Terimakasih masih ngikutin cerita ini, saat ini. Steve yang bertugas sebagai ketua panitia penasaran dengan mempelai pria karena dia sudah tahu track record Shinta anak boss nya
Biar ga penasaran kita langsung baca bab berikutnya yok
---------------
Flasback on
Sebenernya siapa sih pangerannya Shinta, pikir Steve. Apa salah satu pemuas nafsunya ya? Karena Steve mendengar rumor, Shinta adalah hypersex. Itu sudah menjadi rahasia umum di kalangan para lelaki di kantor itu baik yang bujangan maupun yang sudah beristri. Rumor di mulai saat kantor mengadakan family gathering di puncak saat tutup tahun lalu. Acara 3 hari 2 malam yang melibatkan semua pegawai dan keluarganya menjadi hangat karena bocornya rahasia Shinta yang tak pernah bosan bercinta dengan siapapun yang bisa memuaskannya.
“Saya koq dari tadi susah yang nemuin Fadly? Dia penanggung jawab acara hari ini kan?” Steve bertanya pada Ramlan yang bertugas menjadi penanggung jawab hari kedua besok. Saat ini rombongan baru mulai berdatangan memasuki area resort yang akan di jadikan lokasi family gathering kali ini, dia melihat data pembagian kamar serta mengecek kesiapan makan siang juga.
“Maaf Pak, Fadly di pakai ama mbak Shinta,” Ramlan menjawab ragu-ragu.
“Maksud kamu di pakai tu apa? Apa Shinta sudah datang hari ini? Bukankah keluarganya baru akan datang besok?” Steve bingung mendapat keterangan dari Ramlan.
“Maaf pak … maaf,” Ramlan makin bingung menjawab desakan atasannya itu.
“Jelaskan pada saya secara lengkap, atau kamu akan saya beri SP 1!” ancam Steve pada staffnya itu.
“Tapi mohon, nama saya jangan di seret-seret pak. Saya kerja untuk menghidupi adik-adik saya dan ibu saya,” mohon Ramlan.
“Kamu terlalu bertele-tele, cepat jelaskan!” suara Steve mulai meninggi walau tidak membentak.
Dengan lancang Ramlan menarik tangan Steve agar sedikit menjauh dari ruang cattering. Lalu dia menceritakan bahwa Shinta datang lebih dulu dari rombongan pertama. Saat itu baru ada panitia yang memang sudah menginap sejak semalam. Dia meminta kamarnya dan meminta Fadly memenuhi kebutuhannya.
“Kamu jangan menuduh seperti itu, bagaimana kalian bisa tau dia meminta Fadly memenuhi kebutuhannya? Kalau salah info kita bisa di PHK,” sanggah Steve.
“Selain Fadly, ada yang sudah pernah di minta pak, sering bila mbak Shinta ke kantor, dia akan menarik seseorang untuk bermain singkat di toilet kantor. Sehingga kami sudah tau penyakit mbak Shinta. Sekarang kita cek saja di kamar mbak Shinta pak,” ajak Ramlan.
Steve bingung! Di satu sisi dia tidak ingin mengganggu privacy orang, lebih-lebih anak pemilik perusahaan. Tapi di sisi lain dia membutuhkan Fadly, karena Fadly lah penanggung jawab kegiatan hari ini. Dan saat ini para peserta mulai berdatangan, sehingga mau tidak mau memang dia harus menemui Fadly sekarang juga.
Steve berjalan menuju lokasi VIP, lokasi ini khusus untuk pemilik perusahaan dan keluarganya saja. Ramlan menunjukkan kamar Shinta yang terlihat pintunya tidak tertutup rapat.
Steve dan Ramlan mengetuk pelan pintu tersebut namun tak ada jawaban. Kembali Steve mengulang mengetuk pintu namun tetap tak ada respon dari paviliun VIP itu. Steve mendorong pintu paviliun tersebut. Dia memasuki ruang tamu yang kosong, di lihatnya di ruang makan juga kosong namun terdengar teriakan-teriakan kecil dari salah satu kamar di paviliun itu. Paviliun yang Shinta ambil hanya paviliun kecil dengan 2 kamar saja. 1 pintu kamar terbuka, artinya suara tersebut dari kamar yang pintunya tertutup.
Ramlan hanya berdiri diam di depan pintu ruang tamu, dia tidak berani menemani Steve masuk lebih jauh. Steve membuka pelan pintu kamar yang tertutup, namun ternyata tidak terkunci. Suara rengek dan nafas berat semakin terdengar jelas. Ragu-ragu Steve terus membuka pintu makin lebar.
Steve dalam posisi yang sangat riskan. Bila dia membiarkan Fadly terus tak bekerja akan berimbas pada program kerjanya juga dan bisa-bisa dia yang dapat teguran dari pak Hendro. Namun kalau dia mengganggu keasyikan Shinta, juga tidak enak.
