Kecupan berulang

Pagi telah tiba, matahari merangkak naik memaparkan cahayanya yang terang menyinari sebagian belahan dunia.

Bersama dengan itu, Peter bangun dari alam mimpinya, saat menggerayangi ranjang sebelah yang seharusnya Rachel tempati itu kosong.

Peter menguap sesaat, sebelum menyapu pandangannya keseluruh kamar mencari sosok istri tercintanya.

Brak! sontak Peter menoleh kearah closet pakaian, dengan perlahan ia beranjak dan berjalan kearah sumber suara.

Matanya membulat ketika melihat Rachel jongkok di bawah lantai, mengambili belasan arloji yang sepertinya telah wanita itu jatuhkan.

Bukan arloji yang menjadi masalah, melainkan istrinya. Peter takut Rachel, tertindih laci kayu itu. " Kau tidak papa, sayang?" tanya Peter, bergegas membantu Rachel, mengambili belasan arloji itu.

" Aku tidak papa, tapi sepertinya aku merusakkan salah satu arloji mu!" kata Rachel sedih, sambil memperlihatkan satu jam tangan besi yang terbelah menjadi dua.

Melihat model dan merek yang tertera sudah pasti semua arloji itu tidaklah murah.

Peter terdiam sebentar, sebelum gelak tawanya pecah. Rachel yang melihat itu hanya diam, matanya terus menatap wajah tampan yang sedang tergelak menertawakan dirinya.

Baru kali ini Rachel melihat Peter tertawa lepas. Tidak seperti biasanya yang hanya tersenyum samar, bahkan terkadang tak terlihat oleh Indra penglihatannya.

" Tunggu! kenapa aku baru sadar jika kau sedang terluka?" Rachel mengusap lembut dahi dan ujung bibir suaminya yang bewarna merah kebiruan.

Peter merintih, tatkala tangan lembut istrinya membelai lukanya itu. Sensasi yang menurutnya aneh, seolah belaian Rachel berhasil membangkitkan gairah yang telah padam beberapa jam lalu.

Bagian bawahnya pun mulai meronta-ronta, minta dilepaskan kedalam gua hangat milik istrinya. " Jangan menggodaku sayang!" Peter meraih tangan mungil itu dan menciuminya berulang kali.

Sedangkan Rachel menuduk menahan malu, tak dapat di pungkiri ia suka dengan perlakuan manis Peter. " Kemarilah, aku akan mengobati mu!" Rachel menuntun Peter untuk mengikutinya, dan menyuruh pria itu duduk menunggu diatas sofa.

Rachel menapakkan kakinya keluar, entah apa yang akan di lakukan wanita itu padanya nanti. Sembari menunggu, Peter menyalakan benda pipih memeriksa jadwal kantor yang telah di kirimkan Keenan.

Asisten malas itu tidak mau mengatakannya langsung, bukan berarti tak pernah datang dan memberitahukan. Hanya saja dia lebih sering memberitahu jadwal Peter dengan mengirim pesan dari pada datang ke ruangan dan mengucapkannya langsung.

Tidak sopan, tapi itulah Keenan. Asisten dingin dan paling kurang ajar yang tidak pernah Peter temui di dunia ini. Hanya Keenan saja yang mampu bersikap seperti ini, jika orang lain mungkin tak lama setelah itu nyawanya akan merenggang dengan mudah.

Keenan lain dari pada yang lain. Namun, Peter akui pemikiran Keenan sangatlah unik, cerdas dan bijaksana. Cara kerjanya pun sangat cepat dan akurat. Maka dari itu Peter masih betah bekerja bersamanya sampai sekarang.

Tak lama setelah itu pintu terbuka, Rachel masuk membawa satu ember kecil berisi air hangat dan satu handuk putih kecil. Tak lupa Rachel juga mengambil kotak P3K didalam laci kamar.

" Aku akan mengompres lukamu. Kemari!" Rachel meletakkan ember tersebut diatas meja.

Peter terdiam, namun menggerakkan tubuhnya mendekati istri cantiknya itu. Rachel mulai membasahi handuk kecil itu, lalu dengan lembut Rachel meletakkannya ke dahi, bibir, dan hidung Peter yang terluka.

" Shht! pelan-pelan sayang!" desis Peter, berusaha menjauhkan handuk kecil itu dari lukanya.

" Ini sudah pelan-pelan, kau saja yang anak mama! manja sekali!" geram Rachel menyembur Peter dengan kata-katanya.

Setelah mengompres luka lebam itu, Rachel mengoleskan obat. " Bagaimana bisa kau terluka seperti ini?" tanya Rachel tiba-tiba, membuat Peter menelan ludahnya sendiri dengan susah payah. Jantungnya berpacu cepat, ia gugup.

" Aku, aku, aku melawan begal semalam!" jawab Peter melantur, berharap wanita itu percaya tanpa mempertanyakan hal lain.

" Benarkah? " tanya Rachel lagi, kali ini ia menabrakkan mata abunya dengan mata coklat Peter. Menatapnya dalam seolah mencari sesuatu yang tak terucap.

" Apa aku pernah membohongi mu?"

" Selalu!"

Hening sejenak. Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Rachel membereskan kotak P3K dan Peter melamun.

" Kenapa kau masuk kedalam closet pakaian?"

" Aku ingin menyiapkan pakaian mu, apa tidak boleh?" sontak Peter tersenyum tipis, menarik Rachel ke dalam pelukannya dan menghujaminya dengan kecupan-kecupan basah. Senang mendengar kepedulian Rachel.

" Hentikan perlakuan bodoh mu itu. Kau berangkat saja kekantor!" kata Rachel mendorong dada bidang suaminya.

" Berikan aku kecupan manis mu, baru aku pergi!" Rachel membulatkan mata, giginya gemerlatuk geram dengan tingkah Peter yang seperti remaja kasmaran.

" Ck, sini!" Rachel mencium dahi, pipi, dan bibir Peter singkat. Sedetik kemudian Peter terpaku, tenggelam dalam perlakuan Rachel tadi.

Padahal ia hanya berharap mendapat satu kecupan manis. Tapi Rachel menghujaminya dengan kecupan berulang, sama seperti yang biasa ia lakukan padanya.

Seketika semangat dalam diri Peter meningkat, kecupan-kecupan Rachel bak pengisi daya bagi Peter. Pria itu langsung masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri, dengan meloncat kegirangan kesana-kemari.

Lain halnya dengan Rachel, ia yang melihat tingkah suaminya itu hanya menggeleng singkat. Dan keluar dari kamar untuk mengembalikan ember tersebut.

Dibawah para maid sibuk mengerjakan pekerjaan masing-masing, sampai tak sadar jika nona muda mereka ada disini.

" Hm, apa ada yang bisa ku bantu?" sontak seluruh maid berbalik, dan langsung membungkuk hormat.

" Nona muda, maaf kami tidak melihat anda datang kemari!" seorang wanita muda yang sepertinya lebih mudah dari Rachel berbicara mewakili para maid yang lain. Sepertinya Peter tidak mempekerjakan wanita tua disini.

" Eh tidak masalah, lagi pula tidak memberi hormat juga tidak papa!" Rachel berucap santai. Lalu mengambil celemek dan memakainya.

Sontak para maid yang ada disana membulatkan mata, " nona apa yang anda lakukan, biar kami saja!" Rachel tersenyum.

" Tidak masalah, aku hanya ingin membuat sarapan untuk suamiku. Jangan khawatir aku tidak akan merusak dapur kalian!" ujar Rachel cengengesan.

" Tidak, bukan seperti itu nona. Kami tidak ingin anda bekerja dan membuat tuan muda marah!"

" Ck, tidak akan. Anak mama itu tidak akan memarahi kalian jika aku ada disini!"

Tentu nona, tapi setelah anda pergi nyawa kami mungkin melayang dalam sekejap!

" Siapa namamu?" tanya Rachel pada pelayan muda itu.

" Saya Dasha nona!" jawab pelayan itu ramah.

" Oh, nama yang bagus. Lalu berapa umur mu, sepertinya kau lebih muda dari ku!" Rachel terus bertanya, mencoba mengakrabkan diri dengan pelayan Mansion.

" Umur saya dua puluh tahun nona!" sudah Rachel duga, mereka terpaut enam tahun.

" Wah, kenapa kau menjadi pelayan disini. Apa kau tidak kuliah?"

" Sebenarnya saya ingin, tapi kondisi ekonomi keluarga membuat saya mundur dan memilih bekerja!" Rachel mengangguk-anggukkan kepala, mengerti situasi gadis muda itu.

" Aku akan membuat roti isi, tolong kau potongi sayuran ini!"

" Baik nona!"

Setengah jam Rachel berkutat di dalam dapur, dalam sekejap Rachel bisa mengakrabkan diri dengan para maid dan mengobrol santai.

