18 NYUSUL NAIK OTOPET
Bu Gita, shock mendengar pertanyaan Anto yang ditujukan pada dirinya. Bagaimana bisa Shinta hamil sedang Anto belum pernah menjamahnya. Lalu anak siapa di rahim Shinta?
“Anak siapa di rahimmu Shin, jawab ibu” kata Gita sambil mengguncang bahu Shinta. Rina mendekap bu Gita, berupaya agar bu Gita tidak menyakiti Shinta lebih jauh.
“Jawab Shin, siapa lelaki itu?” tanya Gita lagi
“Shinta ga tau bu, Shinta ga tau” jawab Shinta sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
“Bagaimana bisa kamu ga tau, apa kamu di bius atau bagaimana?” cecar bu Gita, sedang Anto hanya duduk bersandar sambil menghisap rokoknya, dia tidak memandang drama didepannya, cukup mendengarkan saja.
“Jawab Shintaaaa!!! desak bu Gita geram
“Aku ga tau siapa yang jadi ayah bayi ini,” jawab Shinta lirih
“Apaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa? Artinya ada banyak pria yang tidur denganmu sehingga kamu ga tau siapa yang berhasil menanam benih di rahimmu? Sekotor itu dirimu?” tanya bu Gita tajam.
“Maaf bu, maaf” isak Sinta
Rina memandang adiknya iba, namun dia lihat wajah adiknya datar saja, tidak kaget atas kenyataan yang baru saja terbongkar, seakan adiknya sudah tau terlebih dulu.
“Ok, selesai” kata Anto. “Shinta saat ini kamu sedang hamil, yang pasti itu bukan benih saya. Namun karena statusnya kamu adalah istri saya maka dengar ketentuan yang saya buat” lanjut Anto
“1 bayi itu tetap harus dipertahankan, saya ga mau ada pembunuhan, walau kamu sendiri ga tau siapa ayah biologis bayi yang kamu miliki itu”
“2 kita tetap tinggal disini, satu rumah, tapi karena kamu hamil maka boleh ada 1 ART yang akan membantu kamu”
“3 di akte kelahiran nanti, saya ga keberatan ditulis nama saya sebagai ayah bayi tersebut.”
“4 sebulan setelah bayi lahir maka saya akan menggugat cerai”
“Saya harap ibu dan mbak Rina menjadi saksi, kalau perceraian yang nanti terjadi bukan kemauan saya, melainkan karena saya dijebak menikahi wanita hamil” jelas Anto
“Apa ga sebaiknya mulai malam ini Shinta ibu bawa pulang saja?” tanya bu Gita, dia sangat malu akan kelakuan anaknya
“Secara hukum saya masih sah sebagai suaminya. Jadi keputusan saya mutlak harus dituruti oleh istri saya.” tegas Anto
“Kalau gitu ibu pulang dulu, besok ibu akan kesini lagi untuk membawa 1 ART untuk membantu Shinta disini” pamit Gita pada Anto, dia masih kecewa, sehingga tidak pamit kepada anaknya.
Flash back off
Memang Imron berinisiatif dia yang menyampaikan berita ini kepada mertuanya, dia mengantisipasi bila mamanya shock mendengar berita itu dan membuat sakit, dia bisa menangani pertolongan pertamanya
Dilihatnya wajah tua yang sangat dia hormati dan dia sayangi itu pias, tak berkata apapun, matanya kosong, tak ada air mata jatuh. Ini malah lebuh bahaya daripada dia menangis. Mata kosong itu menandakan jiwanya sangat tergoncang. Dia memberikan teh hangat untuk diminum mertuanya. Diusapnya punggung tangan mertuanya yang tak bereaksi sama sekali terhadap perlakuannya
Rina memeluk mamanya sambil berdiri dan menciumi puncak kepala perempuan yang dai cintai itu “Minum dulu ma” bisiknya sambil meneteskan air mata
Sari terdiam, dia sangat sedih dan prihatin terhadap nasib kakak laki-lakinya, ga nyangka Shinta yang pernah dekat saat dia SMA dulu berkelakuan seperti itu
***
“Assalamu’alaykum de” sapa kakaknya Sari malam ini
“Wa’alaykum salam mas, tumben malam-malam telpon” jawab Sari yang sedang bersiap tidur
”Barusan mas ketemu Dini, dia titip salam untukmu dan mama. Salam itu sepertinya sepele, tapi itu amanat, dan sangat berdosa bila kita ta menyampaikan amanat itu” kata Anto diujung telpon
