Terimakasih masih ngikutin cerita ini, saat ini.
Biar ga penasaran kita langsung baca bab berikutnya yok
--------------------------------
HP Endah hanya sms, dari nomor baru yang belum tersimpan di phone book nya ‘Hai, ini nomor gue’ bunyi sms tersebut
‘Gue siapa? lo pikir gue cenayang yang bisa tau siapa lo?’ Endah menjawab jutek
‘Galak amat sih? PMS ya lo’ jawab nomor tersebut. Endah langsung malas menjawab nomor tersebut. Di simpannya kembali HP nya di tas lalu kembali focus pada pembicaraan dengan para sahabatnya.
“Aku duluannya, bang Farhat sudah menunggu di depan,” pamit Uswah.
“Hati-hatinya,” Endah dan Sari hampir bersamaan menjawab teman mereka itu.
“Kamu mau kemana Ndah? Aku ada meeting HMJ jam 2 nanti,” Sari bertanya pada Endah.
“Ngebakso dulu yok, baru aku pulang. Kamu kan harus ganjel dulu tu perut biar bisa kasih pendapat di meeting nanti,” ajak Endah.
“Di pak Min ya?” pinta Sari, dia meminta ke penjual bakso yang tidak di kantin fakultasnya. Walau beda fakultas tapi bakso pak Min memang rujukan penggemar bakso dan mie ayam.
“Otre” jawab Endah sambil berdiri. Mereka jalan menuju lokasi fakultasnya Bram karena di sanalah bakso pak Min berada. Itu sebabnya Bram pernah melihat 3 sahabat itu dan mereka berkenalan saat itu.
Sari sedang memesan juice sirsak dan juice mangga saat Bram menyapanya. “Baru selesai ambil KHS ( kartu hasil studi )?”
“Eh Bram, iya. Lo udah selesai makan atau baru datang?” tanya Sari ramah.
“Baru pesan nasi, lo duduk di mana?” tanya Bram..
“Di pojok tuh, Endah ada di sana,” Sari menunjuk mejanya. “Kesana duluan aja Bram, ni aku bayar juice dulu.”
“Hai. Masih PMS?” tanya Bram saat hendak duduk di depan Endah.
“Astagaaaaa, itu elo?” tanya Endah. “Kalau kirim pesan tu yang jelas,” gerutu Endah lagi.
“Hahahahaaa, jutek amat sih?” goda Bram.
Mereka makan sambil becanda. Tidak terasa saat ini sudah pukul 01.30. “Wah udah jam setengah dua nih, aku balik ke kampus ya, Ndah kamu langsung pulang? Ga nungguin aku?” tanya Sari.
“Kamu tu error kah? Aku nungguin kamu meeting habis itu kita pulang bareng cuma sampe depan kampus doang karena dari depan aja kita udah beda jurusan, aku harus nyebrang dan kamu tetap di halte depan.”
“Lo ga langsung pulang Sar? Meeting apa?” tanya Bram.
“Meeting HMJ buat kegiatan liburan ini sekalian bentuk panitia ospek.” jawab Sari sambil bersiap balik ke fakultasnya.
“Lo bareng gue aja Ndah, gue juga mau balik koq, karena sore ada jadwal ngelatih karate di lingkungan rumah,” ajak Bram pada Endah.
Mereka pun berpisah untuk ketujuan masing-masing. Namun saat Bram akan melajukan motornya HP nya berbunyi. “Hallo bro, kenapa?” tanya Bram.
“Gue mau on the way pulang, ketemu di rumah gue aja,” Bram menutup pembicaraan telponnya.
Esoknya Sari mulai merapikan kamarnya, buku-buku kuliahnya di rekondisikan untuk memulai kuliah semester depan, dia harus beli buku tulis serta alat tulis lagi, juga novel untuk mengisi liburannya. Sehabis beres-beres dia berganti pakaian, dia suka beli buku bekas di Proyek Senen, banyak novel atau bahkan buku mata kuliahnya yang dia dapat di sana dengan harga miring. Kesana lah tujuannya kali ini.
“Hallo, kamu di mana Sar?” sapa seseorang saat Sari baru saja sampai di pasar buku bekas Proyek Senen.
“Hai Tedd, aku baru aja sampe di pasar buku bekas, kenapa?” tanya Sari menjawab Teddy yang menghubunginya.
“Cuma takut salah orang aja, nengok belakangmu deh,” pinta Teddy.
“Haiiiii …,” sapa Sari saat melihat Teddy dengan seorang gadis manis yang bergayut manja di lengannya.
“Berani ya kesini sendirian?” tanya Teddy sambil senyum manis.
“Lebih enak sendirian kalau ke sini, bisa puas explore, ga di buru-buru ama yang nemanin,” jelas Sari.
“Kenalin ade sepupuku dari Surabaya, rencananya dia mau kuliah di sini,” Teddy memperkenalkan adiknya pada Sari.
