Malam ini tepatnya setelah makan malam bersama, Rachel segera masuk kedalam kamar dan bergegas membersihkan diri. Segala macam pewangi ia keluarkan, dan memilih parfum yang paling harum diantara parfum yang ia punya.
Dengan memakai lingerie merah muda, dan belahan dada rendah serta kain tipis yang transparan. Membuat siapapun yang melihatnya akan tergoda.
Pasalnya tubuh berisi miliknya terlihat dari segala sisi. Apalagi bagian dadanya, menyembul keluar karena belahan lingerie yang terlalu rendah.
Tak lupa Rachel memakai lipstik merah, namun hanya di oles sedikit lalu diratakan ke bagian bibir bawah dan atasnya. Warna merah itu hanya untuk pemanis saja.
Ceklek! pintu terbuka, Peter masuk tanpa memakai atasan, menampakkan perut sixpack nya. Terlihat pria itu terpaku di tempat, saat mendapati Rachel berdiri sambil menunduk malu-malu.
Mata coklatnya menatap Rachel dari atas sampai ke bawah seolah bola matanya adalah alat pendeteksi. Bibirnya tersenyum miring, melihat istrinya berdandan tanpa diminta.
" Ada apa dengan mu, kenapa kau tiba-tiba berdandan?" bisik Peter seraya memeluk wanita itu dari belakang.
Rachel tersenyum, " tentu karena aku ingin membalas hadiah mu kemarin malam!"
" Bunga tulip itu?" Rachel mengangguk.
" Huh bagus sekali, tapi sekarang aku tidak ingin sayang!" gemas Peter.
Sudah Rachel duga, Peter akan pergi melakukan sesuatu. " Benarkah? apa barusan kau menolak ku?" sahut Rachel dengan nada kecut.
Peter terdiam sesaat, entah kenapa Peter merasa Rachel sedikit aneh hari ini. Biasanya saat Peter meminta jatah, Rachel pasti mengomel. Lalu kenapa sekarang wanita itu mau memberikan jatah tanpa diminta.
" Fine! tapi hanya satu ronde!" putusnya, lalu mendorong bahu Rachel hingga membuat wanita itu terhuyung ke belakang, dan akhirnya terjatuh diatas ranjang.
Permainan kali ini sama seperti biasanya, Peter yang mendominasi. Sedangkan Rachel diam dan menikmati semua sentuhan suaminya itu. Sesekali ikut membalas dan mengalunkan desah*n yang indah.
Teriakan Rachel berhasil meruntuhkan pertahanan Peter, pria itu melakukan dua ronde permainan dengan penuh semangat dan gairah yang menggebu.
...🍁🍁🍁🍁...
Satu jam setelah bercinta, Rachel menutup mata. Peter heran, kala melihat istrinya tertidur pulas setelah melakukan pergumulan panas yang berdurasi sekitar satu jam.
Biasanya Rachel masih membuka mata, walaupun mereka melakukan hubungan badan selama dua jam. Lalu apa yang membuat wanitanya tertidur pulas hanya karena bercinta selama satu jam.
Peter rasa cara mainnya sangat lembut dan cepat tadi. Malam ini Peter tak bermain keras ataupun kasar. Lalu mengapa Rachel terlihat kelelahan.
Entahlah, Peter rasa wanita itu lelah setelah mengikutinya seharian penuh.
Puas menatap Rachel, Peter melirik jam. Ia menggerakkan tangannya, melambai tepat di depan wajah Rachel, untuk memastikan jika wanita itu benar-benar tertidur.
Bergegas Peter mengambil pakaiannya yang terperonggok dibawah dan memakainya dengan cepat.
Dengan langkah mengendap-endap Peter keluar kamar. Padahal saat itu Rachel masih belum tertidur, dan melirik lewat celah-celah kedua matanya yang sedikit terbuka.
Tepat saat pintu tertutup, Rachel membuka matanya lebar, segera ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar.
Namun, saat ia membuka pintu Peter sudah menghilang. Rachel menuruni tangga, mencari Peter ke seluruh rumah. Mulai dari dapur sampai halaman belakang pun tak luput dari penglihatannya.
Tapi nihil, Peter tidak ada disana. Tinggal satu tempat yaitu lorong panjang yang terletak di sudut rumah. Sepertinya itu bangunan baru, terbukti dari aroma cat dinding yang masih menyengat.
Ragu-ragu Rachel melangkah, menelusuri lorong tersebut. Diujung lorong, sebuah pintu besar bewarna coklat tua menjulang tinggi dan tertutup rapat.
Belum sempat Rachel menyentuh pintu itu, sebuah suara berat menyeruak masuk kedalam Indra pendengarannya. Terdengar tajam dan menakutkan.
" Mencari ku hm?" Rachel langsung berbalik, matanya membulat melihat Peter berdiri sambil bersandar pada dinding lorong dengan bersendekap tangan.
