“Nona, to-tolong … rasanya … sakit sekali, saya … sudah … tidak kuat lagi.” ibu hamil itu tersengal-sengal saking sakitnya. Keringat dingin membasahi seluruh wajahnya.
Yuna sendiri juga sedang berpikir keras, jika tidak segera ditangani nyawa ibu ini bisa dalam bahaya besar, tapi terlalu beresiko bagi ibu ini jika harus melahirkan di dalam bis. Tempatnya kurang streril dan kurangnya perlengkapan melahirkan membuat Yuna bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang.
“Nona … sepertinya ibu ini benar-benar akan melahirkan. Lihatlah, ketubannya sudah pecah, bayinya pasti sudah minta keluar,” ujar ibu-ibu yang lain pada Yuna.
“Nona, tolong cepat bantu dia, kami siap membantu juga jika ada yang dibutuhkan,” seru ibu-ibu yang lainnya lagi.
Desakan ibu-ibu yang ada disekeliling Yuna membuat Yuna bertekad untuk mengambil tindakan cepat. Ia pun meminta bantuan pada seluruh orang yang ada di sini untuk menyiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam proses persalinan. Mereka semua bahu membahu menolong ibu hamil tersebut dengan penuh semangat 45 menggunakan perlengkapan seadanya.
“Tarik napas dalam-dalam … lalu keluarkan, Bi. Ikuti hitunganku. 1 … 2 … 3 … dorong!” teriak Yuna antusias sambil mengamati pergerakan yang ada dijalan lahir begitu pula dengan ibu-ibu lainnya.
Mereka semua ikut memberikan semangat dan dukungan. Jalanan diluar masih macet, tapi para wanita yang ada di dalam bis ini tak peduli, mereka semua fokus menolong wanita melahirkan ini dengan penuh suasana tegang.
Sedangkan para bapak-bapak dan kaum adam lainnya yang duduk di belakang hanya bisa harap-harap cemas melihat aksi emak-emak yang bergotong royong membantu ibu-ibu melahirkan dadakan itu. Bahkan sebagian dari mereka sampai ada yang menggigiti jari jemari mereka saking tegangnya mendengar jeritan seorang wanita yang kesakitan karena berusaha mengeluarkan bayinya. Sebagian lagi malah ada yang tak tega dan lebih memilih menutup wajah mereka sambil bergidik ngeri.
Sungguh perjuangan wanita itu benar-benar luar biasa, bersyukurlah para kaum adam karena mereka tak punya rahim sehingga tidak perlu mengalami bagaimana sakitnya melahirkan. Sebab itulah wanita itu perlu dilindungi dan dihargai, jangan hanya disakiti.
Disaat semua pria tegang dan tak berani melihat kejadian luar biasa itu, hanya ada satu pria saja yang tetap duduk tenang ditempatnya dan matanya terus menatap tajam bidan cantik yang sedang membantu ibu melahirkan itu. Pria muda itu tersenyum simpul seolah sedang memikirkan sesuatu. Namun ia tetap diam ditempatnya dan hanya akan membantu bila memang dibutuhkan.
Setelah melalui proses yang panjang dan menegangkan, akhirnya ibu itu bisa melahirkan dengan lancar. Kondisi bayinya juga sangat sehat walafiat. Begitu sang orok keluar, ia langsung menangis dengan kencang.
Beberapa ibu-ibu yang lain ikut membantu merawat dan membersihkan bayi yang baru saja lahir dengan alat seadanya tepat setelah Yuna menggunting tali pusarnya. Setelah bayinya selesai dibalut dengan kain yang hangat, Yuna beralih merawat ibu yang baru saja melahirkan karena kondisinya sangatlah lemah.
“Selamat Bi, bayinya laki-laki. Dia kuat dan juga sehat. Dia jagoan sempurna yang luar biasa, anda juga sangat hebat. Sekali lagi, selamat ya Bi,” ujar Yuna bersemangat sambil berkaca-kaca ikut merasa bahagia meskipun bukan dia yang melahirkan. Ibu yang diajak bicara hanya tersenyum dan bulir airmatanyapun ikut mengalir saking senangnya.
“Di mana suami Bibi? Kenapa di saat seperti ini tidak siap siaga?” tanya Yuna.
Bukannya menjawab pertanyaan Yuna, ibu yang baru saja melahirkan ini malah menangis tersedu-sedu seolah terlalu sakit untuk dijawab, Yuna pun tak ingin mamaksa karena ia tak ingin ikut campur urusan orang lain walaupun ia sebenarnya ikut prihatin juga melihat kondisi wanita yang ada dihadapannya.
“Maaf kalau saya lancang, Bi. Lupakan saja apa yang baru saja saya tanyakan, sebentar lagi ambulans sampai dan Bibi akan segera mendapat perawatan yang memadai.” Yuna tersenyum manis agar wanita ini tidak teralu stres.
Yang Yuna tahu, kalau ada istri sudah hamil tua, biasanya para suami akan selalu siap siaga 24 jam disisinya dan akan selalu menemaninya kemanapun sang istri pergi. Tapi tidak dengan wanita ini, ia sengaja seolah bepergian sendiri sehingga terjadilah hal seperti ini. Syukurlah ambulan langsung datang sehingga ibu dan anak itu segera bisa ditolong dan lekas dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan lanjutan.
“Terimakasih atas bantuannya, nona Yuna. Selanjutnya serahkan pada kami,” ujar salah satu petugas ambulans itu pada Yuna.
“Ada teman saya yang akan menangani ibu ini, Pak. Ini di luar jam kerja saya jadi saya tidak bisa ikut menemani. Saya akan memberikan laporannya nanti.”
“Baik Nona, tindakan anda sudah tepat, ibu dan bayinya sehat. Kalau begitu, kami permisi.” Pertugas ambulans itu bergegas pergi membawa ibu dan anak ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Tiba-tiba saja dari arah belakang, sebuah jaket hitam dipakaikan oleh seseorang untuk menutupi pakaian Yuna yang penuh dengan darah akibat membantu proses persalinan tadi. Karena ini di tengah jalan yang masih saja padat merayap, Yuna tak sempat mencari tempat untuk membersihkan diri. Ditambah lagi, bis yang tadi ia tumpangi tidak bisa beroperasi karena terlalu kotor dan harus segera dibersihkan karena pasti menimbulkan ketidaknyamanan bagi penumpang lainnya kalau bisnya tetap melanjutkan perjalanan.
Alhasil, semua penumpang dihimbau turun untuk dioper dengan bis lain yang masih dalam perjalanan kemari. Sambil menunggu bis pengganti tiba, semua orang diminta menunggu di pinggir jalan tanpa perlu membayar lagi. Sebagian ada yang sudah tidak sabar dan memilih naik taksi. Sebagian ada yang langsung memanggil gojek. Namun jalanan masih macet sehingga naik kendaraan apapun tetap sama saja.
“Terimakasih, untuk jaketnya. Bagaimana caraku mengembalikannya?” tanya Yuna pada pria bertopi hitam dan bermasker itu.
“Tidak perlu dikembalikan, untukmu saja,” jawab pria itu singkat.
Yuna cuma garuk garuk kepala tidak tahu harus berkata apa. Jaket hitam ini memang membantunya menutupi bajunya yang kotor akibat noda darah yang menempel, tapi ia yakin sekali, jaket ini juga bakal menjadi masalah besar bagi dirinya bila kakak-kakak angkatnya, Viona dan Viola tahu, ia pulang memakai jaket pria asing tak dikenal, apalagi dalam kondisi berantakan begini. Yuna, harus siap-siap jadi bulan-bulanan mereka.
“Apa yang kau pikirkan?” tanya pria asing itu ketika melihat ekspresi tak tenang Yuna.
“Tidak ada,” jawab Yuna ramah. Ia tak ingin bicara banyak pada orang asing sekalipun orang itu telah banyak membantunya dalam beberapa jam terakhir ini. Yuna benar-benar menjaga hati tunangannya untuk bersikap biasa pada setipa lekai-laki yang ia temui.
Kapan kau kembali, Yeon? Aku sudah sangat rindu … ingin bertemu denganmu, batin Yuna sambil menatap langit-langit malam.
Sedangkan pemuda yang ada di samping Yuna menatapnya tanpa henti sambil senyam-senyam sendiri. Mungkin Yuna belum tahu kalau orang yang amat sangat ia ridndukan itu sudah berdiri didekatnya. Sekali lagi, orang yang Yuna rindukan, ada disampingnya, orang itu … adalah pria bertopi dan bermasker. Pria yang sejak tadi melindungi dan mengamatinya. Pria itu adalah Yeon, tunangan Yuna sendiri.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Dwi apri
oke...
sejauh ini tertarik
2023-03-21
1
hmmm Udh gue duga klo pria asing itu si yeon
2023-02-11
1
Kastini
ternyata Yeon bikin pertemuan pertama dengan Yuna untuk mengetahui sifatny mungkin
2023-02-03
0