Setibanya di kamar, Farra duduk di tepian kasur lusuhnya sambil menatap sang Adik yang masih tertidur pulas. Ia mengusap puncak kepala Aksa kemudian mengecupnya.
Ucapan yang dilontarkan oleh Nurmala barusan membuat Farra teringat kenangan masa lalunya. Lima tahun yang lalu, dimana sang Ibu meninggal dunia setelah melahirkan Aksa, Farra dan adik bayinya diserahkan kepada Nurmala.
Nurmala adalah satu-satunya kerabat terdekat yang dimiliki oleh Farra dan Aksa saat itu. Nurmala adalah istri dari Pak Ferdy, kakak kandung dari Ibunda Farra yang juga sudah meninggal dunia beberapa tahun sebelum Ibunda Farra.
Farra membuang napas berat dan mencoba ikhlas dengan apa yang sudah terjadi. Biar bagaimanapun, Nurmala adalah wanita yang sudah berbaik hati, yang bersedia menerima dia dan juga adiknya.
Perlahan Farra menyeka air mata yang masih mengucur di kedua pipinya. Perhatian gadis cantik itu kembali tertuju pada celengan plastik yang masih ia pegang. Ia membuka lakban yang menutupi lubang di bagian bawah celengan tersebut, kemudian mengeluarkan semua uang yang masih tersisa di dalam sana.
Farra menghamburkan sisa-sisa uang itu di samping kasur lusuhnya. Farra menatap sedih pada lembaran-lembaran uang tersebut. Ia bingung, kemana lagi ia harus mencari uang untuk biaya masuk sekolah Aksa yang hanya tinggal beberapa bulan lagi.
Ia mulai meraih lembaran-lembaran uang tersebut dan beruntung Farra masih bisa membayarkan uang bulanan sekolah Aksa yang tertunggak selama dua bulan.
"Paling tidak aku masih bisa membayarkan uang bulanan Aksa. Soal biaya masuk sekolahnya nanti, semoga saja Tuhan memberikan kami rejeki lebih dan aku bisa mengumpulkannya sedikit demi sedikit."
Farra menyimpan uang tersebut ke bawah kasur, kemudian ia pun mulai membaringkan tubuh lelahnya dan mencoba tidur.
Sementara itu di kediaman mewah Raja.
"Vania, kamu mau kemana lagi?" tanya Raja pada seorang wanita cantik yang baru genap berusia 25 tahun.
Seorang model papan atas yang namanya semakin melambung tinggi setelah menikah dengan seorang Raja Arka Sanjaya. Kariernya yang meroket tersebut tentu saja karena adanya campur tangan seorang Raja.
"Masih ada pekerjaan yang belum aku selesaikan, Sayang dan aku harus berangkat lagi," ucapnya sambil memoles bibir seksinya dengan lipstik berwarna maroon, selaras dengan dress yang sedang ia kenakan.
Raja menghampiri Vania kemudian menatap bayangan wanita itu dari dalam cermin.
"Sebenarnya apa yang kamu kejar dari kariermu, Vania? Apakah kekayaan yang aku miliki tidak cukup banyak? Uang yang kamu hasilkan dari melenggak-lenggok di depan kamera sambil berpelukan dengan teman seprofesimu, hanya secuil ujung kuku-ku saja," ucap Raja dengan wajah dingin menatap Vania, wanita yang sudah dua tahun ini sah menjadi istrinya.
"Oh ayolah, Sayang! Jangan berkata seperti itu. Bukankah sebelum menikah kamu sudah berjanji bahwa kamu akan selalu mendukung karierku? Ini bukan masalah uang, Raja. Inilah duniaku, aku mencintai karierku dan aku harap kamu bisa mengerti," lirih Vania yang kini berdiri tepat di hadapan Raja sembari mengalungkan tangannya ke tengkuk lelaki dingin itu.
Raja menepis kedua tangan Vania yang melingkar di tengkuknya kemudian menjauhi wanita itu.
"Terserah padamu," ucapnya acuh tak acuh.
Vania kembali menghampiri lelaki itu dan mencoba membujuknya. Ia memeluk Raja dari belakang sambil berbicara dengan gayanya yang manja.
"Jangan marah dong, Sayang. Aku berjanji akan pulang cepat malam ini."
Raja pun menghembuskan napas berat kemudian berbalik dan membalas pelukan Vania, wanita yang sudah berhasil menguasai hatinya.
"Baiklah, tapi berjanjilah padaku bahwa kamu akan pulang cepat."
"Ya, aku berjanji!"
Vania melabuhkan sebuah ciuman hangatnya di bibir Raja dan Raja pun segera membalasnya. Untuk sesaat pasangan itu terhanyut dalam ciuman liar mereka. Hingga akhirnya Vania melerai dan menyudahi pelukan serta ciuman panas mereka.
"Sudah dulu ya, Sayang. I love you," ucap Vania sembari meraih tasnya kemudian melangkah pergi keluar dari kamar mereka.
"Love you too, Vania."
Kini Raja kembali menyendiri dalam kamar mewah dan super besar itu. Ia menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur berukuran King Size sambil menatap langit-langit kamar.
Tiba-tiba saja terlintas senyuman manis seorang Farra di dalam ingatannya dan hal itu membuat ia kesal. Wajah dinginnya kini terlihat memerah.
"Tunggu saja tanggal mainnya, Farra. Aku akan buat dirimu menderita seumur hidup!" gumam Raja sambil menyeringai licik.
Raja membenarkan posisi tubuhnya dan setelah merasa lebih nyaman, ia pun mencoba memejamkan mata. Namun, di saat ia hampir terlarut di alam mimpi, tiba-tiba saja bayangan menyakitkan itu kembali terlintas di kepalanya. Di mana Ayah dan Ibunya meninggal dalam waktu yang hampir bersamaan.
Mata Raja yang tadinya mulai mengantuk, kini terbuka lebar. Mata indah itu terlihat berkaca-kaca. Rasa sakit itu kembali menguasai hatinya.
"Cukup! Aku harus mendapatkan gadis sialan itu secepatnya! Selama aku tidak bisa membalaskan rasa sakit hatiku kepada gadis itu, selama itu pula hidupku tidak akan pernah tenang dibuatnya."
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Erny Manangkari
ternyata raja sudah punya istri kira,in Masi lajang
2023-01-17
0
Zifa Zifa
ujung nya ntar istri nya selingkuh tuh🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙊🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄
2022-04-10
1
Siti Pasriah
Jangan2 Vania punya PIL di luar sana...secara punya suami mapan masih aja sibuk kerja ...apa sih yg d cari Vania?
2022-03-04
1