Terangnya cahaya matahari dipadukan dengan kicauan burung saling bersahutan menandakan bahwa pagi telah di mulai. Seorang gadis masih terlelap di atas kasur king sizenya. Tidak terganggu dengan suara bising ataupun terpaan sinar matahari di luar sana.
Pintu tertutup dengan kasar membuat gadis itu terperanjat kaget. Rachel memaksakan kedua matanya terbuka lebar-lebar. Lalu, mengedarkan pandangan mencari sumber suara. Namun, tidak ada apa-apa. Mungkinkah Rachel bermimpi.
Rintihan terdengar samar dari belahan bibirnya. Kedua tangannya memegang kepala sembari meringis beberapa kali tatkala mencoba bangun dari tempat tidur.
Mabuk semalam meninggalkan rasa sakit kepala yang luar biasa. Rachel mengamati kamar dengan cukup lama. Hingga sadar jika masih berada di hotel yang sama. Hawa dingin AC menyapu ke seluruh permukaan kulit membuat Rachel refleks menutup mulut menahan teriakan.
Segera Rachel menyibakkan selimut memeriksa tubuhnya. Matanya melotot, melihat tanda merah bertebaran memenuhi dada dan lehernya. Masih tidak percaya, Rachel berdiri memeriksa sesuatu. Dan benar saja gadis itu langsung terjatuh. Kakinya kram, rasa perih menjalar ke seluruh bagian kewanitaannya.
Matanya berkaca-kaca tatkala melihat dua pakaian pria dan wanita berserakan di bawah lantai. Salah satu diantaranya adalah pakaian yang dikenakannya semalam. Mengakui ataupun tidak, faktanya Rachel telah menghabiskan malam bersama Peter.
Bagaimana pendapat ayahnya nanti, setelah tahu putrinya menghabiskan malam bersama pria yang tidak terikat dengannya dalam hubungan apapun.
Isak tangis terdengar risau, berulang kali Rachel memukul kepalanya sendiri. Merutuki semua kebodohan dan kecerobohannya semalam.
Kenapa aku tak memeriksa kadar alkoholnya terlebih dahulu sebelum aku meminumnya dengan sekali teguk. Bodoh kau Rachel!
Rachel menghapus air matanya, menyapukan pandangan ke seluruh ruangan. Mencari sosok pria yang telah merenggut mahkotanya.
Namun, sepertinya dia pergi meninggalkannya dengan satu paper bag berisi pakaian dan selembar surat.
Diraihnya kertas putih itu sebelum membersihkan diri. Matanya membulat, tersirat api kemarahan yang ketara di netra abunya.
Aku harap kau menerima perjodohan itu, sayang. Semalam aku tidak menggunakan pengaman. Aku tidak yakin, percintaan panas kita tidak menghasilkan kehidupan baru. Maka dari itu terima aku sebagai suamimu
From: Your future husband ❤️
Rachel menyobek kertas itu, merematnya kuat dan membuangnya ke sembarang arah. Kecurangan Peter benar-benar membuat amarahnya naik sampai ke ubun-ubun.
Sialan dia menipu ku, aku harus segera menemui daddy dan mengatakan segalanya. Jangan sampai daddy mendengar kabar ini dari bibir orang lain. Jika tidak, dia pasti semakin kecewa padaku.
Rachel mengambil paper bag itu dan berlalu masuk kedalam kamar mandi. Dengan kasar rachel menggosok tubuhnya, berharap noda kemerahan itu menghilang bersamaan dengan sabun dan air yang mengalir.
Namun, semua itu tidak berubah bahkan tanda kemerahan itu semakin ketara karena dia menggosok dengan kencang.
"Kenapa nodanya tidak mau menghilang. Bagaimana ini, aku tidak mau daddy kecewa padaku. Aku tidak ingin dia merasa malu mempunyai anak seperti ku!" Rachel menenggelamkan wajahnya di sela-sela kedua lututnya.
Membiarkan air matanya mengalir bersamaan dengan air dingin yang mengguyur tubuhnya. hatinya hancur, penipuan yang di lakukan Peter membuat hatinya sakit.Bukan karena takut di kecam masyarakat. Namun, takut dengan rasa kecewa ayahnya.
Selama ini pria tua itu mengajarkannya cara menjaga diri. Perasaannya akan terluka setelah mendengar putri kesayangannya telah menghabiskan waktu bersama orang asing.
Rachel beranjak dari lantai dingin kamar mandi, lalu mematikan shower dan memakai pakaian yang telah disiapkan oleh Peter. Pintar juga dia, menyiapkan pakaian tertutup untuk Rachel.
Dengan langkah cepat Rachel berjalan ke arah parkiran, masuk kedalam mobil. Ia harus memberitahu ayahnya.
Namun, setibanya di mansion. Dua mobil mewah berharga fantastis terparkir rapi di halaman depan rumah. Tentu mengejutkan Rachel. Mungkin hanya ada 10 unit dengan model seperti itu yang tersedia di pasaran.
Ragu-ragu Rachel masuk kedalam. Jantungnya berpacu cepat, menebak siapa yang datang dengan mobil semewah itu. Sudah dipastikan orang yang bertamu bukanlah orang biasa jika di lihat dari kendaraan ini.
