Tersiksa

#Kepergian Asmitha untuk selama nya.

(Sebelum baca alang kah baiknya vote, like dan komentar biar author semakin semangat nulisnya.). SELAMAT MEMBACA

🌷🌷🌷🌷

"Maaf, istri anda tidak bisa selamat. Karena banyak darah yang terus saja keluar." Ujar Dokter.

"Enggak mungkin Dok. Aku mohon selamat kan istri saya, Dok." Ucap Tuan Arnold pada Dokter.

Bukan hanya Tuan Arnold yang merasa kehilangan, tapi Bibi Ijem juga merasakan hal yang sama.

Jenazah Asmitha sudah di mandikan bahkan sekarang akan di makam kan secepatnya. Tuan Arnold terus saja menangis bahkan Tuan Arnold masih memeluk erat jenazah Asmitha yang sudah di bungkus dengan kain kafan.

"Kenapa harus pergi untuk selama nya? Bukan kah kau sudah berjanji akan selalu ada untukku?" Ujar Tuan Arnold.

"Tuan yang sabar ya, biar kan Asmitha pergi dengan tenang." Ucap Bibi Ijem pada Tuan Arnold.

"Sekarang kita antar Asmitha ke tempat peristirahatan terakhirnya," lanjut Bibi Ijem dan mengusap lembut bahu Tuan Arnold.

Mobil jenazah sudah parkiran di depan rumah sakit dan jenazah sudah di bawa masuk oleh petugas kedalam mobil.

"Sayang, ini hanya mimpi 'kan?" Ujar Tua Arnold dengan tangisan.

"Tuan, Asmitha sudah pergi. Tuan ikhlaskan saja," sahut Bibi Ijem yang tetap setia menemani Tuannya.

🖤🖤🖤🖤🖤

Pemakaman Asmitha sudah selesai tapi Tuan Arnold masih menangis di samping kubur Asmitha.

"Sayang, kamu tunggu aku di sana ya. Aku janji bakal secepat nya bertemu kamu di surga." Ujar Tuan Arnold.

"Maafin aku, ya sayang belum bisa jadi yang terbaik buat kamu." Lanjut Tuan Arnold.

Setelah itu Tuan Arnold pulang ke rumah orang tuanya di jemput oleh Faris sekretaris nya. Dalam perjalanan Tuan Arnold selalu saja mengingat kembali masa dia bersama Asmitha.

Tidak berapa lama kemudian Tuan Arnold sampai di rumah.

"Sayang, kamu sudah pulang?" Ujar Bella dan menghampiri Tuan Arnold.

"Kamu kenapa, sayang?" Ujar Nella Mami nya Arnold.

Tanpa menjawab pertanyaan Bella dan Nella. Tuan Arnold berjalan memasuki kamarnya.

Karena merasa kawatir dengan keadaan putranya Nella mengikuti Tuan Arnold ke dalam kamar.

"Kamu kenapa matanya sembab begitu?" Uajr Nella pada Tuan Arnold yang lagi duduk di tepi ranjang nya dengan tatapan kosong.

"Cerita sama Mami, siapa tahu Mami bisa bantu." Lanjut Nella dan mengusap lembut pundak putranya.

"Mami tidak perlu bantuin Arnold. Karena sekarang Papi dan Mami sudah berhasil buat Arnold sedih kayak gini. Papi dan Mami berhasil untuk semua nya." Sahut Tuan Arnold dengan deraian air mata yang tidak bisa dia tahan.

Nella merasa binggung dengan ucapan putranya barusan. Dengan cepat Nella keluar untuk panggil Robby suaminya. Dan Robby pun datang temui Tuan Arnold di kamar.

"Putra Papi yang ganteng kenapa nangis?" Ucap Robby dan duduk di samping Tuan Arnold.

"Cerita sama kita, siapa tahu Papi bisa bantu." lanjut Robby.

Tiba-tiba pintu kamar di ketuk oleh Bibi Ijem. Dengan hati-hati Bibi Inem menghampiri Tuan Arnold.

"Permisi, Tuan." Ujar Bibi Ijem dan menunduk kepala.

"Bibi mau balikin kunci rumah, dan Bibi enggak bisa kerja sama Tuan lagi." Lanjut Bibi Ijem yang membuat Robby dan Nella kaget saat Bibi Ijem memberikan kunci pada Tuan Arnold.

"Papi dan Mami liat 'kan sekarang? Satu persatu orang yang aku sayangi pergi ninggalin aku sendirian." Ujar Tuan Arnold dan menatap lekat Bibi Ijem wanita paruh baya yang sudah sekian tahun temani nya di saat susah dan senang.

"Permisi Tuan, Bibi pamit pulang." Ujar Bibi Ijem dan melangkah keluar.

"Bibi," teriak Tuan Arnold dan berlari memeluk Bibi Ijem dengan erat.

Keduanya pun berpelukan bagaikan seorang ibu dan anak. Kedua menangis di pelukan seperti tidak rela meninggalkan satu dengan yang lainnya.

"Tuan tetap semangat, dan jadi kan ini sebagai pelajar untuk Tuan ke depannya." Ujar Bibi Ijem pada Tuan Arnold.

"Bibi hanya berpesan pada Tuan, cintai lah orang yang selalu ada buat Tuan. Jangan pernah mengulangi lagi kesalahan yang sama." Lanjut Bibi dan mencium kening Tuan Arnold. Setelah berkata demikian Bibi Ijem langsung pergi.

Saat melihat kunci rumah yang di berikan oleh Bibi Ijem Tuan Arnold bergegas menuju ke rumah yang dia belikan untuk Asmitha. Tapi sekarang rumah itu hanya tinggal kenangan yang sangat menyakitkan untuk dirinya.

Dengan kecepatan tinggi Tuan Arnold melajukan mobilnya dan Tuan Arnold menerobos lampu merah yang mengakibatkan mobilnya bertabrakan dengan mobil lain.

Brak!

Orang banyak menghampiri Tuan Arnold dan menolong Tuan Arnold untuk keluar dari dalam mobilnya. Dengan kesadaran yang tidak stabil Tuan Arnold terus saja memanggil nama Asmitha. Bahkan air matanya kembali mengalir saat nama Asmitha di panggilnya.

"Asmitha," Ujar Tuan Arnold dengan nada sendu. Tuan Arnold pun di bawa ke rumah sakit terdekat.

Sampai di rumah sakit Tuan Arnold langsung di tangani oleh dokter. Karena di bagian kepalanya terluka.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Sudah sebulan kepergian Asmitha. Dan sudah sebulan juga Tuan Arnold tidak pernah berinteraksi dengan banyak orang. Tuan Arnold berdiam diri di dalam kamarnya.

"Sayang, di depan ada Bella," Ujar Nella saat menemui Tuan Arnold.

"Kita keluar ya," lanjut Nella dan mengandeng tangan Tuan Arnold. Tapi dengan pelan Tuan Arnold menepis tangan Nella.

Badan Tuan Arnold terlihat sedikit kurus dan tidak terawat dengan baik. Bahkan sekarang Tuan Arnold jarang untuk makan. Karena yang ada di kepala dan otaknya selalu Asmitha.

"Aku enggak mau ketemu siapa pun, kecuali Asmitha Rahayu." Ujar Tuan Arnold pada Mami nya.

"Sayang, Asmitha sudah pergi. Jangan bikin dirimu itu tersiksa hanya karena dia." sahut Nella yang membuat Tuan Arnold marah.

"Mami, keluar sekarang!" teriak Tuan Arnold pada Nella. Segera Tuan Arnold menarik tangan Nella untuk keluar dari kamarnya.

Setalah Nella keluar dengan cepat Tuan Arnold kunci pintu. Dan Tuan Arnold kembali melihat foto Amsitha yang ada di dalam ponselnya.

"Sayang, aku rindu bangat kamu. Tunggu aku di surga ya." Ucap Tuan Arnold dan mencium foto Asmitha.

"Sayang, bukan hanya kamu yang pergi ninggalin aku, tapi Bibi Ijem juga sudah pergi ninggalin aku sendirian. Aku kesepian sekarang, aku tidak tahu harus bagaimana lagi untuk memulai lagi dengan kehidupanku."

"Hai, kalian berdua wanita hebatku, apa kalian tidak sedikit pun merasa rindu denganku?"

"Aku lelah." Ujar Tuan Arnold dan seketika itu juga air matanya kembali mengalir mwmbasahi pipinya.

Bersambung ...

terima kasih buat kalian yang sudah mendukung author sampai saat ini. semoga author bisa menulis cerita ini sampai tamat dan tidak membuat kalian kecewa.

#janagn lupa dukung author ya.

Terpopuler

Comments

Sisca L

Sisca L

lanjut thor

2021-12-22

0

Wahana Saragih

Wahana Saragih

duuuuh knp ceper bgt si asmitha nya meninggal thor,, aku aja baca nya smapi sedih loo😢😢😭😭😭

2021-12-22

0

Hestikusuma

Hestikusuma

wah jangan2 dikerjain nich tuan arnoldnya sama bik ijem 😁😁😁 masak tokoh utamanya end...

2021-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!