Raja yang masih kesal, terus menekuk wajahnya sambil melangkahkan menuju kamar utama. Kamarnya bersama sang istri, Vania.
Setibanya disana, Raja pun bergegas masuk karena ia benar-benar sudah lelah dan ingin beristirahat. Namun, betapa terkejutnya Raja saat menemukan sang istri tergeletak di lantai kamarnya dengan kondisi tak sadarkan diri.
"Vania!" pekiknya.
Dengan cepat Raja menghampiri tubuh Vania yang tergolek lemah dengan posisi tengkurap. Ia membalik tubuh wanita itu dan Raja pun kembali histeris setelah melihat mulut Vania yang masih mengeluarkan busa.
Tak jauh dari tempat Vania tergeletak, sebuah kaleng cairan pembasmi serangga teronggok dengan keadaan kosong.
"Ya Tuhan, Vania sayang! Kenapa kamu lakukan hal senekat ini!" pekik Raja sembari mengangkat tubuh wanita itu kemudian membawanya berlari keluar dari kamar tersebut menuju halaman depan.
Para penjaga keamanan yang sedang berkumpul di halaman depan kebingungan melihat kondisi Vania yang masih berada di gendongan Raja dengan kondisi memprihatinkan.
"Bawa aku ke Rumah Sakit, cepat!" titah Raja kepada salah satu sopir pribadinya.
"Baik, Tuan!"
Dengan sigap, sopir itu membukakan pintu kemudian mempersilakan Raja masuk ke dalam mobil tersebut.
"Cepat, Pak! Aku tidak ingin istriku kenapa-napa!" titahnya sambil berteriak kesal.
Pak sopir itupun segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Beruntung saat itu jalanan sedang lengang hingga mereka bisa dengan cepat tiba di Rumah Sakit.
"Bertahanlah Vania! Aku mohon," lirih Raja dengan mata berkaca-kaca menatap wajah Vania yang semakin memucat.
Setibanya di Rumah Sakit, Vania segera dibawa ke ruang IGD untuk mendapatkan pertolongan pertama.
***
"Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Raja dengan wajah kusut menatap Dokter.
"Beruntung Anda membawanya tepat waktu, Tuan Raja. Sedikit saja terlambat, mungkin nyawa Nona Vania sudah tidak bisa diselamatkan. Sekarang Tuan sudah bisa menjenguknya, tapi jangan terlalu lama. Kondisinya masih sangat lemah dan ia harus banyak beristirahat," sahut Dokter.
"Baik, Dok. Terima kasih."
Setelah mendapatkan izin dari Dokter, Raja pun bergegas menuju ruangan dimana Vania dirawat. Setibanya di ruangan itu, ia melihat sang istri sedang terbaring lemah dengan wajah yang begitu pucat.
Vania memalingkan wajahnya saat Raja datang mendekat. Air matanya kembali menetes, tetapi Vania segera menyekanya.
"Vania," lirih Raja sembari duduk di samping tempat tidur wanita itu.
"Kenapa kamu menyelamatkan aku? Bukankah lebih jika aku mati saja, jadi kamu bisa puas bersenang-senang dengan istri barumu!" ketus Vania sambil membuang muka.
Raja benar-benar merasa bersalah. Ia sadar semua terjadi karena dirinya. Vania menenggak racun serangga tersebut karena Vania putus asa melihat Raja menikah lagi dengan wanita lain. Apalagi sekarang wanita itu tinggal satu atap dengannya.
Perlahan Raja meraih tangan Vania. Wanita itu sempat menolaknya tetapi Raja sudah menggenggamnya dengan erat hingga Vania tidak bisa menarik kembali tangannya.
"Maafkan aku, Vania. Sebenarnya ada yang tidak kamu ketahui tentang pernikahanku bersama gadis itu."
Vania tersenyum sinis. "Apa? Karena gadis itu jauh lebih cantik, lebih muda dan masih perawan, begitu?"
Raja menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Bukan, Vania! Bukan itu, tetapi ada alasan lain yang membuat aku harus menikahi gadis itu. Aku menikahi gadis itu karena aku begitu membencinya, Vania! Aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya. Dia hanya gadis kampung dan bodoh, dia sama sekali bukan tipeku. Bukankah kamu tahu bahwa aku hanya mencintai dirimu, hanya kamu yang akan menjadi istriku yang sebenarnya, Vania. Ratu yang menguasai hati Rajamu ini," tutur Raja sembari mengecup punggung tangan Vania.
Vania menoleh kepada lelaki itu dengan tatapan dingin. "Benci? Jika kamu membencinya, kamu bisa sewa seseorang untuk mengerjainya, mudah 'kan? Kenapa kamu harus menikahinya, benar-benar tidak masuk akal," kesal Vania.
"Ya, kamu benar! Aku bisa saja menyewa seseorang untuk mencelakai gadis itu dan dalam hitungan detik, gadis itu akan lenyap dari muka bumi ini! Tetapi hukuman itu terlalu ringan untuknya, Vania. Aku ingin dia merasakan penderitaan yang tiada akhir. Perlahan demi perlahan, hingga gadis itu sendiri yang merasa bosan hidup di dunia ini!"
Vania menatap Raja dengan seksama dan sekarang ia sadar bahwa lelaki itu berkata jujur dan tidak ada kebohongan di matanya saat mengatakan hal itu.
"Apa yang membuat kamu membenci gadis itu?" tanya Vania penasaran.
Raja menghembuskan napas kasar. "Karena gadis itu, aku harus kehilangan kedua orang tuaku. Dialah gadis sialan yang selama ini bermain gila bersama Ayah. Dan karena dia juga, Ibu harus meregang nyawa. Apakah pantas jika aku mencintai gadis itu?" jelas Raja.
"Kamu serius, Raja? Kamu saja sekali tidak menginginkan gadis itu?" Vania mencoba meyakinkan.
"Ya, Vania sayang. Demi Tuhan, aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadap gadis itu. Malah sebaliknya, aku ingin melihat gadis itu menderita hingga akhir hayatnya," jawab Raja sambil menyunggingkan sebuah senyuman hangat kepada Vania.
"Bersumpah lah padaku, Raja. Bahwa apa yang kamu katakan ini adalah benar dan berjanjilah bahwa kamu tidak akan pernah mencintai gadis itu!" Vania menatap Raja dengan serius.
Raja meletakkan tangannya ke puncak kepala Vania. "Aku bersumpah demi Tuhan bahwa ini adalah benar dan aku berjanji padamu bahwa aku tidak akan pernah jatuh cinta pada gadis itu," ucap Raja.
Vania pun akhirnya lega. Ia merentangkan tangannya dan meminta Raja untuk segera memeluknya. Raja pun dengan senang hati memeluk wanita itu sambil tersenyum hangat.
"Aku mencintaimu, Vania! Sangat-sangat mencintaimu."
"Aku juga, Sayang. Aku sangat menyayangimu ...."
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Erny Manangkari
raja kamu jangan berjanji bahwa tidak akan jatu cinta sama farra
2023-01-17
0
Just_Emma
nie raja gimana sihasa gak bisa liat sikapnya nurmala yg mata duitan kan dari situ ketahuan.....
2022-09-15
0
Zifa Zifa
raja ntar dimakan sumpah mu sendiri tuh😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠
2022-04-30
0