"Apa! Tuan Hendrik meninggal dunia?" pekik Nurmala ketika salah seorang temannya memberi tahu tentang kematian Tuan Hendrik kepadanya via telepon.
"Jangan bercanda kamu! Kamu pasti salah orang ini," lanjut Nurmala.
"Ya ampun, Mala! Beritanya sudah viral di media sosial, coba deh kamu cek. Benar atau tidak? Tuan Hendrik tewas dalam kecelakaan mobil ketika ia di perjalanan menuju Rumah Sakit."
"Ya, Tuhan ... jadi itu benar? Itu artinya keponakanku benar-benar gagal menikah. Beruntung duit yang seratus juta itu sudah berada di tanganku, jadi aku masih bisa menikmatinya," ucap Nurmala sambil menyeringai licik.
"Hhhh, teraktir kita-kita napa! Eh, kamu tau tidak? Kemarin itu Tuan Hendrik meninggal secara bersamaan dengan sang Istri. Menurut rumor sih, Istri Tuan Hendrik meninggal akibat serangan jantung. Ia sangat terkejut setelah mendengar bahwa Suaminya akan menikah lagi. Mana dengan daun muda pula!" lanjut wanita itu dari seberang telepon.
"Benarkah? Wah, bagus donk!" jawab Nurmala sambil tertawa lepas.
"Bahagia di atas penderitaan orang kamu ini, Mala!"
"Biarlah, aku sudah tidak peduli. Yang penting sekarang aku senang. Aku punya duit banyak dan bisa aku pergunakan untuk menyambung hidup dan berpesta-pesta!" seru Nurmala.
"Ya, sudah. Aku cuma ingin kasih tau kamu berita itu saja. Tapi ... jangan lupa traktir kami, ok!"
"Ok, ok, baiklah!"
Nurmala memutuskan panggilan tersebut kemudian melanjutkan makan siangnya. Wanita itu tengah asik menikmati makan siang dengan berbagai makanan enak yang baru saja ia beli dengan menggunakan uang mahar milik Tuan Hendrik. Makanan itu tersusun rapi di atas meja makan dan tinggal santap saja.
Aksa Dwi Anggara, 5 tahun. Adik laki-laki Farra, sejak tadi memperhatikan Nurmala yang sedang asik menggigit ayam goreng yang begitu menggodanya. Beberapa kali anak kecil itu menelan ludahnya dengan kedua mata yang masih tertuju pada ayam goreng tersebut.
Bagi Farra dan Aksa, makanan itu sangat mewah bagi mereka. Hanya ketika ada acara hajatan, mereka dapat menikmati hidangan mewah seperti itu.
"Apa kamu lihat-lihat?" ketus Nurmala kepada Aksa.
Aksa ketakutan ketika Nurmala berkata seperti itu. Ia segera berlari menghampiri Farra yang sedang mencuci piring kotor. Melihat Adiknya berlari menghampirinya, Farra segera mencuci tangannya dan menyambut anak kecil itu.
"Kak Farra, nanti jika kita punya uang banyak, kita beli ayam goreng seperti itu, ya?" bisik Aksa di samping telinga Farra.
Mata Farra berkaca-kaca. Dadanya terasa sesak ketika Adiknya berkata seperti itu. Namun, sebisa mungkin Farra tidak akan menampakkan kesedihannya kepada Aksa. Farra menyunggingkan sebuah senyuman walaupun sebenarnya hatinya menangis saat itu.
"Ya, nanti Kakak belikan. Aksa yang sabar ya, dan terus doakan Kakak biar kue-kue Kakak laku banyak," jawab Farra.
"Yeee! Ayam goreng," ucap Aksa kegirangan sambil menciumi wajah Farra.
"Heh, Farra! Apa kamu sudah tahu, Tuan Hendrik tadi malam mengalami kecelakaan hebat dan dia menghembuskan napas terakhirnya akibat kecelakaan itu," sela Nurmala tanpa menoleh sedikitpun kepada gadis itu.
"Benarkah?" Farra begitu terkejut mendengarnya.
"Ya! Sekarang nasibmu sial lagi, Farra. Kesempatan menikah dengan sosok seperti Tuan Hendrik tidak datang dua kali. Dan setelah ini, palingan kamu bakal menikah sama tukang becak, buruh bangunan, sama seperti gadis lainnya di kampung ini. Menyedihkan!" hardik Nurmala sambil terus menguyah makanannya.
Farra sedih bukan karena gagal menikah dengan lelaki kaya raya tersebut. Namun, ia sedih karena ia tidak menyangka bahwa tadi malam adalah hari terakhirnya bertemu dengan lelaki itu.
"Usia memang tidak bisa ditebak. Semoga saja Tuan Hendrik tenang disana," gumam Farra.
"Ya, sama seperti kesialanmu yang juga tidak bisa ditebak!" jawab Nurmala ketus.
Keesokan harinya.
"Bagaimana, Van? Apa kamu sudah mendapatkan informasi tentang wanita sialan itu?" tanya Raja kepada Asistennya, Ivan.
"Ya, Tuan."
Ivan mengambil sebuah amplop besar berwarna coklat yang di dalamnya berisi informasi tentang data diri Farra. Ivan menyerahkannya kepada Raja dan membiarkan lelaki itu membuka amplop tersebut.
Setelah amplop itu terbuka, Raja meraih selembar berkas kemudian membacanya dengan seksama. Lelaki dingin itu menyeringai dan Ivan pun tahu bahwa lelaki itu memiliki niat yang tidak baik untuk gadis yatim piatu tersebut.
"Zhafarra Maidha, nama yang bagus. Dia juga cantik, pantas saja Ayahku tergila-gila padanya. Tapi aku yakin, wanita ini tidak lebih dari seorang jalaang yang hanya menginginkan kekayaan Ayahku. Kita lihat saja, Zhafarra Maidha. Aku akan buat dirimu jatuh ke dalam genggamanku dan tunduk dengan semua perintahku!" seringainya sambil memperhatikan wajah cantik Farra dari selembar foto yang ia dapatkan dari Assistennya itu.
Wajah Ivan terlihat cemas ketika menyaksikan seringaian licik Raja. Ia tahu bagaimana sifat lelaki dingin itu, kejam dan tidak berperasaan. Raja juga memiliki sifat pendendam. Ia tidak peduli baik itu laki-laki maupun perempuan, jika sudah berani membuat hatinya tersentil, maka bersiaplah mendapatkan balasan sepuluh kali lipat dari apa yang dia rasakan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Erny Manangkari
kasihan kamu Fara .yang serakah bukan Farrah tapi Tante ya
2023-01-16
0
Nanik Lestari
Asistennya bodoh, menyelidiki hanya sebatas foto sama nama tanpa tahu sebabnya. Bapaknya yang doyan kawin orang lain yg disalahin
2022-08-24
0
Zifa Zifa
kasian farra ngak tau apa2 tapi harus menderita😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2022-04-09
1