Sebenarnya, jalanan macet total dalam waktu lama itu bukan karena kebetulan, tapi karena sudah disetting oleh orang suruhan kepercayaan Yeon. Pria paruh baya itu sengaja meletakkan mobil mogok di perempatan jalan sehingga menyebabkan kemacetan di mana-mana. Dan ternyata, itu semua karena perintah dari Yeon untuk memanipulasi pertemuannya dengan Yuna agar lebih berkesan. Gila kan? Tinggal ketemu dengan pujaan hati saja pakai acara drama-drama Korea segala. Untunglah Yeon itu anak sultan, coba kalau bukan, sudah pasti bakal dikeroyok banyak orang.
“Saya tidak berani memberitahu siapa-siapa, Tuan muda. Rahasia anda, aman sentosa di tangan saya. Yang penting saya jangan sampai di pecat. Mau makan apa anak dan istri saya,” pria ber jas hitam itu menundukkan kepalanya saat Yeon sedang sibuk membuka membuka masker dan topinya sehingga wajah tampannya terlihat jelas.
“Kau lupa menyebutkan satu orang lagi untuk kau hidupi, pak Zaf. Yaitu selingkuhanmu, jangan harap aku tidak tahu, seperti apa kau itu. Bisa-bisanya kau berselingkuh padahal kau sudah punya anak dan istri.” Yeon menyeringai menatap ekspresi tegang pak tua yang berdiri didepannya.
“Saya sendiri juga tidak tahu Tuan muda, semuanya terjadi begitu saja. Awalnya kehidupan kami baik-baik saja dan penuh dengan cinta. Tapi … saya tak bisa menolak kala rasa cinta ini harus terbagi dengan yan lain.” Pria yang di panggi Yeon dengan sebutan ‘Zaf’ ini mengakui perbuatannya. “Anda akan tahu sendiri jika sudah menikah nanti.”
“Aku tidak mau jadi sepertimu, makanya aku … harus buat drama dulu dalam hidupku supaya jika nanti menikah, aku tak merasa bosan dengan kehidupan pernikahanku. Cinta yang terlalu berambisi, akhirnya membawa bencana juga. Saling mencintai saja, ternyata tidak menjamin kehidupan rumah tanggamu jadi sempurna. Kau akan menuai apa yang kau tanam pak Zaf, meskipun tidak sekarang.” Yeon mulai mengeluarkan pendapatnya. Dan kalimat sok bijaknya. “Ya sudahlah, selama kau jaga rahasiaku, maka aku juga akan menjaga rahasiamu.” Sebuah ancaman yang manis dari Yeon.
Pantas saja kepala dinas ini tunduk dan patuh pada perintah anak ini. Rupanya Yeon punya kartu AS yang bisa ia gunakan untuk memanfaatkan kelemahan pria tua-tua keladi demi kepentingannya sendiri. Ucapan Yeon memang benar. Sebuah pernikahan tak cukup hanya dengan saling mencintai. Ada banyak sekali rintangan yang alang melintang menerpa setiap pasangan suami istri selama membangun biduk rumah tangga. Kalau tidak kuat iman, maka semuanya bisa goyah, termasuk cinta yang sudah lama dibina.
“Apa anda akan di sini lama? Bagaimana jika tuan dan nyonya besar tahu?” tanya kepala Dinas yang bernama Zafran Alfandi itu. Ia berusaha mengalihkan pembicaraan agar Yeon tak terus-terusan mengintimidasinya.
“Mereka sedang liburan di Amerika. Tidak akan ada yang tahu kalau aku sudah curi start duluan. Itupun jika kau bisa menutup mulutmu dengan baik. Jika sampai berita ini tersebar ke telinga ayah dan ibuku, maka matamulah yang akan aku tutup untuk selamanya.” Lagi-lagi, ancaman Yeon membuat pria itu tak berani berkata-kata lagi.
“Baik, Tuan muda. Lalu … anda mau kemana, sekarang? Apakah anda akan menginap di hotel?” tanya kepala dinas perhubungan itu.
“Mau menjemput nenekku,” jawab Yeon singkat. Ia menyalakan mesin dan langsung melesat pergi meninggalkan kantor dinas perhubungan setelah sempat memerintahkan pemimpinnya membuat kemacetan jalan demi bisa berlama-lama dengan Yuna.
Tujuan Yeon melakukan semua ini adalah ia ingin menciptakan pertemuan yang tak terlupakan dengan tunangannya setelah sekian lama tak jumpa. Benar-benar bengek si Yeon ini, berani-beraninya ia membuat repot orang di seluruh kota dengan menciptakan kemacetan disana-sini. Kalau sampai presiden tahu, bisa habis itu si Yeon dan langsung dideportasi dari negara ini. Untung aja nggak tahu.
Mobil Ferrari merah Yeon berhenti di tepi jalan tepat di depan seorang nenek-nenek yang sejak tadi sudah menunggu Yeon. Ternyata, tunangan Yuna itu adalah cucu dari wanita paruh baya ini. Wanita itu, siapa lagi kalau bukan Biyanca, ibu mertua kesayangan Shena. Yeon keluar mobil dan membukakan pintu untuk nenek tercintanya.
“Silahkan, Nek. Maaf membuat nenek lama menunggu.” Yeon tersenyum manja pada neneknya.
“Untung kau cucuku, kalau bukan sudah kutembak kepalamu. Teganya kau membiarkan wanita tua sepertiku menuruni bis dan berdiri di pinggir jalan begini. Mana tidak ada cogan yang lewat lagi? Benar-benar membosankan.” Bii mulai menggertu.
“Nenek, kalau sampai kakek tahu, kepala cogan itu bisa melayang karena melihat wajah cantik nenek. Bisa jadi, para cogan-cogan itu di blacklist oleh kakek agar tidak berkeliaran disekitar sini salama nenek ada di sini bersamaku.” Ucapan Yeon masuk akal. Byon takkan pernah membiarkan Bii macam-macam bila tidak ada dirinya disisinya.
“Kakekmu itu memang 11 12 dengan ayahmu. Pantas saja mereka bisa jadi ayah dan anak,” ujar Biyanca yang langsung membuat Yeon tertawa mendengar ucapan nyata neneknya. “Apa rencanamu setelah ini? Kenapa kau tak langsung memberitahu tunanganmu kalau kau adalah calon suaminya?” tanya Biyanca mengganti topik pembicaraan. Yeon sedang berkendara menuju mension mereka.
“Aku ingin tahu dulu … apakah Yuna mencintaiku karena aku, atau karena keluargaku. Mudah saja mengatakan cinta padanya. Tapi setelah itu … kami tidak tahu satu sama lain apakah cinta itu benar-benar tulus atau tidak. Karena itulah … aku membuat sebuah drama cinta, dimana ujung-ujungnya … kita berdua bakal bahagia jika sudah memahami bagaimana perasaan kami masing-masing. Itupun kalau dia benar-benar tulus mencintaiku.”
“Bilang saja kalau kau ingin mengujinya dan menguji dirimu sendiri. Aku sungguh tidak mengerti pola pikir anak muda zaman sekarang. Tinggal bilang cinta saja kok susah, pakai acara muter-muter kayak kincir angina segala,” komentar Biyanca. Namun terlepas dari itu, ia tetap mendukung apapun yang dilakukan cucu kesayangannya. Itulah mengapa Biyanca bersedia menemani Yeon datang kemari lebih dulu selagi Shena dan Leo pergi berlibur.
Setelah mengantar neneknya istirahat di rumah. Yeon bergegas pergi menemui pasukan ayahnya yang sejak dulu diperintahkan Leo untuk menjaga dan melindungi Yuna. Yeon memilih lokasi pertemuan yang dekat dengan tempat tinggal Yuna sekaligus mengawasi gerak-gerak gerik tunangannya. Kedatangan Yeon, langsung di sambut hangat oleh dua pria ber jas hitam yang tak lain adalah pengawal ayah Yeon.
“Selamat datang Tuan muda, silahkan duduk.” Pria ber jas hitam itu mempersilakan Yeon dengan hormat.
“Bagaimana dengan perkembangan Yuna selama ini? Ceritakan padaku semuanya tanpa ada yang tersisa.” Yeon langsung memulai pembicaraan tanpa basa-basi.
“Seperti yang sudah pernah saya beritahukan pada anda melalui sambungan telepon, Tuan. Nona Yuna berkembang jauh lebih baik. Tanpa campur tangan kami, ia bisa menghadapi harinya-hariya tanpa takut pada apapun. Hanya saja, akhir-akhir ini pria bernama Micle mencoba mendekatinya, tapi nona Yuna selalu setia pada anda dan terus menolaknya.”
“Berengsek! Beraninya dia mengganggu tunanganku. Cari alamatnya, kita bereskan dia,”
“Eeee, Tuan. Saya baru saja dapat informasi kalau Micle ….” Pengawal Leo itu aga-agak ragu untuk melanjutkan kalimatnya dan Yeon langsung memicingkan matanya siap mendengar apa yang akan dilaporkan pengawal ini.
Pandangan mata Yeon teralih kala mendengar percekcokan beberapa orang yang ada di dalam rumah Yuna termasuk Yuna sendiri. Yeon berdiri dan mengamati keadaan rumah itu.
“Apa kalian memasang penyadap di sana?” tanya Yeon dengan wajah serius.
“Iya, Tuan. Ini … pakailah headset ini.” pria ber jas hitam itu menyodorkan handsetnya pada Yeon. Yeon langsung mencuri dengar apa yang sedang terjadi di dalam rumah Yuna.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Kastini
dasaaar yeoon bengeeek...beneer tuh yg di bilang nenek bii tinggal bilang lope ja pake acara drama ikan terbang... tapi seruuu jdiny 😀😀😊
2023-02-03
0
Bambang Setyo
Weh nenek tua di bis tadi ternyata neneknya yeon...
2022-12-18
0
📚Riͥrͬiͥyꙷaⷶaⷶ🌼🅠🅛⍣⃝కꫝ🎸
nenek jaman sekarang sama dulu beda ya🤣😭🙏🏻
2022-10-09
4