“Wah apa khabar mbakku itu, aku kangen bangeeet ama dia, mas beneran ketemu, dapat nomor telponnya ga mas?” jawab Sari antusias. Dia memang sangat dekat dengan sahabat kakaknya tersebut. Kakaknya bersahabat sejak mereka kelas 1 SMP. Sari sangat menyayangi Dini, dan mama mereka pun menganggap Dini adalah anaknya. Sejak Dini SMP mamanya Sari sering ngobrol tentang tanaman dan resep masakan dengan teman kakaknya itu. Hal yang ga umum buat anak SMP
“Kamu tu ya, kalau dengar nama dia langsung aja antusias, tadi aja malas-malasan njawab telpon mas” kilah Anto menggoda adik bungsunya itu. “Dini sekarang tinggal di Rawasari lagi koq de, sudah punya anak, cantik de anaknya, namanya Amora cuma dia nyebut dirinya MOYA”
“Ya sudah kasih nomor HP mbak Dini, nanti salamnya ade sampein ke mama” jawab Sari “Sekarang aku tutup telponnya, aku mau tidur besok kuliah pagi”
Anto menutup pembicaraan dengan adiknya dan mengirim nomor kontak Dini pada Sari
***
Sari sudah menghubungi nomor Dini, dia sangat senang bisa berkomunikasi lagi dengan kakak perempuannya itu, walau mas Antonya ga berjodoh dengan mbak Dini, namun mereka tetap bisa terus menyambung silaturahmi. Dia sudah 2 kali bertemu dengan Amora anak mbak Dini, dia jatuh cinta pada gadis kecil nan cantik dan pintar itu. “TE YAI” begitu Amora memanggilnya. Dia juga sudah sedikit mengetahui bahwa rumah tangga mbak Dini dan kak Harry sedang bermasalah, namun dia tidak tau bagaimana detilnya. Yang dia tahu mbak Dini pulang sendiri ke rumah maminya tanpa kak Harry. Sari juga mendengar bila Amora memanggil Anto dengan sebutan daddy
***
Sari baru saja sampai di rumahnya saat kakaknya tiba dirumah. “Tumben sore-sore sampai sini mas, apa ga kerja?” tanyanya saat melihat kakaknya menurunkan tas belanjaan
“Pas dari tugas lapangan lalu mampir supermarket belanjain mama” jawab kakak Sari yang bernama Anto
Sari menurunkan belanjaan kakaknya, menyimpan masing-masing jenis ditempatnya. Dilihatnya struk belanjaan. Kenapa struk nya panjang banget ya? Mas Anto beli apa aja sih? Diamatinya daftar belanjaan kakaknya, lalu dia tersenyum saat melihat di daftar terdapat diapers, susu batita, snack sayuran batita.
“Moya sehat mas?” tanya Sari pada kakaknya
“Kenapa nanya ke mas? Kamu kan bisa langsung tanya bundanya” Anto bingung mengapa Sari bertanya padanya soal anak Rahdini
“Mas kan barusan ketemu dia” jebak Sari sambil mesam mesem. Sang mama memperhatikan 2 anaknya yang sedang berbincang.
“Opo tho nduk?” tanya bu Rahma pada Sari
“Ga ma, tanya mas Anto aja tuh” Sari menjawab sambil membawa air putih ke kamarnya.
“Aku langsung pamit ya ma, ga enak kalau pulang kemalaman” pamit Anto pada mamanya. Walau dia bermasalah dengan Shinta, namun diatas kertas dia tetap kepala keluarga, dia ga ingin Shinta tekanan batin dan terganggu kehamilannya
“Ini bawakan buat Shinta” bu Rahma menyerahkan bungkusan kue yang dia siapkan saat melihat anak lelakinya datang sore ini
***
Sari dan Endah sibuk memoles make up. Sejak kemarin mereka menginap dirumah Uswah yang hari ini akan melaksanakan ijab kabul. Mereka sebagai sahabat dekatnya tentu saja ga ingin ketinggalan moment bahagia teman terdekatnya ini
“SAH?”
“Sah!”
“Sah!”
Resmi sudah sahabat mereka memasuki tahap berikut dari kehidupannya, Sari dan Endah ikut berbahagia
“Kalian kapan nyusul Uswah?” goda salah satu kakak Uswah pada Sari dan Endah
“Nanti sore kami susul dengan otopet kak” jawab Endah santai
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Pasti Steve udah ngasih tau Anto terlebih dahulu ya,,kan waktu itu Sinta kepergok lagi iya iya sama pekerjanya Steve,,siapa namanya aku lupa fredy ya??🤔🤔
2023-01-03
0
Qaisaa Nazarudin
Nah kan kenak kamu,Terlalu banyak pria nya kan??!!
2023-01-03
0