“Hallo de, Sari,” Sari lebih dulu menyapa adik sepupu Teddy tersebut.
“Hallo mbak, namaku Maharani, panggil aja Hara,” sambut si mungil malu-malu.
“Tedd, aku lanjut ya, baru datang nih,” Sari ijin untuk berpisah dengan Teddy, dia lebih suka sendiri bila hunting di sini, lebih leluasa nawar juga.
“Pulang bareng ya?” pinta Teddy.
“Wah ga janji, aku ga tau selesainya kapan, kamu tau kan kalau aku di sini ga bisa sebentar. Lebih baik kamu ga usah nungguin aku deh,” tolak Sari, dia tidak mau waktunya di ganggu.
“Ya udah gini aja, saat kamu selesai, atau aku selesai, kita ngabarin, jadi kita bisa lihat bisa pulang bareng atau engga,” Teddy tak mau di tolak begitu aja.
“Ok, daaaag Hara, nice to meet you,” Sari langsung meninggalkan Teddy dan Hara..
“Ayu yo mas,” komentar Hara saat Sari berlalu. Hara bilang Sari cantik (ayu).
“Iyo de, pinter pula,” jelas Teddy.
4 jam sudah Sari menjelajah pasar buku bekas itu, dia banyak membeli buku. Dia mulai lapar dan hendak pulang. Saat itu dia teringat janjinya pada Teddy. Namun Teddy lebih dulu menghubunginya.
“Ya Tedd, ni aku baru mau telepon kamu, aku juga sudah selesai,” Sari langsung aja nyerocos saat menerima telepon Teddy.
“Hahahaa, ini Hara ga mau pulang, aku tunggu kamu di tempat kita ketemu tadi ya,” balas Teddy lalu menutup sambungan telepon mereka.
“Mana Hara?” Sari bertanya karena tidak melihat Hara bersama Teddy.
“Tu!” jawab Teddy menujuk dengan dagunya. Sari menoleh ke arah yang di tunjuk Teddy, di sana Hara masih saja memilih banyak buku yang dia mau, lebih tepatnya komik anak-anak seperti donald bebek dan serial Tintin yang dia belum punya.
“Dia suka baca?” tanya Sari.
“Dia kutu buku sejak kecil, karena di rumah sendirian, dia kayak aku, anak tunggal juga,” jelas Teddy “Makanya tadi aku berani ngajak kamu pulang bareng, karena tau kalian pasti akan lama di sini. Kemaren waktu dia minta jalan-jalan, aku langsung kepikiran bawa dia kesini.”
“Mau kuliah di mana dia?” tanya Sari.
Sepertinya dia mau di UKI, ambil kedokteran,” Teddy menjawab sambil melihat Hara yang menghampiri mereka. Wajahnya lelah namun bahagia.
“Mas, kapan-kapan temani Aya ke sini lagi ya?” pintanya manja. Di keluarga memang dia di panggil Aya, mungkin saat kecil tidak bisa bilang Hara dengan benar “Banyak cerita Tintin dan Donal jaman Aya belum bisa baca, jadi Aya belum punya.”
“Ya, nanti kalau mas ga sempat, kamu janjian ama mbak Sari aja, pasti kalian cocok,” usul Teddy. “Makan dulu ya Ri, semua kan belum makan siang,” ajak Teddy.
Biasanya Teddy jarang bawa mobil, dia lebih suka naik motornya, namun entah mengapa tadi dia bawa mobil, dia pikir beli buku dan pastinya banyak, tidak nyaman bila naik motor.
“Mbak duduk depan aja, aku di belakang sambil baca,” kata Hara saat mereka tiba di parkiran.
***
Bram memperhatikan peserta ospek dari Fakultasnya, setiap peserta mempunyai kakak pembina dari jurusan masing-masing. Di lihatnya Sari yang sibuk meng absent adik-adik tingkat di jurusannya, wajahnya selalu senyum sehingga adik-adiknya sangat menyukai kakak tingkat mereka ini. Hari ini memang mereka kumpul satu fakultas, esok baru ospek per jurusan. Namun di jurusan Sari tidak ada penggojlokan seperti ospek pada umumnya, di jurusan hanya di ajak pengenalan kampus serta kerja bakti penghijauan kampus serta membersihkan mushola, perpustakaan serta lingkungan sekitar.
Sore menjelang maghrib Sari hendak pulang saat adik kelasnya menyapanya ramah “Mbak, boleh tukar nomor HP ga?”
“Boleh dek” Sari membaca name tag di dada kiri adik kelasnya. “Mbak panggil kamu Sri atau apa?
-------------------------
Terima kasih telah membaca cerita ini, nantikan update bab berikut ya. Namun jangan lupa kasih like, bintang dan vote ya
Salam manis dari yanktie di Jogja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments