"Tidak, aku tidak akan pernah menyetujuinya, Raja! Kamu adalah milikku, hanya milikku dan aku tidak akan pernah mau berbagi suami kepada wanita manapun!" kesal Vania dengan ari mata yang terus mengucur deras dari kedua sudut matanya.
"Aku tidak sedang meminta pendapat padamu, Vania. Ini adalah keputusanku dan kamu tidak bisa menolaknya," sahut Raja sambil memperhatikan wajah Vania yang terlihat sangat kesal.
"Aku tidak rela, Raja! Aku tidak rela!" teriaknya.
Raja menyeringai licik. Ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi sambil terus memperhatikan istri cantiknya itu.
"Baiklah. Aku menawarkan dua pilihan untukmu, Vania. Sekarang kamu pilih, aku menikah lagi atau kamu lepaskan kariermu dan jadilah Istri yang baik dan menurut padaku. Bagaimana?"
Vania membulatkan mata dengan sempurna. Ia tidak bisa memilih salah satu dari kedua pilihan yang ditawarkan oleh Raja kepadanya. Ia tidak ingin Raja menikah lagi atau pun melepaskan kariernya sebagai model terkenal.
"Bagaimana, Vania?"
Raja kembali mempertanyakan hal itu karena masih tak ada jawaban yang keluar dari bibir indah Vania.
"Aku tidak bisa memilih salah satu dari kedua pilihan itu, Raja. Karena kamu dan karierku adalah dua hal yang paling penting dalam hidupku. Bukankah kamu sudah tahu akan hal itu," ucap Vania sambil terisak.
Raja menghembuskan napas berat kemudian bangkit dari tempat duduknya.
"Sebaiknya kamu pikirkan lagi, Vania. Aku tunggu jawabanmu nanti sore. Jika kamu tetap tidak bisa memilihnya, maka aku yang akan menentukan pilihanmu," jawabnya acuh tak acuh.
"Ta-tapi--"
Belum habis Vania berucap, Raja sudah melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu bersama Ivan di belakangnya.
Vania merasa sangat kesal, ia menghaburkan semua benda yang tersusun rapi di atas meja makan sambil berteriak-teriak seperti orang gila.
"Aarrhggg!!!"
Prankkk!!!
Gelas, piring dan berbagai peralatan makan jatuh berserakan di lantai ruangan itu. Pecahan kaca pun menghambur bersama makanan dan minuman yang tertata di atas meja.
Jangankan peduli, Raja malah membiarkan Vania mengamuk di ruangan itu. Ia segera masuk ke dalam mobil setelah Ivan membukakan pintu mobil untuknya.
Raja mengembuskan napas berat. Ia membuang pandangannya ke arah luar dengan tatapan kosong.
"Rasa cintaku terlalu besar untuk Vania. Rasa ini pula yang membuat aku tidak bisa berkata 'Tidak' kepadanya. Hari ini aku ingin mencoba tegas agar aku tidak selamanya berada di bawah perintah wanita itu."
"Anda benar, Tuan. Bersikap tegas itu memang kadang sangat dibutuhkan," sahut Ivan yang masih fokus pada setir mobilnya.
"Oh ya, Ivan. Hari ini aku ingin mengunjungi kediaman gadis itu. Tolong kamu atur jadwalku," titah Raja yang masih menatap ke arah luar dengan tatapan nanar.
"Baik, Tuan."
"Aku ingin mencoba melamar gadis itu dan aku tidak akan berhenti sampai aku benar-benar mendapatkannya. Dan soal Vania, aku yakin dia pasti akan mengerti karena tujuanku menikahi gadis itu hanya untuk membalaskan dendamku," lanjut Raja sambil tersenyum tipis.
. . .
"Syukurlah, kue-kueku terjual habis lagi hari ini," ucap Farra sambil membereskan lapak jualannya.
"Wah, Farra. Beberapa hari ini kue-kuemu laku keras, ya. Kamu pulang duluan terus dan meninggalkan kami disini," goda Ibu-Ibu yang berjualan di sebelah lapaknya.
Farra tersenyum sembari meraih keranjang kue miliknya. "Ya, Bu. Mungkin ini rejeki untuk adik Farra," sahut Farra dengan wajah semringah.
"Farra duluan ya, Bu. Dah!"
"Ya, hati-hati di jalan ya, Farra."
Farra kembali melangkahkan kakinya menuju sekolah Aksa dan berharap Adik lelakinya itu masih menunggu kedatangannya. Setibanya di tempat itu, ternyata jam pelajaran Aksa sudah selesai dan semua teman-teman Aksa sudah pulang. Hanya Aksa yang masih berada disana sambil menunggu kedatangan Farra.
Dengan langkah cepat, Farra menghampiri gerbang sekolah Aksa kemudian meminta izin kepada satpam yang masih berjaga di tempat itu.
"Aksa, sini!" panggil Farra.
Aksa pun segera bangkit dari tempat duduknya kemudian berlari kecil menyusul Farra.
"Kak Farra!"
Aksa memeluk Farra kemudian gadis itupun menuntun sang Adik sama seperti biasanya menuju kediaman Tante Nurmala.
"Kak, lihat! Ada mobil keren di depan rumah Tante Mala! Mobilnya siapa ya, Kak?"
"Entahlah, Dek. Kak Farra juga tidak tahu."
Aksa menunjuk sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilap yang sedang terparkir rapi di halaman depan rumah Tante Nurmala. Jantung Farra tiba-tiba saja berdetak dengan cepat ketika melihat mobil tersebut.
Bayangannya tentang sosok Tuan Hendrik Arka Sanjaya kembali terlintas di pikirannya. Sama seperti sekarang, mobil milik lelaki tua itu juga pernah terparkir disana.
Hal itu membuat Farra sedikit ketakutan. Ia tidak ingin kejadian dulu terulang lagi. Dimana ia dipaksa menikah dengan seseorang yang sama sekali tidak pernah ia kenal. Dan yang lebih parahnya lagi, lelaki itu sudah beristri.
Perlahan Farra memasuki ruangan itu. Ia melihat dua orang laki-laki mengenakan setelan jas berwarna hitam sedang duduk di sofa bersama Tante Nurmala. Wajah Tante Nurmala nampak semringah menyambut dua tamu istimewanya.
Rasa trauma yang dirasakan oleh Farra membuat ia tidak ingin menoleh sedikitpun kepada kedua lelaki itu. Farra tidak ingin tahu siapa dan apa tujuan lelaki itu bertamu ke kediaman Tante Nurmala.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Erny Manangkari
mulai disini penderitaan farra setelah dinikahi raja
2023-01-17
0
Zifa Zifa
hidup farra penuh derita🙉🙉🙉🙉🙉🙉🙉🙉🙉🙉🙉🙉🙉🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈
2022-04-10
1
kɑyʆɑ ɳɑtɦɑɳiɑ ɦuwɑiɗɑ
maha raja oh maha raja
2022-01-06
2