Saat pintu terbuka setengah Steve bisa dengan jelas melihat dua orang sedang saling asyik memenuhi hasratnya. Shinta bermain dengan posisi woman in top, rupanya dia memang pemain handal.
“Shiit!” desis Steve melihat pergulatan tersebut. Fadly yang mendengar desisan Steve menoleh dan kaget karena Steve melihat perbuatannya sedang Shinta terus saja asyik berjuang menuntaskan hasratnya. “Fadly, kamu segera tuntaskan permainanmu dan langsung siap bertugas” Steve memerintah Fadly dengan tegas lalu menutup pintu kamar tersebut.
Fadly yang mengerti langsung akan menyudahi permainan itu, dia mendorong tubuh Shinta yang berada di atasnya namun Shinta mengancamnya. “Selesaikan dulu permainan kita baru kamu kembali kerja,” katanya sambil terus saja melanjutkan permainannya, tak berpikir malu sudah di lihat orang, entah siapa tadi dia tidak perduli. Yang Shinta tahu dia harus puas tanpa gangguan.
Satu jam kemudian Fadly baru mendatangi Steve. Wajahnya lelah dan merasa sangat bersalah serta malu karena sudah tertangkap basah oleh managernya sendiri. “Maaf pak, saya ga bisa langsung keluar saat bapak tadi memanggil, karena mbak Shinta mengancam saya akan langsung meminta pak Hendro mem PHK saya bila saya belum memuaskannya.”
Steve bergidik mendengar kiprah Shinta yang menji_jikkan. Shinta selalu mencari mangsa pada pegawai muda ganteng yang posisinya masih rendah sehingga bisa dia intimidasi. Begitu info yang Steve dapatkan dari para staffnya.
Flash back off
Sebenarnya Steve juga bertugas saat lamaran sekaligus tunangan anak pak Hendro, sejak 2 minggu sebelum acara lamaran dia sudah sibuk, namun sayang saat acara lamaran dia mempunyai kegiatan pribadi yang sangat penting dan tidak bisa di wakilkan, maka saat acara lamaran anak pak Hendro, Steve datang ke rumah bu Gita hanya sampai jam 8.30 pagi saja. Hari itu Steve harus menemui orang tua calon tunangannya yang akan kembali ke Kuala Lumpur, kota tempat tugas orang tua calon tunangannya sebagai konsulat di sana.
Flasback on
Sejak semalam Steve sudah sibuk di rumah pemilik perusahaannya, dia bertanggung jawab atas kelancaran acara sejak awal hingga akhir, namun dia sudah meminta ijin pada ibu Gita dia tidak bisa full di tempat acara karena dia memiliki tanggung jawab hal lain yang tidak bisa di tangguhkan, sebagai penggantinya dia memberi mandat pada wakilnya. Dan bu Gita pun sudah menyetujuinya. Andai hari itu Steve tidak berhalangan, tentu dia bisa melihat siapa calon tunangan anak boss nya, yang merupakan teman baiknya dulu, walau mereka tidak bersahabat dekat.
Hari ini Steve harus mentuntaskan permasalahannya dengan Cindy calon tunangannya, dia tak ingin masalah menjadi berlarut dan tidak bisa di tunda karena orang tua Cindy akan kembali ke Malaysia sebab saat ini mereka memang berdomisili di Kuala Lumpur
***
Steve datang tepat waktu, di rumah makan yang sudah di sepakati dia melihat opa dan omanya sudah datang. Sementara keluarga Cindy belum hadir. Steve mencium oma dan opanya serta memeluk mereka dengan erat. Kedua orang inilah pengganti kedua orang tuanya sejak mereka meninggal karena kecelakaan saat Steve berusia 8 tahun. Namun sejak Steve kuliah dia memilih hidup mandiri, dia pindah ke rumah mami dan papinya yang lama di biarkan kosong walau masih di rawat.
Rumah di Jogja sekaligus butik maminya masih ada di kelola tante adik dari maminya. Hasil butik inilah yang di pegang opanya sejak dulu. Sedang papi Steve tak meninggalkan apapun karena hanya pegawai swasta sehingga tidak mendapatkan pensiun, hanya uang duka saat kematiannya. Selain itu juga ada uang asuransi papi, mami serta adiknya yang di pegang opanya sebagai walinya. Opanya adalah mantan pelaut yang berhenti karena lulus di departemen kehakiman. Jadi opa adalah pensiunan hakim.
----------------------
Terima kasih telah membaca cerita ini, nantikan update bab berikut ya. Namun jangan lupa kasih like, bintang dan vote ya
Salam manis dari yanktie di Jogja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Alfiyah Hasna
masih bingung jln cerita nya,
2024-08-24
0
re
Kisah awal
2022-04-20
1
IG : @thatya0316
semangat yanktie...🌹 biar semangat
2022-02-10
1