Meski setiap kalimat yang di utarakan maid berbahasa formal, Rachel bisa melihat mereka mulai tenang dan nyaman. Tidak seperti tadi yang gemetar takut, dan tak berani menatap matanya.

...🍁🍁🍁🍁...

Peter yang sudah bersiap, menuruni tangga mencari keberadaan Rachel, sebelum berangkat ke perusahaan. Langkahnya terhenti ketika diruang makan, terlihat Rachel duduk dengan menopang dagu menunggu kedatangannya.

Didepannya sudah ada dua potong roti isi dan secangkir kopi.

" Kau sudah selesai, lamban sekali. Kau mandi atau tidur sih, aku merasa jenuh menunggu mu disini!" kesal Rachel, namun tangannya sibuk menyiapkan piring yang akan digunakan Peter.

" Kenapa kau melayani ku, dimana para maid Mansion?" dingin Peter.

" Aku menyuruh mereka mengerjakan pekerjaan yang lainnya. Jadi jangan sampai kau memarahi mereka, atau aku tidak akan memberi mu jatah!"

" Kau mulai berani hm, ingat perjanjian masih berlaku sayang!"

Cup! Peter meraup bibir sexy itu, menekan tekuk Rachel dan memperdalam ciumannya. Sampai menghasilkan kecapan-kecapan kecil yang terdengar samar di ruang makan itu.

" Malam ini, aku akan menghukum mu!" bisik Peter dengan nada sensual.

" Terserah, aku tidak peduli. Sekarang makan, aku membuat roti isi untuk mu!"

" Hm, kau memasak?"

" Yah, khusus untuk mu!" jawab Rachel sambil mengedipkan sebelah matanya, membuat Peter meleleh.

Satu gigitan Peter kunyah dan rasakan. " Ini enak!" seru Peter singkat, sebelum kembali melahap roti isi itu sampai habis.

Rachel yang mendengar pujian Peter tersenyum dan menggeliat kecil, seolah pujian Peter merupakan hadiah terindah yang tiada duanya.

" Aku berangkat!" Peter mencium dahi Rachel, sebelum keluar dari ruang makan.

" Hm, hati-hati!" jawab Rachel singkat, membiarkan pria itu meninggalkannya seorang diri.

TBC

Jika menurut kalian karya author bagus silahkan vote dan kasih hadiah, jika jelek gak usah author gk memaksa tapi like dan komen ya makasih! 🙂🙂🤗🤗🤗

warning!

cerita ini hanya fiksi yang author buat sesuai dengan imajinasi author jadi mohon untuk tidak dianggap serius. 🙏!!

