🙏SEBELUM BACA ALANGKAH BAIKNYA VOTE, COMENT, DAN FOLLOW BIAR AUTHOR SAMA SEMANGAT NULIS NYA🙏
HAPPY READING
#Enam_bulan_kemudian
Setelah kepergian Asmitha, Tuan Arnold masih tetap setia dengan kesendirian nya. Bahkan pernikahan nya dengan Bella juga sudah berakhir dengan perceraian.
Karena merasa jenuh setiap hari di kantor Tuan Arnold berniat untuk jalan-jalan ke mall bersama Alex temannya. Sampai di mall tidak sengaja Tuan Arnold menabrak seorang wanita.
Brak!
"Sorry, aku enggak sengaja." Ujar Tuan Arnold dan mencoba untuk membantu cewek tersebut untuk bangun. Tapi tiba-tiba muncul lah wanita paru bayah yang menghampiri gadis tersebut.
"Kamu enggak apa-apa?" Ujar wanita tua yang ternyata adalah Bibi Ijem.
"Bibi Ijem?" Ucap Tuan Arnold terkejut.
Karena merasa penasaran dengan seorang wanita yang di tabraknya barusan dengan cepat Tuan Arnold membuka masker yang menutupi sebagian wajah gadia tersebut. Tapi di tepi kasar oleh sih pemilik.
"Maaf, Tuan Bibi permisi," pamit Bibi Ijem pada Tuan Arnold dan menarik gadis tersebut.
"Tunggu!" teriak Tuan Arnold.
Tanpa menghiraukan teriak Tuan Arnold dengan langkah cepat Bibi Ijem dan gadis tersebut berlari menjauhi Tuan Arnold.
Tuan Arnold mngekori Bibi Ijem dan kembali bertemu di parkiran karena kaki gadis yang bersama Bibi ijem terkilir.
"Bi, siapa dia?" Ujar Tuan Arnold dan menunjukan kearah gadis yang masih tersungkur karena kakinya terasa sakit.
Karena tidak ada jawaban dari Bibi Ijem, Tuan Arnold pun berjongkok di depan gadis tersebut. Dengan pelan Tuan Arnold membuka masker pada gadis tersebut.
Seketika itu juga Tuan Arnold terkejut karena gadis tersebut adalah wanita yang selama ini dia rindukan. Tanpa perintah dari sang pemilik air mata Tuan Arnold pun menetes. Ternyata gadia tersebut adalah Asmitha Rahayu.
"Asmitha," Ujar Tuan Arnold dan memeluk Asmitha erat.
"Pembunuh!" Ketus Asmitha. Sontak saja Tuan Arnold kaget saat dirinya di sebut pembunuh oleh orang yang paling dia sayang.
"Kamu pembunuh!" Teriak Asmitha histeris. Dengan sigap Bibi Ijem segera memebawa Asmitha pergi dari hadapan Tuan Arnold. Karena Bibi Ijem tidak mau kalau Asmitha kembali berlarut dengan kesedihan yang selama ini Asmitha rasakan.
'Aku bukan pembunuh.' Batin Tuan Arnold dan langsung pergi dari mall.
Dengan kecepatan tinggi Tuan Arnold memacu mobilnya. Di kepala nya selalu teringat ucapan Asmitha yang menyebut dirinya seorang pembunuh.
Sampai di rumah Tuan Arnold kembali mengurung dirinya di dalam kamar dan memilih untuk menghabiskan rokok dan minum bir. Padahal sudah lama Tuan Arnold tidak menyentuh rokok dan juga bir.
🖤🖤🖤🖤
"Jangan nangis lagi," ucap Bibi Ijem pada Asmitha.
"Kenapa kita harus ketemu dengan pembunuh itu?" Sahut Asmitha pada Bibi Ijem.
Bibi Ijem pun memeluk Asmitha dan menenangkan Asmitha dan membujuk Asmitha supaya bisa memaafkan Tuan Arnold. Karena selama ini Tuan Arnold sudah cukup terluka karena sudah di jauhi oleh dirinya.
"Bibi yakin kalau Tuan Arnold masih sayang sama kamu," Ujar Bibi Ijem.
"Kamu itu masih istri nya Tuan Arnold, jadi kamu itu harus selesaikan semuanya dan memulai lagi dari nol." Lanjut Bibi Ijem.
Tidak menghiraukan ucapan Bibi, Asmitha langsung berlari masuk ke dalam kamarnya. Dan Asmitha kembali menangis.
🌷🌷🌷🌷
Pertemuan Tuan Arnold dan Asmitha.
Tuan Arnold sudah satu jam berdiri di salah satu rumah yang bercat putih. Dan Tuan Arnold ingin bertemu dengan sang pemilik rumah.
Tapi sudah berulang kali Tuan Arnold sudah mengetuk pintu tapi tidak satu orang yang bukakan pintu. Dan Tuan Arnold tetap menunggu di luar dan berharap sang pemilik rumah membuka pintu untuk dirinya.
Walaupun jam sudah menunjukan pukul lima enam sore, tapi Tuan Arnold masih setia menunggu pintu di buka kan.
"Berikan kesempatan," ujar Bibi Ijem pada Asmitha.
"Aku belum bisa, Bi. Luka ini belum terlalu sembuh." sahut Asmitha.
"Baik lah, kalau itu pilihan kamu, Bibi tidak untuk memaksakan kamu." Balas Bibi Ijem dan segera keluar dari kamar Asmitha.
Dengan langkah ragu bibi Ijem berjalan kearah pintu. Di buka pintu dengan pelan dan meminta Tuan Arnold untuk pergi.
"Lebih kamu pulang." Ketus Bibi Ijem.
"Aku mohon, beri aku kesempatan, sekali lagi." Ujar Tuan Arnold memohon pada Bibi Ijem.
"Tidak ada kesempatan untuk kamu." Balas Bibi Ijem dan segera menutup pintu.
Tidak sampai di situ perjuangan Tuan Arnold untuk mendapatkan maaf dari Asmitha. Bahkan sekarang Tuan Arnold nekat untuk tidur di luar rumahnya Asmitha walaupun sedang hujan lebat.
'Asmitha, aku bukan pembunuh.' Batin Tuan Arnold.
"Tuan Arnold kehujanan di luar," Ucap Bibi Ijem pada Asmitha.
"Bibi mohon, biarkan dia masuk." Lanjut Bibi.
Setelah mendapat persetujuan dari Asmitha, Bibi Ijem pun langsung menghampiri Tuan Arnold yang lagi tidur di bangku taman. Dan ternyata Tuan Arnold pingsan.
"Tuan, bangun." Ujar Bibi Ijem cemas.
"Tuan, ayo bangun," lanjut Bibi.
Karena Tuan Arnold tidak bangun Bibi Ijem pun segera memanggil Asmitha dan warga sekitar untuk angkat Tuan Arnold ke dalam rumah. Sampai di dalam Tuan Arnold di tidur kan kamar Asmitha. Dan Asmitha mengosok minyak kayu putih pada Tuan Arnold. Setelah mengantar Tuan Arnold Bibi Ijem pun keluar dan membiarkan Asmitha berduaan dengan Tuan Arnold.
Tapi saat tangan Asmitha mengosok minyak kayu putih di bagian dada nya tuan Arnold tangan nya di tarik oleh Tuan Arnold dan sekarang posisi Tuan Arnold dan Asmitha tidak ada jarak lagi.
Dengan cepat Tuan Arnold memeluk Asmitha dan ******* bibir mungil istrinya dengan lembut. Dan tidak ada penolakan dari Asmitha. Bahkan Asmitha menikmati ******* yang di berikan oleh Tuan Arnold.
Karena merasa tidak ada menolakkan Tuan Arnold pun meremas pelan dada Asmitha. Dan berbisik.
"Aku rindu banget sama kamu." Bisik Tuan Arnold lembut.
Dengan kasar Asmitha mendorong tubuh Tuan Arnold sampai terjatuh ke lantai.
"Aku tidak butuh pembunuh seperti kamu!" Bentak Asmitha pada Tuan Arnold.
"Aku bukan pembunuh, Asmitha." Sahut Tuan Arnold dan coba untuk memeluk Asmitha. Tapi di tepis kasar oleh Asmitha.
"Aku benci sama kamu pembunuh! Pengkhianatan!" Teriak Asmitha pada Tuan Arnold.
"Pergi kamu dari sini!" Lanjut Asmitha.
"Aku tidak pergi dari sini, sebelum kamu mau memaafkan aku dan ..." ucapan Tuan Arnold terpotong.
"Cukup! Aku enggak mau ada pembunuh seperti di kehidupan aku!" tegas Asmitha dan menunjukkan jarinya tepat di wajah Tuan Arnold.
Bersambung ...
maaf kalau di part ini kurang enak untuk di baca. Tapi percaya lah nulis part ini susah bangat dan author sampai pusing sendiri untuk nulis.
Author berharap kalian senang dengan pertemuan Asmitha dan Tuan Arnold.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Aisyah Mutaza
next thor
2021-12-24
0
Nayra Asyifathul Syakilla
semnhat ka nekttt ceritamya bagusss❤❤❤❤❤
2021-12-24
0
Cheryl Oktafiani
next
2021-12-24
0