Ujung runcing nan tajam dari jarum akupuntur itu tampak berkilau di bawah sinar kuning dari lampu yang ada di kamar Arabella. Athena melihat wajah bak malaikat itu tampak tertidur tenang.
Athena menyipitkan matanya, wajah Arabella yang ada di depannya tepat seperti apa yang terlintas di pikirannya saat dia membaca novel itu. Wajah lugu yang menyamarkan kebusukan hatinya. Dalam cerita itu, Arabella memang hidup di jalanan dan penuh kesusahan hingga dia sangat ingin mengambil tempat Athena. Tapi bukan salah Athena jika dia mengambil tempat Arabella, juga bukan salah Athena jika dia berubah menjadi membenci Arabella. Siapa pun akan marah jika hidup indahnya terusik.
Yang seharusnya disalahkan adalah kedua orang tua ini. Bagaimana bisa mereka bisa salah mengambil seorang anak dari rumah sakit? bodoh sekali, pikir Athena yang memang dari awal malah tidak bersimpati dengan tokoh-tokoh protagonis dari novel yang dia baca ini.
Athena sekilas melirik ke arah Jullian dan juga Renata yang tampak sangat cemas melihat putri kandungnya yang selama ini mereka telantarkan hanya bisa diam tertidur. Melihat itu Athena menjadi emosi. Bagaimana bisa mereka begitu khawatir melihat keadaan Arabella yang hanya pura-pura pingsan, sedangkan pria tua ini, beberapa menit yang lalu benar-benar ingin membunuhnya. Bahkan Athena saja masih bisa merasakan remasan erat itu. Dia sampai kesulitan dalam menelan air liurnya.
“Kenapa kau tidak melakukannya dengan cepat?!” tanya Jullian tentu dengan nada yang tak ada ramah-ramahnya.
Oh? ingin cepat-cepat ya? baiklah! pikir Athena.
Athena, dalam kehidupan aslinya memang mahasiswa kedokteran dan akupuntur adalah salah satu hal yang sangat dikuasai oleh Athena. Tapi untuk saat ini dia tidak akan melakukan keahliannya itu. Wanita seperti ini! harus diberikan pelajaran.
Athena segera menaikkan tangannya ke atas. Dengan gerakan cepat dan kuat dia segera menusukkan jarum akupuntur yang cukup panjang itu ke bagian bahu Arabella yang terbuka. Athena menancapkan jarum itu sampai hampir habis. Athena tersenyum puas melihat perubahan wajah Arabella. Dia pasti kesakitan sekali, apalagi Athena mulai mengeluarkan jarumnya dan memasukkannya kembali.
“Apa yang kau lakukan!” suara Jullian kembali menggelegar. Dia tahu bahwa itu bukanlah cara orang melakukan akupuntur. Biasanya jika seseorang ingin memasukkannya, dia harus pelan-pelan dan jika ingin memasukkannya lebih dalam, jarum itu akan diputar-putar. Lagi pula belum pernah dia melihat seseorang memasukkan jarum akupuntur sedalam itu. Wanita ini pasti hanya ingin membunuh anaknya!
“Kau ini ingin membunuh anakku ya!” desis Renata melihat ke arah Athena, wajahnya dari cemas berubah memerah marah.
Plakk!!!
Sebuah tamparan keras langsung mendarat di pipi Athena yang seketika membuat telinga Athena kembali berdengung. Awalnya pipinya terasa seperti tersengat listrik tapi rasanya tiba-tiba menjadi panas dan nyeri. Athena menatap marah pada pria ini. Kasar sekali! Bagaimana Athena yang ada di dalam novel ini mengagumi sosok ayahnya?
Athena tidak berlama menikmati rasa sakitnya. Dia sekali lagi mengambil jarum yang ada di dekatnya dan dengan cepat dan asal menusukkan jarum lain ke tubuh Arabella dan segera mencabut kembali ke duanya, tentu hal itu membuat sakit Arabella bertambah. Jullian membesarkan matanya melihat tingkah Athena. Apalagi wajah Athena seperti menantang dirinya.
“Kau!” ujar Jullian semakin naik darahnya.
“Ayah?” lirih suara lembut itu terdengar.
“Arabella! Arabella! Akhirnya kamu sadar sayang!” ujar Renata masih dengan nada cemasnya yang menurut Athena sangat berlebihan.
Jullian yang tadinya ingin sekali lagi menampar wajah Athena langsung menatap ke arah putri kandungnya yang tampak berakting lemah. Athena melirik sinis ke arah Arabella. Kenapa cepat sekali bangunnya sedangkan Athena masih tidak puas menyiksa wanita ini.
Arabella juga hanya melirik sekilas ke arah Athena lalu pandangannya yang sayu beralih ke arah ibu dan ayahnya. Dia yang memang pura-pura pingsan sebenarnya hanya ingin menyingkirkan Athena yang sudah mengambil tempatnya. Seumur hidupnya dari kecil dia hidup menderita dengan segala kemiskinan yang seharusnya dirasakan oleh Athena. Dia juga tidak ingin Athena ada di sini. Dia tidak ingin membagi kasih sayang orang tuanya yang sudah direnggut oleh Athena dari dirinya. Karena itu dia menyusun rencana seperti ini agar ayahnya menyingkirkan Athena.
Tak disangka, Athena yang bisanya adalah sosok manja yang tidak bisa apa-apa malah sekarang menyiksanya dengan jarum akupuntur itu. Awalnya Arabella ingin sekali menahan sakitnya, tapi setelah jarum kedua ditusukkan ke tubuhnya. Arabella sudah tidak tahan lagi. Nyerinya seperti sampai ke tulangnya.
