Seketika setelah Grand Duke melangkah menghampiriku, semua prajurit dan pelayan wanita berlutut hormat kepada kami berdua. Tatapan tajam dan membunuh itu masih ada di binar matanya walaupun di barengi senyum tipis.
"Paman membuatku hampir mati di tempat..."
"Maaf, lain kali tuan putri tidak akan..."
"Maaf semua ini salah saya"
Kataku berjongkok menghampiri pengawal yang terluka itu dan mengabaikan Grand Duke begitu saja. Kulihat luka gores di lehernya lumayan dalam dan besar, mungkin akan meninggalkan bekas.
"Ti... Tidak! ini bukan salah tuan putri... tapi semua ini memang salah saya, karena saya telah lalai menjalankan tugas..."
"Bangunlah, aku tidak pernah memintamu untuk bersujud..." kesalku saat prajurit itu tiba-tiba bersujud
"Saya layak mendapatkan hukuman..."
"Baiklah jika itu maumu, mulai sekarang kau ku hukum untuk selalu melindungi dirimu sendiri... itulah hukuman yang pantas untukmu... sekarang berdirilah..."
"Terimakasih yang mulia putri..."
"Paman, mari kita bicara..."
Setelah menarik Grand Duke menuju kereta kuda, aku memarahinya habis-habisan. Entah itu akan berpengaruh ataupun tidak kepada Grand Duke, yang penting aku sudah memperingatkan nya agar tidak bertindak sesuka hati mentang-mentang seorang tuan.
Setelah masuk ke dunia ini, aku tidak memiliki niatan sedikitpun untuk kembali ke dunia nyata ataupun menetap selama mungkin di dunia ini. Karena aku tahu dimana pun keberadaan ku kematian pasti mengintai, karena aku hanyalah manusia biasa.
"... Jika paman selalu membunuh tanpa berkedip pada prajurit paman sendiri, apakah paman tidak takut jika nanti menjadikan yang lain berkhianat pada paman..."
"..." Grand Duke hanya diam
"Paman tidak akan tahu jika salah satu dari prajurit paman yang ada ribuan jiwa itu akan berkhianat... Paman juga tidak bisa membunuh pengikut paman sendiri dengan enteng..."
"..." masih tidak ada respon
"... Bukankah paman Tiran Medan perang? Dan aku hanya ingin mengenal paman sebagai Tiran di Medan perang saja... Ku harap paman mengerti kekhawatiran ku."
"Baiklah mulai sekarang saya akan lebih berhati-hati saat di dekat yang mulia putri..."
"Kenapa cara bicara paman sekarang menjadi sangat formal padaku?"
"Setelah dipikir-pikir, saya memang salah sebelumnya karena telah berani berbicara tidak formal pada yang mulia putri..."
"Baiklah jika begitu yang diinginkan yang mulia Grand Duke!" kesalku balas berbahasa formal
"Tidak yang mulia, yang mulia bisa memakai bahasa yang lebih nyaman..."
"Aku tidak tahu jika ternyata yang mulia Grand Duke banyak bicara seperti ini..." aku tidak peduli jika leherku di potong detik ini juga kerena telah berbicara lancang
"Maafkan saya yang muli..."
"Harrgghhh... paman membuatku kesal."
Aku segera keluar dari kereta kuda sebelum kekesalan ini tersalurkan ke pada benda di sekitar ku. Perubahannya benar-benar terasa setelah mereka semua mengetahui siapa diriku, tatapan segan, perilaku mereka yang kaku, bahkan mereka terlihat sangat berhati-hati saat lewat di dekatku.
Dan yang lebih membuatku kesal adalah mereka para pelayan wanita yang sempat membicarakan tentangku di tenda dapur darurat barusan. Seketika mereka semua bersujud meminta ampunan lebih tepatnya memintaku agar menghukum mereka dengan berat.
Belum apa-apa aku sudah dibuat leleh seperti ini oleh semua pengikut Grand Duke yang terlihat jahat namun ternyata sangat baik dan lembut. Setelah memberikan hukuman pada mereka semua akhirnya aku bisa bersantai dengan tenang di bawah pohon besar di dekat perkemahan, sambil memperhatikan kesibukan mereka semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus bahagia
2023-05-14
0
🫧Alinna 🫧
Next
2022-01-19
1
senja
canda jatuh-itu maksudnya apa?
2022-01-11
1