"Sialan! Kenapa dia pergi begitu saja?! Hah, beruntung uang mahar sudah berada di tanganku!" gumam Nurmala dengan seringai liciknya.
Nurmala nampak sangat kesal. Apalagi semua orang di ruangan itu mulai bertanya-tanya padanya, kenapa Tuan Hendrik tiba-tiba saja pergi. Dengan nada ketus, Nurmala menjawab pertanyaan mereka kemudian melenggang pergi meninggalkan tempat itu.
Setelah semua orang pergi, Farra pun meninggalkan tempat itu sambil menundukkan kepalanya. Ia tidak tahu apakah harus senang, atau harus bersedih sekarang ini. Senang karena akhirnya ia gagal menikah dan sedih, karena ia yakin sekali semua orang akan mengatakan hal-hal buruk tentang dirinya.
Sementara itu.
Tuan Hendrik frustrasi, ia mengacak-acak rambutnya dan terus mengeluarkan kata-kata kasar sembari memukul kemudinya.
"Sial! Bagaimana bisa Jayda tahu tentang pernikahan ini? Padahal aku sudah mencoba menutupinya serapih mungkin!" gumam Tuan Hendrik.
"Ya ampun, Farra! Aku bahkan meninggalkan gadis itu tanpa permisi! Bodohnya aku!!!" lanjutnya.
Saking paniknya, Tuan Hendrik tidak sadar bahwa kecepatan mobilnya sudah melebihi batas kecepatan yang disarankan. Kemalangan masih berpihak pada lelaki tua tersebut, di saat mobilnya masih melaju dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba saja ban mobilnya meletus. Tuan Hendrik terkejut bukan main, ia panik dan membanting setirnya dengan cepat ke arah kiri.
Braaakkkk!!!
Kecelakaan pun tak bisa dihindarkan. Mobil Tuan Hendrik menghantam pembatas jalan dengan keras kemudian terguling-guling dan beberapa kali terhempas ke aspal. Tubuh Tuan Hendrik bahkan terpental hingga 30 meter jauhnya.
Tuan Hendrik menghembuskan napas terakhirnya di tempat itu juga. Ia meninggal dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
Lelaki yang tadi memberitahu tentang keadaan istri Tuan Hendrik pun shok. Kejadian mengerikan itu terjadi tepat di hadapan mata kepalanya. Beruntung dia membawa mobil sendiri, jika seandainya ia ikut bersama mobil Tuan Hendrik, mungkin nasibnya pun sama seperti lelaki tua itu.
"Tuan Hendrik ..." lirih lelaki itu sambil meneteskan air matanya.
Ia segera menghubungi Raja Arka Sanjaya, 28 tahun, anak laki-laki semata wayang Tuan Hendrik bersama Nyonya Jayda Almira 55 tahun.
Raja yang masih mengkhawatirkan keadaan Ibunya, dikejutkan dengan kabar kematian sang Ayah yang begitu tiba-tiba. Ia benar-benar frustrasi setelah mendengar kabar tersebut.
"Ivan, jangan main-main padaku!" hardik Raja kepada Asistennya yang bernama Ivan tersebut. Lelaki yang tadi di perintahkan oleh Raja untuk menjemput Tuan Hendrik.
"Maafkan saya, Tuan. Tetapi saya tidak sedang main-main. Tuan Hendrik sudah di bawa oleh ambulance ke Rumah Sakit dan saya sedang mengikutinya dari belakang," tutur Ivan dengan wajah sedih.
Ya, Tuhan!"
Raja memutus panggilan Ivan. Ia terisak di ruangan itu sambil menatap sedih ke dalam ruangan dimana sang Ibu masih dalam kondisi kritis.
Sebenarnya Nyonya Jayda memang sudah lama mengidap penyakit jantung dan rencananya ia akan melakukan operasi transplantasi jantung setelah mendapatkan pendonor yang tepat. Namun, sayang takdir berkata lain. Sekarang wanita itu sedang berjuang mempertahankan hidup dengan berbagai peralatan medis yang menempel di tubuhnya.
"Bertahanlah, Ibu! Bertahanlah demi Raja."
Tidak berselang lama, mobil ambulance yang mengangkut tubuh Tuan Hendrik pun tiba, para tenaga medis pun segera membawanya.
Ivan yang baru saja tiba di Rumah Sakit itu segera menghampiri Bossnya, Raja Arka Sanjaya, pewaris tunggal dari seluruh harta kekayaan Tuan Hendrik. Dengan wajah kusut, Ivan menghampiri lelaki menyedihkan yang sedang menatap ruangan Ibunya dari balik kaca.
"Tuan Raja," panggil Ivan.
"Kenapa nasibku seperti ini, Van? Di saat Ibuku masih berjuang antara hidup dan mati, sekarang Ayahku sudah pergi mendahului kami," lirih Raja sambil terisak.
"Yang sabar ya, Tuan."
Ivan menepuk pundak Raja sebagai dukungannya terhadap lelaki itu dan berharap Bossnya tersebut bisa sedikit lebih tenang.
Di saat Raja masih terisak, tiba-tiba saja dari dalam ruangan Nyonya Jayda terdengar suara berisik. Raja dan Ivan sontak menoleh dan ternyata benar. Nyonya Jayda mengalami kejang-kejang di dalam ruangan itu.
Raja semakin panik, ia bergegas masuk ke dalam ruangan itu sedangkan Ivan pergi memanggil Dokter yang bertugas merawat Nyonya Jayda.
"Dokter, cepat! Sesuatu sedang terjadi pada Nyonya Jayda!"
"Baik, kami akan segera ke sana!"
Dokter pun segera berlari menuju ruangan Nyonya Jayda bersama beberapa perawat. Namun, ketika Dokter tiba di ruangan itu, Nyonya Jayda sudah tidak bernyawa. Raja menangis histeris di samping tempat tidur sang Ibu. Ia tidak percaya dalam waktu sesingkat ini, ia kehilangan kedua orang tuanya.
Hari itu kedua orang tua Raja dimakamkan secara bersamaan dalam satu lubang yang sama. Kematian mereka yang begitu tiba-tiba, membuat Raja bagai patah arang.
"Ini semua gara-gara wanita sialan itu! Seandainya ia tidak hadir di kehidupan kami, mungkin kedua orang tuaku masih hidup hingga saat ini," hardik Raja dengan air mata yang masih bercucuran, di depan makam kedua orang tuanya.
"Cari tahu siapa wanita yang menjadi penyebab kematian kedua orang tuaku, Ivan! Akan kubalas kematian mereka dengan siksaan yang pedih, yang tidak akan pernah ia bayangkan selama hidupnya!" titah Raja dengan wajah memerah.
"Baik, Tuan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Riska Rahmawati
bokap lu yg puber lagi
2023-05-21
0
Embunembun
kasian Fara di salahkan 🤦🤦🤦
2022-08-28
0
✨️ɛ.
ntar bucin baru tau rasa lau..
2022-06-12
0