Bibirnya terbuka kecil, pupil matanya bergetar melihat tiga orang duduk dengan ekspresi yang berbeda-beda. Kanaya dengan senyum cerianya. Dominic dengan wajah datar dan tanpa mengalihkan pandangannya dari sang istri. Serta Peter tersenyum smirk sembari menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. Seolah membuat Rachel sulit bernapas, dia terlalu shock.
"Akhirnya kamu pulang nak, ayahmu bilang kamu belum pulang sejak bertemu Peter semalam. Apa dia melukaimu?" tanya Kanaya, menghampiri Rachel yang termenung di ambang pintu.
Rasanya Rachel ingin pingsan sekarang, "Re, jawab pertanyaan bibi Kanaya. Tidak sopan mengabaikan orang tua!" ujar Darion menegur.
Rachel tersenyum canggung, "tidak aunty, aku menginap di rumah teman," kilah Rachel, lalu mengajak Kanaya duduk kembali ke tempat semula.
Rachel menatap Dominic dan Peter dengan pandangan datar. Dua orang itu akar dari semua penyebab masalah hidupnya.
"Pasti kau tahu bukan alasan kami datang kemari, aku begitu senang setelah mendengar persetujuan mu sayang!" kata Kanaya sambil memegang kedua lengan Rachel.
"Apa, siapa yang bilang?" tanya Rachel bingung. Semua pandangan menatapnya heran sekaligus bingung.
"Peter. Semalam dia menghubungiku dan bilang kalau kamu sudah setuju, sayang?" jelas Kanaya dengan suara khas keibuan.
"Aunty aku-"
"Sepertinya, aku harus bicara berdua saja dengan mu, nona!" belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Peter lebih dulu memotong pembicaraan dan menariknya pergi.
Darion sedikit was-was, ingin mengikuti mereka. Tapi setelah melihat tatapan tajam Dominic membuatnya diam, berpasrah pada Tuhan.
...🍁🍁🍁🍁...
Peter menarik Rachel masuk kedalam dapur yang ada disamping ruang tamu. Merasa jauh dari jangkauan ketiga orang tua itu. Peter melepaskan cengkeramannya, menatap calon istrinya datar.
"Apa-apaan kau, kenapa membawa ku ke dapur?" tanya Rachel kesal. Rasa panas terasa menyengat disekitar pergelangan tangannya.
"Terima perjodohan itu!"
"Aku tidak mau! bukankah kemarin kita sudah sepakat akan membatalkan perjodohan itu. Dan ya kenapa kau mengambil kesempatan saat aku dibawah pengaruh alkohol. Dasar licik, seharusnya aku tidak mudah menaruh kepercayaan pada orang seperti mu!" geram Rachel, kesal merasa tertipu dengan sikap Peter yang sok baik dan pengertian itu.
"Kau sendiri yang ingin menyentuhku, sayang. seharusnya, aku yang harus meminta pertanggung jawaban padamu." tersenyum miring, dan mengedipkan sebelah matanya menggoda Rachel.
"Jangan fitnah, aku tidak mungkin menyerahkan kehormatan ku sendiri yang jelas-jelas aku lindungi setengah mati."
" Aku tidak memfitnah mu, lihat ini kalau tidak percaya!" Peter menyodorkan benda pipih yang memutar sebuah video berdurasi sekitar dua jam.
Pipi Rachel memerah, segera menghapus video percintaan mereka. "Kau merekamnya?"
"Seperti yang kau lihat, tapi jangan khawatir aku masih punya banyak salinannya. Maka dari itu penuhi perintah ku, atau ku kirim video itu pada ayahmu!" Peter bicara santai, namun terdengar sekali jika sedang mengancam.
"Kau benar-benar tidak waras, tuan!"
"Dan kau yang membuat ku gila, sayang!"
"Ck, aku bukan sayang, namaku Rachel. Lagi pula kenapa kau mengincar ku jika di luaran sana banyak wanita yang mengantri padamu!" tanya Rachel, berusaha membatalkan rencana konyol Peter.
"Keberanian mu membuatku tertarik. Jadi katakan pada mereka, kalau kau menyetujui penyatuan itu dan jangan mengecewakan perasaan mommy ku."
"Berapa kali ku bilang, aku tidak mau. Kau bukan tipeku. Kenapa kau tidak mengerti juga, aku tidak ingin menikah!" Rachel mulai meninggikan suara. Geram dengan sikap Peter yang semena-mena.
"Baiklah, aku akan mengirimkan video itu sekarang. Bukan hanya pada ayahmu tapi juga mengunggahnya ke media sosial juga. Aku ingin lihat, bagaimana perasaan mu melihat ayahmu berjalan dengan kepala tertunduk." Peter semakin mempengaruhi Rachel. Mengatakan segala kemungkinan yang terjadi, saat video percintaan mereka di tonton masyarakat luas.
Padahal hubungan one night stand seperti itu merupakan hal lumrah di negara ini. Namun, Rachel merasa malu, tidak pantas privasinya diunggah di media sosial.
"Tunggu! aku setuju, tapi setelah pernikahan kau harus membakar semua CD ataupun menghapus semua salinan videonya!"
"Sepakat!"
TBC
warning!
cerita ini hanya fiksi yang author buat sesuai dengan imajinasi author jadi mohon untuk tidak dianggap serius 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Hertin Liberti
taktiknya Peter🤭🤭🤭🤭
2022-03-06
5
Rahmahnida
keren thor. 😍
Love you thor😘😘😘
2021-12-29
1
War Dcom War War
lanjut thor......
2021-12-29
0