"Aksa, cepat! Nanti kita terlambat," ucap Farra kepada Aksa yang sedang mengenakan tas ranselnya.
"Ya, Kak."
Setelah berhasil memasang tas ranselnya, Aksa pun segera berlari menuju Farra yang sedang menunggu kedatangannya di teras rumah.
Aksa tersenyum hangat kemudian meraih tangan Farra untuk dia pegang. Sedangkan tangan Farra satunya, digunakan gadis itu untuk menjinjing keranjang kue yang akan ia jajakan pagi ini.
Farra menuntun Aksa menyusuri jalan. Sambil melangkahkan kakinya, Aksa terus berdendang ria, menyanyikan lagu anak-anak yang ia pelajari dari sekolah.
"Kak, moga hari ini kue Kakak laku banyak ya, biar bisa beli ayam goreng seperti yang dibeli sama Tante Nurmala," oceh Aksa sambil tersenyum lebar menatap Farra.
Hati Farra kembali tercubit. Ternyata bocah kecil itu masih ingat akan ayam goreng yang disantap oleh Tante Nurmala kemarin. Dengan mata berkaca-kaca, Farra menganggukkan kepalanya.
"Ya, Dek. Doain Kakak ya, biar bisa belikan ayam goreng untuk Aksa," jawab Farra.
Tidak berselang lama, Farra tiba di depan sekolah Aksa.
"Aksa, ingat--" Belum habis Farra mengucapkan hal itu, Aksa sudah memotong ucapannya.
"Jangan pulang sebelum Kak Farra menjemput," sela Aksa sambil tersenyum lebar.
"Yap, kamu pinter!"
"Aksa hapal, Kak. Setiap hari Kakak selalu mengingatkan hal itu kepada Aksa," jawab bocah kecil tersebut.
"Ya, sudah. Cepat masuk, gih."
"Ya, Kak Farra. Dah!"
Aksa melambaikan tangan sembari berlari kecil memasuki gerbang sekolahnya. Setelah memastikan bahwa sang Adik sudah masuk ke dalam kelas, Farra pun kembali melanjutkan langkahnya menuju tempat dimana Farra biasa menjajakan kue-kue buatannya.
Hanya menempuh perjalanan sekitar 15 menit, Farra pun tiba di tempat yang di tuju. Gadis itu segera menggelar lapaknya. Sebuah meja kecil yang terbuat dari kayu untuk meletakkan kue-kuenya serta kursi yang juga sama, terbuat dari kayu yang ia gunakan untuk duduk sembari menjaga barang dagangannya nanti.
Farra tidak sendiri, masih ada 3-4 orang yang menjajakan barang dagangan mereka di tempat itu. Hanya saja, Farra lah gadis paling muda dan yang paling banyak mencuri perhatian orang-orang sekitar.
Tanpa sepengetahuan Farra, Raja dan sang Assisten, Ivan, memperhatikan dirinya dari kejauhan. Beberapa kali Raja menyeringai licik saat menatap Farra.
"Bantu aku mendapatkan gadis itu, Ivan. Aku berjanji akan memberikan bonus yang besar jika kamu berhasil mendapatkan gadis itu untukku."
"Baik, Tuan."
Jauh di lubuk hati Ivan yang paling dalam, terbesit rasa iba kepada gadis itu. Gadis yatim piatu yang kini menjadi tulang punggung untuk dirinya sendiri dan juga adiknya yang masih kecil.
"Hampiri gadis itu, Van. Aku ingin melihatnya lebih dekat lagi," titah Raja.
Setelah mendapatkan titah dari sang Raja, Ivan pun segera mendekatkan mobilnya ke lapak Farra.
"Beli kuenya dan berikan uang ini," ucap Raja sembari menyerahkan selembar uang kertas berwarna merah kepada Ivan.
Ivan meraih uang yang diberikan oleh Raja sambil menganggukkan kepalanya pelan. "Baik, Tuan."
Gadis itu tersenyum hangat ketika mobil yang ditumpangi oleh Raja mendekati lapaknya. Besar harapan Farra agar sang pemilik mobil sudi membeli barang dagangannya. Berharap hari ini ia bisa membelikan ayam goreng untuk Aksa, adiknya.
"Selamat pagi, Tuan. Mau beli kue?" sapa Farra sambil tersenyum manis ketika Ivan membuka kaca pintu mobilnya.
Ivan membalas senyuman Farra seraya menyerahkan selembar uang kertas yang tadi diberikan oleh Raja kepadanya.
"Aku ingin beli kuenya 10 biji. Bungkus, ya."
"Baik, Tuan."
Dengan wajah semringah, Farra memasukkan kue pesanan Ivan ke dalam kantong kresek. Setelah semuanya siap, Farra pun segera menyerahkannya kepada Ivan sembari menyambut uang kertas berwarna merah tersebut.
"Wah, Tuan. Uangnya besar sekali, saya masih belum punya kembaliannya," lirih Farra.
"Ambil saja kembaliannya untukmu," sahut Ivan sambil membalas senyuman manis Farra.
"Benarkah?" Farra terperanjat. "tapi ... kembaliannya banyak sekali, Tuan," ucap Farra dengan mata berkaca-kaca.
"Tidak apa, ambil saja. Anggap saja itu rejekimu. Jangan ditolak, ya," sahut Ivan sambil tersenyum hangat.
Farra menangkupkan kedua tangannya ke dada sambil mengucapkan terimakasih kepada Ivan.
"Terima kasih, Tuan. Semoga rejeki Anda berlimpah."
"Amin. Sama-sama."
Ivan menutup kembali kaca mobilnya dan kembali melajukan mobilnya. Raja yang sejak tadi memperhatikan kecantikan Farra pun kembali menyeringai.
"Kamu lihat dia, Ivan? Aktingnya benar-benar sangat memukau. Jika seandainya aku tidak tahu siapa dia, mungkin aku akan terpesona dibuatnya. Beruntung aku tahu siapa dirinya dengan begitu aku tidak akan menjadi bodoh seperti Ayahku yang tergila-gila kepada gadis sialan itu," tutur Raja.
Ivan hanya diam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ivan hanya bisa berharap semoga Raja sadar bahwa apa yang ada di dalam pikirannya selama ini adalah salah.
Farra bukanlah gadis nakal yang sudah menggoda Tuan Hendrik hingga lelaki tua itu jatuh hati padanya. Namun, Tuan Hendrik sendirilah yang tergila-gila pada sosok Farra karena kecantikan dan kepolosan gadis itu.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Sinaga wulan
Puji Tuhan akhir aksa bisa makan ayam goreng 😭😭😭😭 makasih tuan raja yg kejam dan tuan ivan 😋😋😋😋😋😍😍😍😍😍
2023-01-27
0
Erny Manangkari
kasihan kamu Farah dijadikan balasdendam
2023-01-16
0
✨️ɛ.
orang yg dendam hatinya udah ketutup. mo dijelasin segimana pun juga bakal tetap kepala batu.
2022-06-12
0