Terpopuler

Comments

FG CHIMMY

FG CHIMMY

so sweet😍

2022-04-14

2

Yunia Afida

Yunia Afida

mulai cintani

2022-01-24

1

mas bima driver Truk bm

mas bima driver Truk bm

eeeemmmm 🥰

2022-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan tokoh dan Prolog(Revisi)
2 Awal mula(Revisi)
3 Penolakan Rachel(Revisi)
4 Kesepakatan(Revisi)
5 Menerima(Revisi)
6 perjanjian pranikah
7 Hari pernikahan
8 malam pertama
9 perbincangan ayah dan anak
10 Kau kejam!
11 Kau membuatku gila sayang!
12 transaksi senjata ilegal
13 Kecupan berulang
14 Apa ini?
15 Mulai curiga
16 Kepergok!
17 Kupu-kupu
18 Black butterfly
19 Perubahan sikap Keenan
20 Berdebat
21 Berkencan
22 You are mine
23 Kau menipuku
24 Bercanda
25 Kau psikopat gila
26 Aku tidak sakit
27 Mafia
28 Keinginan Rachel
29 undangan
30 Jatah yang tertunda
31 Serangan dadakan
32 Masa lalu Keenan
33 Anak?
34 Marah
35 Terima dia dengan segala kekurangannya.
36 Jadikan aku asisten mu
37 Bekerja bersama
38 Kau bisa bergabung
39 Cemburu
40 Makan malam bertiga
41 Membayar dengan tubuhku
42 Perkenalan
43 Cristian Elano
44 Takut istri
45 Permainan ekstrim
46 Hidup dan mati seseorang
47 Menunggu keajaiban
48 Penipu
49 bertemu Grace
50 Memulainya malam ini
51 memutuskan pindah
52 perjalanan penuh kesedihan
53 Jessie
54 Cappadocia
55 Bulan madu part 1
56 Bulan madu part 2
57 Secuil upil
58 Menyerah
59 Cucu perempuan
60 Tragedi 30 tahun yang lalu
61 darah daging Keenan
62 Berdebat
63 Kerisauan Keenan
64 Saran Rachel
65 Asisten kurang ajar
66 Kaki ku pegal
67 Keenan dan Abigail part 1
68 Tak semudah itu melupakan
69 Hamil!
70 Membawa Abigail pulang
71 Ancaman
72 Milan
73 Terbongkar
74 Michel
75 Awal dari segalanya
76 Menculik Michel
77 Buket pengantin
78 Penyatuan Belle dan Keenan
79 Akhir cerita Belle dan Keenan
80 kembali ke mansion
81 kedatangan orang ketiga
82 Wanita nakal
83 Pengumuman
84 Berdebat
85 Peter jahil
86 membuat peringatan
87 Saling mengancam
88 Pertemuan tak terduga
89 Dessert
90 Mana hadiah ku
91 Serangan dadakan
92 Keluarkan pelurunya
93 Ketemu
94 Keluarga Cemara
95 Dasar gila!
96 aku datang
97 Jangan picu orang gila itu
98 Aku tidak bodoh dad
99 Sesuai permintaan mu nona!
100 Dasar konyol(Revisi)
101 sebanyak ini(Revisi)
102 ini bukan omong kosong semata tuan!(Revisi)
103 Mereka harus musnah(Revisi)
104 Kasihan sekali kau!(Revisi)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Pengenalan tokoh dan Prolog(Revisi)
2
Awal mula(Revisi)
3
Penolakan Rachel(Revisi)
4
Kesepakatan(Revisi)
5
Menerima(Revisi)
6
perjanjian pranikah
7
Hari pernikahan
8
malam pertama
9
perbincangan ayah dan anak
10
Kau kejam!
11
Kau membuatku gila sayang!
12
transaksi senjata ilegal
13
Kecupan berulang
14
Apa ini?
15
Mulai curiga
16
Kepergok!
17
Kupu-kupu
18
Black butterfly
19
Perubahan sikap Keenan
20
Berdebat
21
Berkencan
22
You are mine
23
Kau menipuku
24
Bercanda
25
Kau psikopat gila
26
Aku tidak sakit
27
Mafia
28
Keinginan Rachel
29
undangan
30
Jatah yang tertunda
31
Serangan dadakan
32
Masa lalu Keenan
33
Anak?
34
Marah
35
Terima dia dengan segala kekurangannya.
36
Jadikan aku asisten mu
37
Bekerja bersama
38
Kau bisa bergabung
39
Cemburu
40
Makan malam bertiga
41
Membayar dengan tubuhku
42
Perkenalan
43
Cristian Elano
44
Takut istri
45
Permainan ekstrim
46
Hidup dan mati seseorang
47
Menunggu keajaiban
48
Penipu
49
bertemu Grace
50
Memulainya malam ini
51
memutuskan pindah
52
perjalanan penuh kesedihan
53
Jessie
54
Cappadocia
55
Bulan madu part 1
56
Bulan madu part 2
57
Secuil upil
58
Menyerah
59
Cucu perempuan
60
Tragedi 30 tahun yang lalu
61
darah daging Keenan
62
Berdebat
63
Kerisauan Keenan
64
Saran Rachel
65
Asisten kurang ajar
66
Kaki ku pegal
67
Keenan dan Abigail part 1
68
Tak semudah itu melupakan
69
Hamil!
70
Membawa Abigail pulang
71
Ancaman
72
Milan
73
Terbongkar
74
Michel
75
Awal dari segalanya
76
Menculik Michel
77
Buket pengantin
78
Penyatuan Belle dan Keenan
79
Akhir cerita Belle dan Keenan
80
kembali ke mansion
81
kedatangan orang ketiga
82
Wanita nakal
83
Pengumuman
84
Berdebat
85
Peter jahil
86
membuat peringatan
87
Saling mengancam
88
Pertemuan tak terduga
89
Dessert
90
Mana hadiah ku
91
Serangan dadakan
92
Keluarkan pelurunya
93
Ketemu
94
Keluarga Cemara
95
Dasar gila!
96
aku datang
97
Jangan picu orang gila itu
98
Aku tidak bodoh dad
99
Sesuai permintaan mu nona!
100
Dasar konyol(Revisi)
101
sebanyak ini(Revisi)
102
ini bukan omong kosong semata tuan!(Revisi)
103
Mereka harus musnah(Revisi)
104
Kasihan sekali kau!(Revisi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!