Beberapa minggu kemudian.
Kondisi Aksa sudah mulai membaik walaupun ia masih belum bisa berjalan dengan kakinya sendiri. Raja benar-benar menepati janjinya bahwa ia akan memberikan perawatan yang terbaik untuk Aksa hingga bocah itu benar-benar sembuh.
"Kamu lihat, Farra! Seandainya semua ini tidak ada campur tangan dari Tuan Raja, mungkinkah Aksa bisa sembuh seperti sekarang? Kamu harusnya bersyukur karena aku sudah menjodohkan dirimu dengan lelaki yang baik, tampan dan kaya raya seperti Tuan Raja," ucap Nurmala yang sekarang sedang berbaring di sofa ruang tamu sambil bermain ponsel.
"Jadi itu benar, Kak? Kak Farra akan menikah?" tanya Aksa dengan wajah sendu menatap Farra.
Perlahan Farra menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecut menatap Aksa. "Ya, Dek. Kakak akan menikah dengan Om yang sudah menyelamatkan Aksa. Anggap saja semua ini adalah tanda balas jasa karena Om itu sudah baik kepada Aksa," jawab Farra.
"Lalu setelah Kakak menikah, bagaimana nasib Aksa? Jangan tinggalin Aksa ya, Kak," lirih bocah kecil itu.
Hati Farra begitu sakit mendengarnya. Ada sesuatu yang tidak diketahui oleh Aksa. Lelaki yang akan menikahinya tidak ingin membawa serta Aksa bersamanya.
Raja menginginkan Aksa tetap bersama Nurmala dan berjanji akan menjamin semuanya. Rumah, uang dan pendidikan Aksa akan di tanggung oleh lelaki itu.
"Ya, Dek," jawab Farra dengan susah payah menelan salivanya.
Farra segera mendorong kursi roda yang sedang di duduki oleh Aksa kemudian menuntun bocah itu masuk ke dalam kamar mereka.
Setelah membantu Aksa berbaring di atas kasur, Farra pun ikut berbaring di samping bocah itu dan memeluknya dengan erat. Sesekali ia melabuhkan kecupan hangat di puncak kepala Aksa.
"Tidurlah, Dek. Dan berdoalah kepada Tuhan agar kehidupan kita akan menjadi lebih baik lagi esok hari."
"Ya, Kak." Aksa membalas pelukan Farra kemudian mencoba memejamkan matanya.
Keesokan harinya.
Nanti malam acara pernikahan Raja dan Farra akan segera dilangsungkan. Pernikahan yang dilaksanakan secara sederhana, hanya dihadiri oleh beberapa kerabat dekat yang akan menjadi saksi di pernikahan mereka.
"Ayolah, Farra. Semangat! Malam ini kamu dan Tuan Raja akan segera menikah. Setidaknya cobalah untuk tersenyum, apa kamu akan terus memasang wajah sedih seperti itu hingga nanti malam? Tidak lucu 'kan!" gerutu Tante Nurmala.
"Farra tidak tahu apa maksud Tuan Raja menikahi Farra. Bahkan pernikahan inipun seolah sengaja disembunyikan olehnya."
"Ish, kamu itu kalau ngomong suka sembarangan! Tau dari mana kamu kalau Tuan Raja ingin menyembunyikan pernikahan kalian?" ketus Nurmala sambil membulatkan matanya.
"Entahlah, mungkin hanya perasaan Farra saja." Farra membuang napas kasar.
Tak terasa sore pun menjelang, Farra pun bersiap-siap menyambut hari spesialnya malam ini. Menjadi pengantin wanita dari seorang laki-laki yang bernama Raja. Kini gadis itu tengah di rias oleh perias pengantin yang sudah di sewa oleh Nurmala sebelumnya.
"Kak, jangan tinggalkan Aksa, ya!" lirih Aksa yang sejak tadi terus berada di samping Farra.
Entah sudah berapa kali Aksa mengatakan hal itu kepada Farra. Meminta sang Kakak untuk tidak meninggalkannya setelah menikah.
"Aksa, Kakak tidak akan pernah meninggalkanmu. Tapi, untuk beberapa hari ke depan Kakak memang harus ikut bersama Om Raja. Jadi, Aksa pinter-pinter ya sama Tante. Jangan nakal dan turuti apapun perintah Tante Nurmala," ucap Farra sambil mengelus pipi Aksa.
Wajah bocah tampan itu terlihat sedih. Matanya bahkan terlihat berkaca-kaca dan buliran bening itu hampir saja merembes dari pelupuk mata Aksa.
"Aksa 'kan anak cowok. Aksa tidak boleh nangis. Pokoknya Kakak janji, Aksa akan baik-baik saja. Percayalah sama Kak Farra, ya?"
Aksa pun menganggukkan kepalanya. Namun gurat kesedihan itu tetap terlihat di wajah mungilnya.
Sementara itu.
"Bagaimana, Ivan? Apa persiapan acara pernikahanku sudah beres?" tanya Raja.
"Ya, Tuan. Semuanya sudah beres," jawab Ivan.
"Baguslah kalau begitu," ucapnya sambil menyeringai licik.
Setelah selesai berpakaian, Raja pun segera melangkahkan kakinya menuju halaman depan, dimana mobilnya terparkir. Ivan membukakan pintu mobil tersebut dan Raja pun segera masuk.
Vania memperhatikan Raja yang kini sudah duduk dengan tenang di dalam mobilnya. Keputusan Raja untuk menikah lagi membuat Vania benar-benar putus asa.
"Aku sadar bahwa aku tidak becus menjadi istrimu, Raja. Tapi, demi Tuhan! Selama aku masih berada di rumah ini, aku akan pastikan bahwa kamu dan gadis itu tidak akan pernah bahagia! Camkan itu!" gumam Vania sembari menutup hordennya dengan kasar.
Ivan segera melajukan mobilnya menuju kediaman Nurmala karena pernikahannya malam ini akan dilaksanakan di kediaman wanita itu. Setibanya disana, Nurmala segera menyambut kedatangan Raja dan Ivan dengan wajah semringah.
Bagaimana tidak, sesuai perjanjian, Nurmala akan mendapatkan uang banyak setelah berhasil menikahkan Raja dengan gadis polos itu.
"Masuklah, Tuan Raja. Pak Penghulu serta saksi-saksi sudah berkumpul di dalam."
Raja mengedarkan pandangannya ketika memasuki bangunan sederhana tersebut. Ternyata apa yang dikatakan oleh Nurmala memang benar. Orang-orang sudah berkumpul dan tinggal mengunggu sang mempelai wanita keluar dari kamarnya.
"Silakan duduk, Tuan."
Raja pun duduk tepat di hadapan Pak Penghulu yang akan menikahkan dirinya dengan Farra malam ini. Tidak berselang lama, Farra pun tiba di ruangan itu. Gadis itu terlihat sangat cantik dengan kebaya pengantin yang melekat erat di tubuhnya.
"Farra, Farra ... kamu sangat cantik tapi sayangnya hatimu tidak secantik wajahmu," gumam Raja.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Erny Manangkari
raja penilaianmu tentan farra salah,Farra tidak selicij yang kamu kira
2023-01-17
0
Zifa Zifa
raja bolot harus nya nurmala yg di hukum bukan farra😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2022-04-30
1
Rosna Sari
gak kebalik pak ....kamu itu tampan tapi hati kamu bosok.....
2022-04-16
0