“Arabella? bagaimana keadaanmu?” tanya Jullian yang langsung duduk di pinggir ranjang. Menggeser tempat Athena. Athena yang tak ingin melihat drama kasih sayang ini segera bangkit, menyambar alat-alat akupunturnya dan berjalan pergi. Dia harus cari tahu apa yang sudah terjadi dengannya hingga dia ada di sini?
Athena yang berjalan ke arah pintu keluar kamar sedikit tersentak kaget ketika dia berpapasan dengan seorang pria dengan tubuh tinggi dan juga berambut hitam. Dari wajahnya sebenarnya tampak menarik, tapi Athena tidak mengenali pria ini. Pria itu juga tampak terkejut melihat sosok Athena di depannya, lalu setelah itu dia memindahkan pandangannya ke arah Arabella dan kedua orang tuanya, seolah Athena yang ada di depannya sudah lenyap begitu saja.
“Paman? Bibi? Arabella?” suara pria itu terdengar memanggil Jullian dan Arabella yang masih dengan perannya yang lemah.
“Bram, masuklah,” ujar Jullian.
Athena mengerutkan dahinya melihat ke arah pria yang masih ada di depannya sekali lagi. Bram, ya! dia ingat, pria ini adalah tunangan Athena yang ada di dalam novel. Tapi ketika tahu bahwa Athena bukan anak kandung dari Jullian dan hanyalah anak dari keluarga miskin. Perangainya yang awalnya begitu baik dan romantis pada Athena berubah menjadi sangat membencinya. Dia sekarang malah mencoba untuk mendapatkan hati Arabella. Mereka memang pasangan yang cocok! pikir Athena yang langsung saja melangkah pergi.
Arabella menyipitkan sedikit matanya melihat kepergian dari Athena. Jullian dan Bram pun melihat kepergian Athena.
“Pamani, apa yang terjadi pada Arabella?” tanya Bram berdiri tak jauh dari Arabella.
“Athena memberikannya sesuatu hingga dia tidak sadarkan diri.”
“Arabella, apakah ada yang sakit, sayang?” tanya Renata lagi dengan penuh perhatian.
“Bahuku sakit, Ibu,” keluh Arabella lagi memegangi bekas akupuntur yang sudah dikeluarkan oleh Athena. Bercak darah dan kemerahan tampak jelas di bahunya yang putih.
“Ya, ini tidak apa-apa. Nanti Ayah akan meminta dokter untuk memeriksa keadaanmu,” ujar Renata lagi melihat suaminya.
“Ayah, aku takut jika nantinya Athena akan melakukan sesuatu yang lebih parah dari ini. Ayah, bisakah ayah meminta Athena untuk keluar dari rumah ini?” tanya Arabella to the point. Rasanya berpura-pura seperti ini malah membawa penderitaan bagi dirinya sendiri.
Jullian mendengar itu terdiam. Dia sebenarnya memang pernah memikirkan tentang hal itu, hanya saja sebelumnya dia masih tidak tega. Bagaimana pun, dia sudah membesarkan Athena dari sejak dia bayi sendirian. Sedikit banyaknya, perasaannya sudah terpaut dengan gadis itu. Tapi apa yang sudah dilakukan oleh Athena malam ini sangat keterlaluan. Dia juga tak ingin lagi wanita itu ada di dalam keluarga ini.
“Ayah, Ayah bisa menjadikan alasan bahwa ayah tidak ingin ada nona palsu dalam keluarga Delaveto,” rayu Arabella lagi.
“Benar Paman. Aku rasa Arabella benar,” ujar Bram mengangguk. Jika Athena tidak ada di sini, dia bisa lebih leluasa bersama dengan Arabella tentunya.
“Ya, aku juga setuju. Keberadaaan Athena akan membuat keluarga kita menjadi gunjingan. Seorang nona palsu yang melakukan hal semena-mena, itu tidak akan baik.”
Jullian semakin mengerutkan dahinya. Dia melihat ke arah Arabella yang tampak lihai mengeluarkan wajah memelasnya. Permintaan anak kandungnya yang selama ini hidup susah karena dirinya. Tentu harus dia dahulukan dari pada perasaannya pada anak yang sama sekali tak ada hubungan darah dengannya.
“Baiklah, ayah akan mengusirnya malam ini,” tegas Jullian yang langsung disambut senyuman lega dari Arabella, Renata dan juga Bram.
****
Athena meremas kedua tangannya. Athena sangat geram dengan apa yang dikatakan oleh Jullian yang terang-terangan mengusir dirinya dengan alasan yang tidak masuk akal. Apa masalahnya jika dia jadi nona palsu di keluarga Delaveto? bukannya Jullian sendiri yang sudah membawanya ke sini? memangnya mereka kira Athena akan mengemis untuk tinggal di sini seperti yang memang dilakukan oleh Athena yang ada di dalam novel?
Tidak! Athena yang ini tidak akan mengemis! dia bahkan tidak ingin berhubungan dengan keluarga kejam ini. Dia menatap pria yang dari wajah dan matanya tak terlihat sedikit pun belas kasihan dan juga keraguan.
Athena segera berdiri dan memandang Jullian dengan tatapan menantang. “Sepertinya kalian salah bicara! bukan kalian yang tidak membutuhkan aku! tapi aku yang tidak membutuhkan kalian!”
Athena segera melangkah ingin keluar dari ruang tengah megah bak istana. Tetapi, langkahnya tiba-tiba terhenti seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
yuhuwww
.
2022-06-08
0
Neneng Aaa
em
2022-05-12
0
Esti Sawiji
suka ceritnya ..semangat
2022-04-21
2