yuna.
Pria bertopi dan bermasker yang tidak diketahui identitasnya itu menatap tajam pria bulat didepannya. Tidak ada yang tahu bagaimana ekspresi pria bertopi hitam yang keren itu karena wajahnya tertutup masker.
“Dasar banci! Beraninya cuma sama wanita doang!” ujar pria yang menyelamatkan Yuna.
Gelak tawa kembali terdengar dari seluruh penumpang. Sudah dikatain gajah buntung, sekarang ditambah dianggap banci pula, kasihan sekali bapak-bapak ini.
Tentu saja pria tahu bulat itu tidak terima dan semakin kalap saja. Ia menyerang anak muda itu menggunakan tangan satunya yang masih bebas tapi dengan cepat, tangannya ditangkis begitu saja. Anak muda yang tak diketahui seperti apa wajahnya, langsung memiting kuat kedua tangan pria besar itu kebelakang punggungnya dan menabrakkan tubuh besarnya hingga membentur kaca jendela bis. Saking kerasnya benturan itu, sampai-sampai menimbulkan bunyi brak!
Pria besar kasar yang tak berdaya ini langsung mengerang kesakitan. Salah sendiri, siapa suruh cari gara-gara di tempat umum. Nggak tahu kan, kalau ada pahlawan kesorean.
“Lepaskan aku!” erangnya.
“Minta maaf dulu!” seru pria kuat itu.
Sorak sorai dari para penumpang yang juga ikut geram atas aksi tak pantas pria kasar terhadap seorang wanita, terdengar menghebohkan. Mereka semua bukannya melerai malah mendukung pemuda yang menjadi pahlawan kesorean dadakan. Mereka semua berseru kepada pemuda tersebut untuk tidak melepaskan cekalan tangannya supaya pria besar itu sadar akan kesalahannya dan tidak mengulangi perbuatannya.
Tidak ada yang bisa dilakukan pria buntal tersebut selain menuruti permintaan pemuda yang memitingnya. Iapun minta maaf pada ibu hamil yang sudah ia kasari begitupula pada Yuna.
Karena telah dianggap buat onar dan menyebabkan kekacauan, akhirnya pria besar itu diturunkan paksa oleh sopir bis di tengah jalan walaupun kondisi jalanan masih macet total. Pria itu juga dilarang naik lagi dan langsung diblacklist. Dengan begitu, semua penghuni bus bisa kembali merasa aman dan tenang kembali.
“Terimakasih,” ujar Yuna pada pria bermasker karena sudah menolongnya dan menolong ibu hamil tadi. Karena kursi penuh, keduanya jadi sama-sama berdiri.
“Sama-sama,” jawab pria itu singkat dan terus menatap ke jalan. Mendadak bis berhenti mengerem tanpa peringatan sehingga Yuna kehilangan keseimbangan dan hampir saja jatuh kalau saja pria bermasker itu tak segera menangkap tubuh Yuna. “Hati-hati,” ujar pria itu. mata keduanya saling beradu pandang satu sama lain.
“Maaf,” ujar Yuna dan langsung bergerak cepat membenahi posisinya. Entah mengapa ada rasa canggung ketika bersentuhan dengan pemuda yang berdiri didepannya seolah ia pernah mengenal pria ini. Tapi dimana … itu yang Yuna tidak ingat.
“Tidak apa-apa.” pria itupun juga mulai bersikap biasa.
Ternyata alasan sang supir berhenti mendadak adalah karena ada salah satu penumpang yang berteriak minta dihentikan busnya tiba-tiba. Tadinya semua orang mengira kalau orang tadi salah jalan. Usut punya usut, rupanya ia melihat pacarnya selingkuh dipinggir jalan. Sontak pria berkacamata itupun minta turun dadakan untuk cari keributan.
“Ada-ada saja itu orang, bikin kaget saja,” gumam Yuna mengamati percekcokan antara pria tadi dan selingkuhan pacarnya dari dalam bis. Sementara sopir bis kembali melajukan kendaraannya dan melanjutkan perjalanan tanpa peduli pada nasib pria berkacamata yang ditinggal selingkuh.
“Apa kau pulang seperti ini setiap hari?” tanya pria penyelamat Yuna tiba-tiba. Bukannya mengajak berkenalan layaknya pria pada umumnya, ia malah menanyakan hal-hal yang membuat Yuna jadi merasa aneh.
“Iya, kenapa?”
“Tidak apa-apa, hanya ingin tahu saja,” jawab pria itu sambil memalingkan wajahnya. Yuna pun beralih menatap jalanan yang masih saja macet dan bersikap cuek bebek. “Ada satu kursi yang kosong. Duduklah,” ujar pria yang tidak kelihatan seperti apa parasnya, tapi suaranya terdengar merdu dan lembut.
Yuna tidak menolak, karena ia juga sangat lelah. “Bagaimana denganmu?” tanya Yuna.
“Aku lebih suka berdiri,” jawab pria itu tanpa menoleh pada Yuna.
Yuna hanya berpikir, jika semua pria selalu saja menatapnya dan terus mencari berbagai macam cara untuk menarik perhatian Yuna, maka lain halnya dengan pemuda ini. Ia tampak biasa saja dan lebih cenderung waspada disekitarnya. Ia juga tak suka banyak bicara tapi terlihat cenderung melindungi Yuna. Hal itu terlihat ketika ada pria lain yang mencoba mendekat ke arah Yuna. Pemuda penyelamat Yuna itupun langsung menggeser paksa tubuh pria asing tersebut dengan kasar sambil memancarkan api kemarahan yang besar.
“Pergi kau! Atau kau akan mati!” itulah makna dari pancaran mata pemuda yang berdiri melindungi Yuna dari para pria hidung belang seperti pria ini. Alhasil, pria itupun ciut dan menjauh dari Yuna untuk mencari tempat lain yang lebih aman.
Yuna yang tak tahu menahu aksi pemuda yang berdisi disampingnya, terus saja memandangi jendela luar. Dalam diam, ia duduk di kursi bekas pria berkacamata tadi bersama dengan seorang wanita paruh baya.
“Suamimu, baik sekali,” ujar wanita tua itu pada Yuna dan sontak ia langsung terkejut. Gadis itu bingung, siapa suami yang dimaskudkan nenek ini.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Sabrina Azzahra
Yeon tu mah
2024-01-21
0
🍾⃝⃡ ⃯sͩᴀᷝʙͧɴᷠᴀͣ•᭄͜͡
Pemuda yg menolong yuna pasti yeon ya😃
Semoga aja iya.wkwkwk
2023-05-08
1
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
😍
2023-02-12
0