16 KUNJUNGAN KE PANTI ASUHAN
“Obat sudah kamu minum belum? Istirahat sana, jangan telat makan lagi” Galih memberi attensi pada Yuni, karena dia sangat menyayangi adiknya ini, karena dia sangat tahu betapa mamanya sangat sakit ketika melahirkan Yuni, sampai 2 minggu mamanya koma sedang Yuni masuk incubator.
Sejak kasus ambil buku di rumah Sari, Galih menjadi rajin sms dan telpon untuk sekedar tanya kabar atau sekedar say hello mengucapkan selamat pagi, mala atau selamat belajar. Sari menjawabnya dengan santun namun tak pernah memberi harapan lebih
Teddy juga sama, semakin sering telpon lama untuk ngobrol, kadang Sari menjawab sambil mengerjakan tugas kuliahnya. Selama hanya untuk menjaga silaturahmi Sari ga pernah ketus menjawab semua sms atau telpon dari rekan prianya
Hari ini Sari dan teman-temannya mengerjakan laporan di rumahnya, mereka sengaja mengerjakan di bawah pohon jambu di halaman depan rumah Sari. Suasana riuh 7 orang mahasiswa itu membuat mama Sari bahagia, dia merasa bersyukur bisa mengantarkan anak-anaknya kuliah meski sudah ditinggal suaminya yang meninggal sejak Sari kelas 3 SD. 5 orang gadis dan 2 jejaka itu sangat riuh dihalaman depan rumahnya, suasana yang sudah lama tidak dia rasakan karena dua kakak Sari sudah lama selesai kuliah dan sekarang sudah menikah dan mereka semua sudah pisah rumah.
Ddrrrrt…….ddrrrtttt…HP Sari bergetar, dia memang sengaja tidak mengaktivkan ringtone agar tidak mengganggu kerja kelompoknya. Sari melihat panggilan dari nomor Yuni
“Assalamu’alaykum de, ada apa ya?” tanya Sari ramah
“Wa’alaykum salam, Eneng ganggu ga mbak?” tanya Yuni
“Enggak, mbak lagi ngumpul ama teman-teman di rumah mbak, lagi ngerjain tugas kelompok” Sari menjawab dengan manis
“Wah ya sudah mbak, kirain ga sedang sibuk, mau ngajak ke toko buku” kilah Yuni
“Maaf de, mbak ga bisa, mungkin lain kali ya” jawab Sari
“Ya mbak, assalamu’alaykum”
***
“Teteh Sarinya lagi banyak temannya di rumahnya, lagi ngerjain tugas kelompok” lapor Yuni pada Galih. Karena sesungguhnya yang punya ide ngajak jalan adalah Galih.
Sore sehabis dari toko buku Galih sengaja mampir ke rumah Sari, tadi dia membelikan Sari buku yang dia yakin Sari menyukainya tulisan Zig Ziglar berjudul Langkah-langkah Menuju Puncak
Ga sia-sia, ternyata Sari sedang duduk di teras rumahnya, sayang dia sedang tidak sendirian. Ada tamu sore itu, yang sepertinya sudah cukup lama karena sirop digelasnya sudah hampir habis
“Assalamu’alaykum mbak” sapa Yuni yang masuk lebih dulu, sementara Galih masih di dalam mobilnya
“Wa’alaykumsalam de. Kamu darimana? Sini duduk” ajak Sari pada Yuni
“Assalamu’alaykum” sapa Galih
“Wa’alaykumsalam kak. Silahkan duduk kak” balas Sari ramah
“Oh ya, kenalkan ini temanku sejak SMA, dan ini adik kelas ku Di kampus” Sari memperkenalkan Teddy pada Yuni dan Galih serta sebaliknya
“Galih”
“Teddy”
“Yuni”
Begitu mereka menyebut nama mereka masing-masing
“Darimana de?” tanya Sari, kembali menanyakan ke Yuni
“Itu mbak, tadi akhirnya ke toko bukunya berangkat siang karena A’a dapat telpon dari kantor. Jadi ini baru pulang dari toko buku” Yuni bercerita memperjelasbahwa mereka baru saja pulang dari toko buku
“Semoga kamu suka ini” Galih memberikan buku yang sengaja dia beli untuk Sari saat Sari sedang meletakan 2 gelas es sirop di meja
“Wah jadi ngerepotin kak Galih aja. Makasih oleh-olehnya kak” Sari menjawabnya. “Silahkan diminum kak, de” ujarnya lagi
“Ri, aku pamit dulu ya” Teddy mohon diri pada Sari. “Temani pamit ke mama dulu dong” pintanya
“Lho koq cepet-cepet? Kamu tu udah lama banget ga main kesini lho” kata mama Sari saat Teddy ijin pamit
“Iya tante, ini ada pesan dari teman-teman mau pada ke rumah. Kasihan kalau mereka lebih dulu sampai daripada saya” jawab Teddy
Galih memperhatikan interaksi mama Sari pada Teddy. Dia berpikir mungkinkah hubungan mereka lebih dari sekedar teman saja?
