Pikiranku hanya tertuju pada Grand Duke yang entah saat ini masih di ruang makan atau sudah berpindah tempat. Para pelayan yang melihatku bergegas keluar kamar dan berlari menuju ruang makan, berusaha menghentikan lariku. Lebih tepatnya mereka memintaku untuk memakai alas kaki terlebih dahulu sebelum menemui Grand Duke.
"Putri... setidaknya ijinkan saya memasangkan sepatu terlebih dahulu pada kaki anda..."
"Yang mulia putri... setidaknya rapikan dulu rambut panjang anda..."
"Yang mulia putri... pelan-pelan saja, tubuh yang mulia masih lemah..."
"Yang mulia putri..."
Aku masih sibuk berlari sambil memperhatikan gaun yang kupakai agar tidak terinjak. Abaikan saja mereka semu, paling parah mungkin aku hanya akan mendapatkan Omelan dari dayang Tya. Dayang yang ditunjuk Grand Duke untuk merawatku dari dekat selama seharian penuh.
Sesampainya di ruang makan aku tidak melihat adanya Grand Duke, tapi yang ada hanya para pelayan yang sibuk membereskan makanan yang terlihat masih utuh. Aku benar-benar minta maaf karena mengabaikan makanan yang telah mereka sajikan dengan susah payah, tapi aku tidak punya pilihan selain mengabaikan.
"Dimana yang mulia Grand Duke berada sekarang..." tanyaku pada seorang prajurit dengan napas tersengal
"Tuan ada di ruangan beliau..."
Aku segera berlari lagi menuju ruang kerja Grand Duke yang ada di mansion barat. Selama ini aku ditempatkan di kediaman utama, sedangkan grand Duke sendiri menempati mansion barat. Dadaku terasa sakit dan nafasku makin tersengal karena tiba-tiba aku merasa degup jantungku menjadi semakin cepat.
Rasa mual dan ingatan tentang kejadian itu kembali menghantuiku, seakan-akan aku tidak bisa lepas dari jerat siksaan ini. Dengan sisa-sisa tenaga aku mendorong pintu besar ruang kerja Grand Duke, sebelum di bukakan para prajurit yang bertugas membuka pintu.
"Putri!!"
Aku malu, ternyata yang mulia Grand Duke sedang ada tamu, penampilanku saat ini pasti sangat kacau. Rambut yang acak-acakan, gaun yang belum diganti sejak semalam, serta kaki polos tanpa alas semakin membuat kacau penampilan seorang putri dalam diriku. Kacau sudah semuanya, mana semua tamu yang mulia Grand Duke terlanjur menatap ke arahku semua lagi.
"Salam kepada yang mulia Grand Duke... maaf karena kedatangan saya mengejutkan semuanya..." karena sudah terlanjur, aku memberi salam layaknya seorang putri pada semua tamu grand Duke
"Putri! ada apa?"
"Maaf yang mulia... saya hanya ingin menyampaikan sesuatu hal, tapi sepertinya waktu kedatangan saya sangat tidak tepat... kalau begitu saya akan menunggu sampai urusan yang mulia selesai..."
Kataku segera pamit undur diri sebelum aku semakin mempermalukan grand Duke di depan semua tamunya. Saat keluar dari ruang kerja Duke tatapan tajam dari Tya langsung menyambutku. Mulutnya yang sempat hendak menyemburkan Omelan kembali bungkam setelah mengingat dimana kami berada sekarang.
"Yang mulia putri..." kata seorang pelayan yang masih memegang sepatu untukku dengan wajah memerah karena tersengal
"Maaf... Karena aku membuat semuanya kesusahan..."
"Kalau yang mulia sudah sadar berbuat salah, sekarang kembali ke kamar yang mulia!" kata Tya tajam
"Yang mulia setidaknya pakai sepatu dulu..."
Setelah memakai sepatu, dayang Tya segera menyeretku kembali ke kamar yang ada di kediaman utama. Tumben kali ini dayang Tya tidak marah-marah seperti biasanya yang selalu bawel. Semua pelayan mulai beraksi melakukan tugas yang telah mereka tunggu-tunggu, yaitu untuk membuatku layaknya seorang bidadari.
Tangan mereka saat mendandani ku terasa sangat terampil, seperti mereka ini dilahirkan hanya untuk merias saja. Dayang Tya mengatakan padaku agar kembali menyapa para tamu grand Duke untuk menutupi rasa malu akibat kekacauan tadi. Yah aku hanya bisa menurut karena memang begitulah aturan di dunia seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus semsngat
2023-05-14
0
kang setia😘
lebih kembangkan lagi imajinasi anda Thor 👌
2022-01-24
3
я𝓮𝒾𝓷A↠ͣ ⷦ ͣ𝓭𝓲𝓪𝓷✿
10 like
2022-01-02
1