Tampak semburat kemarahan yang ketara, melihat istrinya mulai tidak percaya dan menyelidiki kehidupannya. Bukan masalah jika Rachel menerima kenyataan, tapi bagaimana jika Rachel membencinya setelah mendengar semua fakta.
Peter tak ingin istrinya itu menjauh setelah ia mendapatkannya dengan susah payah." Jawab aku, kenapa kau membohongi ku huh?"
" Aku-aku.." Rachel tak bisa berkata-kata, takut melihat tatapan Peter yang mengintimidasi dirinya.
" Aku apa? kau mencoba menggali informasi mengenai kehidupan ku?" Peter berjalan mendekat, bersamaan dengan itu Rachel ikut memundurkan langkah. Sampai punggung tegapnya menabrak dinding lorong.
" Apa karena ini, kau berdandan apik dan menggoda ku?"
" Kau pikir aku bodoh, jangan meremehkan aku sayang. Kepekaan ku lebih tajam dari pada yang kau kira!" Peter mengurung Rachel ditengah-tengah kedua tangannya.
" Jawab aku, kenapa membohongi ku. Alih-alih bertanya, mengapa kau memilih menyelidikinya sendiri hm?" pertanyaan Peter terus menyudutkan Rachel, membuat wanita itu diam tak berkutik.
" Aku merasa kau aneh belakangan ini! ingin bertanya tapi aku tidak yakin kau akan menjawab. Mengingat kau selalu mengalihkan pembicaraan kita. Jadi jangan salahkan aku, jika aku mencari jati diri mu dengan diam-diam seperti ini!" refleks Rachel berteriak, tak terima disudutkan secara terus menerus.
" Jangan berteriak padaku, kau sendiri yang salah karena terlalu cepat menyimpulkan. Belum tentu aku menolak menjawab pertanyaan mu itu." bentak Peter, langsung membuat Rachel bungkam seribu bahasa.
Peter terlihat berkali lipat menakutkan jika sedang marah. " Cih, benarkah tapi sepertinya kau tidak berniat menjawab pertanyaan ku!"
" Tentu aku akan memilih, mana pertanyaan yang harus ku jawab atau tidak. Karena penting tidaknya itu tergantung pada jenis pertanyaan mu sayang!" Peter memeluk Rachel, namun wanita itu mendorongnya menjauh.
" Jangan menyentuhku!" lirih Rachel, lalu bergerak menjauh.
" Kau lupa, Aku tidak suka diabaikan!" Peter mengikuti istrinya, dan mencengkeram tangan wanita itu agar tak bergerak lebih jauh.
" Aku tidak peduli!" kata Rachel sinis.
" Ck, aku rasa aku harus menghukum mu sayang. Sikap lancang dan kekurang ajaran mu benar-benar membuat amarah yang selama ini ku tahan meledak!" ujar Peter, lalu memapah Rachel keatas pundaknya. Sama seperti membawa karung beras.
Tidak peduli pada Rachel yang terus memberontak dengan memukul dan menendang tubuhnya. Kesalahan Rachel tidak bisa dimaafkan, harus dijatuhi hukuman yang setimpal. Agar saat Rachel ingin mengulangi kesalahan yang sama, dia akan berfikir dua kali sebelum melakukannya kembali.
Brak! Peter menendang pintu kamar dan melemparkan Rachel ke tempat tidur. Wanita itu hendak beranjak dan menghindari Peter.
Namun, dengan sigap Peter menangkap dan mengungkung tubuhnya kembali. " Peter! kau sudah melakukannya tadi. Jangan lagi aku lelah!" seru Rachel memelas.
Peter tergelak, saat begini saja Rachel punya rasa takut padanya. " Kalau aku tidak mau, bagaimana?"
" Kesalahanmu tidak pantas di maafkan sayang, aku akan mengajarimu cara menjadi istri yang baik dan penurut!" Peter menarik tali bathrobe yang dipakai Rachel.
Wanita itu berusaha melepaskan diri, namun Peter mengunci semua akses yang membuatnya tak bisa berkutik. Hanya bisa diam dan merasakan semua sentuhan suaminya itu.
Desah*n bercampur dengan teriakkan terdengar di kamar tersebut. Di sahuti dengan gerangan Peter, keduanya kembali menyatukan diri dengan bulan sebagai saksi.
Sampai akhirnya Peter tumbang setelah puas menyalurkan amarah dengan menghukum wanitanya itu.
TBC
Jika menurut kalian karya author bagus silahkan vote dan kasih hadiah, jika jelek gak usah author gk memaksa tapi like dan komen ya makasih! 🙂🙂🤗🤗🤗
warning!
cerita ini hanya fiksi yang author buat sesuai dengan imajinasi author jadi mohon untuk tidak dianggap serius. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Tati Cahya
apa para Mafia semuanya seperti itu ketika menghukum istri..?
2022-05-02
3
Yunia Afida
Peter ma damian sama suka hukum dengan cara pergumulan panas
2022-01-24
2
who you
next
2022-01-10
1