“Mari, saya duluan” pamit Teddy pada Galih dan Yuni
Galih dan Yuni hanya mengangguk sopan
“Besok jadikan?” tanya Sari
“Jadilah, ni Bram kan kerumah buat atur bawaan yang dari pihak groupku” jawab Teddy memastikan
“Ok, take care ya” pesan Sari
“Assalamu’alaykum” pamit Teddy
“Wa’alaykumsalam” jawab Galih, Yuni dan Sari bersamaan
***
Hari ini sesudah kuliah Sari dan sahabat-sahabatnya mempunyai kegiatan berkunjung ke panti asuhan. Kegiatan ini sudah mereka gagas sejak bulan lalu. Itulah mengapa kemarin Teddy berkunjung ke rumah Sari untuk memantabkan persiapan kegiatan mereka ini. Penggagas kegiatan ini adalah Teddy, sebagai anak tunggal memang dia sangat senang akan kegiatan kunjungan ke panti asuhan, yang memang sudah dikenalkan oleh mamanya sejak dia duduk di sekolah dasar. Mamanya mengajarkan berempati pada sesama yang menderita sejak Teddy masih kecil. Berbagi tawa dan dan rizky.
Papa Teddy sangat senang anak tunggalnya kembali melakukan kegiatan sosial yang dulu rutin dilakukan almarhum istrinya. Jam 13.00 mereka berkumpul di rumah Teddy untuk konvoy ke panti asuhan. Jam 14.30 baru mereka berangkat ke lokasi yang dipilih.
Sari dan teman-temannya yang biasa berkegiatan sosial baru kali ini mengunjungi panti asuhan sehingga mereka kagum melihat Teddy dan teman-temannya yang sudah biasa berkunjung dan mendapat sambutan hangat dari anak-anak penghuni panti
“Kak Teddy, kak Yossy, kak Bram” seru mereka bersamaan sambil berlari memeluk kakak-kakak kesayangan mereka itu
Beberapa balita ada yang langsung digendong oleh Bram, Yossy, Teddy, dan mereka juga memperkenalkan kawan-kawan yang baru bergabung untuk ikut berpartisipasi merengkuh penghuni panti
“Assalamu’alaykum bun” sapa Teddy dan teman-teman pada seorang ibu paruh baya yang berdiri ditengah ruangan melihat anak asuhnya yang bahagia atas kedatangan rombongan itu
“Wa’alaykumsalam” jawab wanita yang wajahnya sangat teduh itu. “Tumben kalian datang di hari kerja, bukan di week end seperti biasa. Ada apa?” lanjutnya
“Iya bund, kami sengaja di hari kerja agar lebih mudah ngumpul. Dari kampus kami janjian lalu berangkat bareng” jawab Bram
“Ya sudah, ayo semua masuk dan kalian lakukan saja kegiatan kalian ya” bu Isti pengelola panti mempersilahkan rombongan itu melanjutkan kegiatan mereka. Biasanya ada yang bernyanyi, bercerita selain mengajak bermain adik-adiknya di panti
Yossy meletakan semua bingkisan ke dalam ruangan bu Isti, selain hadiah mainan yang akan langsung dibagikan oleh teman-teman putri mereka. Sedang Teddy menyerahkan amplop titipan papanya yang memang rutin di berikan setiap bulannya langsung kepada bu Isti
Melihat senyum bahagia anak-anak itu membuat Yossy dan Sari meneteskan air mata, mereka sangat bersyukur masih lebih beruntung dari adik-adik panti. Karena Yossy pun sejak kecil sudah yatim piatu, namun dia beruntung diasuh budenya yang menyayanginya seperti menyayangi ke 3 anak kandungnya.
***
Sari sangat bahagia walau sangat lelah. Dia tiba di rumah saat adzan Isya, karena tadi mereka sholat maghrib berjama’ah di panti asuhan, habis sholat baru mereka pulang. Dia bergegas mandi lalu mempersiapkan makan malam berdua mamanya
“Sibuk ma?” tanya nya sambil mengatur meja untuk mereka makan
“Lagi nimbang aja bahan buat pesanan kue bu Abdul hari Kamis nanti, biar ga grabak grubuk, takut ada yang habis bumbu kue nya” jawab bu Rahma, mamanya Sari
“Makan dulu ma, nanti dilanjut lagi, jangan sampai aku dimarahin mas Imron karena mama telat makan. Mas Imron adalah kakak iparnya, suami mbak Rina kakak sulung Sari. Mas Imron seorang dokter di RS Persahabatan.
Sehabis membereskan bekas makannya, Sari memasuki kamarnya untuk mempersiapkan buku-buku kuliahnya esok hari juga pakaian yang akan dia pakai besok. Sari lebih nyaman menyiapkan pakaian sejak malam, sehingga pagi saat mau mandi ga bingung mau pakai baju apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments