"Aku tidak mau tahu apa pun alasannya. Yang aku tahu malam ini aku harus temui gadis cantik tersebut." balasku dengan senyum sinis karena seorang ayah bukan saja biadap tapi suka berbohong demi kepentingan nya.
Tidak ada balasan lagi dari Rangga. Ya, mungkin saat ini dia lagi pusing mencari putri cantik nya yang saat ini sudah berada di rumahku. Segeraku letakkan ponselku di atas nakas dan berbaring. Karena badanku terasa pegal seharian.
"Asmitha?" aku segera panggil Asmitha.
"Iya Tuan," sahutnya dan menghampiri aku di kamar.
"Tolong pijitin kaki," aku meminta Asmitha untuk pijit kan kaki aku yang pegal. Bukan hanya kaki saja yang pegal tapi juga seluruh badanku yang terasa sakit.
"Baik Tuan," sahut Asmitha pelan. Asmitha pun melakukan perintahku.
Karena terasa enak aku pun tertidur dengan nyenyak. Sekitar jam 12 aku tersadar dari tidurku karena tanganku tidak sengaja menyentuh sesuatu.
'Apa ini?' gumamku dalam hati. Aku kaget ternyata tanganku menyentuh sesuatu yang empuk.
'Ngapain dia tidur di sini?' batinku dan segera menjauhkan tanganku dari dada Asmitha.
'Bikin berdosa saja ini anak!' gumamku dan segera pindahkan Asmitha untuk tidur di kamarnya.
"Jangan sentuh aku," ucap Asmitha.
"Auh, sakit."
"Eits, kamu ini apa-apaan sih?" Sahutku pada Asmitha yang mengigau saat tidur.
Dasar bocah bikin pembaca berpikir negatif saja.
🦃🦃🦃🦃🦃🦃🦃🦃🦃🦃🦃🦃🦃🦃🦃🦃
"Di cari! Wanita bernama Asmitha Rahayu. Siapa yang menemukan gadis tersebut akan di kasih hadiah uang 10juta. Hubungi nomor 089754***"
tertera di kertas yang tempel di pohon mangga depan rumah. Lengkap dengan foto gadis cantik rambut panjang, pipi lesung. Ya, dia adalah gadis kecil Asmitha yang lagi santai di rumahku.
"Boleh juga nih," Ujarku dan mencopot kertas tersebut segera aku menghubungi nomor yang tidak lain adalah nomor Pak Rangga.
"Apa benar ini dengan Rangga?" ucapku saat sambungan telfon terhubung. Dan tentu saja aku hubungi Rangga pakai nomor baru.
"Iya, saya sendiri," sahut Rangga.
"Kamu siapa?" lanjut nya.
"Kamu tidak perlu tahu siapa saya. Tapi yang jelas, saat ini anak anda sedang bersama saya." ketusku.
Rangga tidak percaya dengan pengakuanku bahkan dia juga mengancamku.
"Kalau tidak percaya ya sudah," sahutku dan segera matikan sambungan telfon.
Lima menit kemudian ada pesan masuk di ponselku.
"Siapa kamu? Jangan macam-macam sama saya," pesan dari Rangga.
"Silahkan transfer uang 50 juta kalau anda mau saya antar pulang anak anda!" balasku sambil tersenyum.
Sudah lima belas menit aku balas pesannya tapi tidak ada balasan dari Rangga. Mungkin dia nggak punya uang untuk tebus anaknya saat ini.
🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊
"Haa! tikus, tikus," teriakan yang sangat histeris dari kamar Asmitha.
Aku yang sedari tadi hanya berdiam diri di kamar pun berlari menuju kamar Asmitha.
"Tikus, tikus," teriak Asmitha dan berlari ke arahku dan langsung memelukku dengan erat. Ya, tentu saja kedua gunung kembarnya nempel di dada bidangku tanpa permisi.
'Ini bocah kenapa main meluk saja?'gumamku dan segera menepis pelukan nya.
"Ada apa sih kamu teriak-teriak kayak tarzan?" Ujarku dan melotot kan mata pada Asmitha.
"Ti --- tikus Tuan," sahutnya dengan gugup.
"Mana ada tikus?" aku kembali bertanya dan memperhatikan di sekeliling Ruangan. Dan ternyata benar kalau di kamar Asmitha ada kecoa bukan tikus.
"Dasar bocah! Itu bukan tikus tapi kecoa!" ucapku kesal.
Aku langsung keluar tapi saat aku melangkah kaki ku terpeleset dan jauh tepat di badan Asmitha. Yang mengakibatkan bibirku dan bibir Asmitha bersentuhkan. Bahkan sekarang posisi aku di atas tubuh Asmitha. Dan yang lebih gila lagi tanganku dengan spontan nya menyentuh gunung kembarnya.
'Ternyata ini bocah cantik juga,'batinku. Dan segera menepis tanganku dari gundukan milik Asmitah.,Raut wajah Asmitha terlihat tegang dan takut.
"Ma --- maaf Tuan," ucap Asmitha pelan karena bibirnya masih nempel dengan bibirku.
"I ---iya," sahutku gugup dan segera menghindari Asmitha.
Setelah itu aku langsung keluar menuju kamarku dan berbaring. Tapi otakku masih teringat dengan kejadian barusan.
"Malu nya aku ciuman sama bocah," Umpatku kesal. (Ya, pasti pembaca senang nih liat aku cium sama Asmitha. Tapi aku bukan mesum loh,).
"Tuan, barang-barang nya sudah datang," ucap Pak Gala satpam di rumahku yang membuat aku dasar dari lamunanku.
Sebenarnya kemarin aku minta Gala dan Bibi Ijem untuk beli pakian untuk Asmitha. Karena sudah seminggu ini dia pakai baju bekas milikku.
"Bawah ke kamar Asmitha." Pintaku pada Pak Gala.
"Baik Tuan." Sahutnya.
Gala dan bibi Ijem pun langsung mengantar kan ke kamar Asmitha.
"Permisi, saya mau antar barang-barang milik Nona," ucap Pak Gala saat sampai di kamar Asmitha
"Dari siapa, ya?" Asmitha kembali bertanya, mungkin dia kaget dengan barang yang begitu banyak.
"Dari Tuan, untuk Nona," sahut Pak Gala dan meletakkan semua barang-barang di atas meja. Setelah itu Pak Gala dan bibi Ijem langsung pergi.
Asmitha membuka satu persatu kantong yang berisi pakaian. Dari baju, celana, dan juga Bra dan ******. Setelah itu Asmitha coba satu bersatu baju dan celana. Kemudian yang terakhir Asmitha coba Bra.
'Kok, bisa pas di badan aku?' gumam Asmitha heran. Dan langsung pergi ke kamarku.
Tok! Tok!
"Masuk," sahutku.
"Ada apa Asmitha?" Ucapku pada Asmitha.
"Terima kasih Tuan," balas Asmitha.
"Iya, sama-sama." sahutku tanpa melihat ke arah Asmitha.
"Kok, Tuan bisa tahu ukuran Bra untuk aku?" ucap Asmitha.
"Ya tahu lah, apa lagi untuk ukuran punya kamu. Datar!" sahutku asal.
"Haaa! Datar?" Asmitha kembali bertanya.
"Iya datar, nggak ada bentuknya." bisikku di dekat telinga Asmitha. Terlihat jelas raut wajah Asmitha merah merona mungkin dia malu.
Asmitha pun langsung keluar tanpa pamit padaku.
'Dasar bocah!' batinku.
"Tapi di lihat-lihat dia cantik juga," Ujarku dan tersenyum bagaikan orang gila.
🐆🐆🐆🐆🐆🐆🐆🐆🐆🐆🐆🐆🐆🐆
"Tuan, aku minta 40 juta lagi," pesan yang masuk di aplikasi warna hijau milikku. Tentu saja itu adalah pesan dari Rangga.
Sengaja aku tidak membalasnya karena aku tahu bahwa uang itu akan di transfer kembali padaku nantinnya.
"Tuan, aku janji malam ini aku akan mempertemukan Asmitha dengan Tuan," pesan kembali masuk."
"Oke, tapi ada syaratnya," aku balas pesan pada Rangga. Bapak tua yang biadab nya minta ampun.
"Apa syaratnya?" balas Rangga.
"Aku akan kirim kan uang 40 juta yang kau minta. Tapi jika nanti malam kamu tidak temui aku dengan Asmitha. Maka kamu harus membayar uang saya dua kali lipat," aku kirim kan pesan pada Rangga.
"Baik Tuan," balas Rangga.
"Hahaha, Rangga, Rangga, kamu pikir aku bodoh? Aku pastikan kalau kamu tidak akan selamat dari permainanku ini." batinku dan tersenyum sinis saat membaca pesan dari Rangga yang menyetujui kalau dia akan membayar dua kali lipat padaku.
Segera aku transfer uang 40 juta pada nomor rekening Rangga. Dan tidak lupa aku kirimkan juga bukti transfer padanya.
"Terima kasih Tuan," pesan dari Rangga.
Sekarang aku tinggal tunggu transfer dua kali lipat dari Rangga.
Bersambung ...
Maaf kalau di part ini kurang geregetan karena autor lagi nggak enak badan🐵🐵 tapi percaya lah part berikutnya author akan buat Rangga jantungan😎😎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments