PART 2.
Aku kembali mengirim pesan pada pria yang bernama Rangga.
"Dari mana kamu tahu nomorku?" Pesan yang aku kirim pada Rangga.
"Hahaha, siapa yang tidak tahu Tuan Arnold, seorang pengusaha sukses dan kaya raya di kota ini? Tentu sangat mudah untukku mendapatkan nomor mu Tuan muda." Balasan yang masuk di aplikasi warna hijau milikku.
"Aku rasa kamu sudah sangat mengenal diriku, nanti malam ketemu di cafe Bintang." balasku.
Setelah berbalas pesan aku langsung mandi dan siap untuk berangkat ke kantor karena pagi ini ada meeting penting dengan klien.
Selesai mandi dan sudah berpakaian rapih aku langsung ke kamar Asmitha.
Aku ketuk 'kan pintu sebelum masuk.
Tidak menunggu lama pintu pun terbuka lebar.
"Selamat pagi Tuan mudah," Asmitha memberi salam saat aku masuk ke dalam kamarnya.
"Apa hari ini kamu akan pulang?" Aku bertanya ada gadis kecil yang masih terlihat lemas dan pucat.
"Aku tidak tahu harus kemana aku pulang." sahutnya dengan nada senduh.
Saat mendengar ucapannya hatiku merasa kasian dengan kondisinya saat ini. Tapi yang jelas aku harus mencari tahu terlebih dahulu masalah apa yang dia hadapi saat ini.
Sampai dirinya di perlakukan tidak layak seperti ini.
"Aku mohon sama Tuan, bayar aku dengan harga 80 juta biar aku bebas dengan kehidupanku." Ucapnya dengan tangisan yang tidak bisa dia tahan.
"Kamu tetap di sini sampai keadaan membaik," sahutku dan pergi dari hadapan Asmitha.
"Tetap di rumah nggak boleh kemana-mana," ucapku saat sampai di depan pintu keluar.
"Baik Tuan," sahutnya singkat.
Aku langsung ke kantor. Dan melangsungkan meeting bersama klien dari luar negeri.
Di saat meeting hatiku gelisah memikirkan Asmitha sih gadis cantik 80 juta.
'Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus bayar Asmitha dengan harga 80 juta? Atau aku kembalikan saja pada orang tuanya?' Gerutuku frustasi dengan keadaan saat ini.
Ku tarik nafas kasar dan mengakhiri meeting dengan paksa karena pikiranku selalu terganggu dengan kedatangan Asmitha di dalam hidup.
"Cukup sampai di sini, besok kita lanjut meeting." Ucapku pada Faris sekretarisku.
"Baik Tuan," sahut Faris.
Aku langsung keluar dan menghubungi kembali Rangga untuk ketemu di cafe Bintang saat ini juga.
"Aku di cafe Bintang sekarang, temui aku!" ku kirim pesan pada Rangga.
Setelah mengirim pesan aku langsung menuju ke cafe Bintang karena penasaran dengan sosok Rangga.Tidak menunggu lama Rangga pun membalas pesanku dan menyetujui untuk bertemu saat ini juga.
🦊🦊🦊🦊🦊🦊
Sudah hampir setengah jam aku menunggu kedatangan Rangga. Tapi belum juga muncul batang hidungnya.
"Jadi ketemuan atau tidak?" aku kembali mengirim pesan.
Belum juga pesan terkirim muncul lah seorang pria paruh baya dengan pakian serba hitam.
"Tuan Arnold?" ucapnya.
"Iya, saya Arnold," sahutku.
"Saya Rangga." balasnya dan kami berjabatan tangan.
Rangga pun menjelaskan semua tentang gadis yang ingin dia tawarkan 80juta. Dan aku hanya mangkuk-mangkuk mendengarkan penjelasan Rangga.
"Bapak siapanya gadis ini?" Ujarku dan menunjukan gambar Asmitha.
"Ak ---- ak-- u aku majikan nya." sahut Rangga gugup.
Aku perhatikan gerak-gerik nya. Dan aku rasa dia bukan orang sembarangan.
Segera aku ambil ponselku dan mengambil gambar dirinya.
"Baik lah, malam ini temui aku di sini. Dan bawah gadis ini," ucapku dan langsung pamit pulang.
"Baik Tuan," sahutnya.
"Tapi, tunggu Tuan," ucap Rangga yang membuat langkahku terhenti.
"Ada apa lagi?" ketusku.
"Aku boleh minta, Dp?" sahutnya.
"Berapa?" balasku singkat.
"40 juta," sahutnya singkat.
"Baik lah," balasku dan segera aku transfer uang sejumlah yang Rangga sebutkan barusan.
"Sudah saya transfer, silakan di cek," ketusku dan berlalu dari hadapan Rangga lelaki tua yang sepantasnya aku panggil Bapak.
Setelah itu aku langsung memacu mobil untuk pulang ke rumah.
#sampai di rumah
"Apa kamu tahu orang ini?" aku bertanya pada Asmitha yang lagi duduk manis di depan tv.
"I----- iya, Tuan." sahut Asmitha gugup.
"Dia siapanya kamu?" aku kembali bertanya.
"Dia adalah Ayah saya," balas Asmitha dan menundukan kepala.
'Ayah?' Batinku.
Aku terkejut mendengar pengakuan Asmitha, kalau Rangga adalah ayahnya. Padahal tadi Rangga bilang dia adalah majikannya Asmitha.
"Ayah kandung atau?" ketusku dan menatap lekat nanarnya.
"Ayah kandung saya,Tuan." Sahut Asmitha.
Huuf! Aku tarik nafas dan menghembusnya kasar. Ayah macam apa dia yang berani sama anaknya sendiri?
"Apa dia tahu kamu pergi dari rumah?" aku kembali bertanya.
Asmitha hanya mengeleng 'kan kepalanya tanda tidak tahu.
"Kamu kabur? Kenapa?" lanjutku.
"Aku --- aku di paksa untuk melayani ..." ucapan Asmitha terhenti.
"Maksud kamu?" aku kembali bertanya dengan emosi yang sudah membludak di kepala.
Bukan nya menjawab pertanyaan aku, Asmitha kembali menangis. Dan itu yang membuat aku bingung.
"Melayani semua teman-teman Ayah," sahut Asmitha. Dan seketika itu juga tangisan nya pecah.
Hatiku juga ikut teriris dengan pengakuan Asmitha, Ku raih tubuhnya dan memeluknya dengan erat. 'Kasian dia,' batinku. Dan mengelus lembut rambutnya.
"Aku di perlakukan seperti wanita malam, dan aku di siksa oleh ayah jika aku tidak melayani semua temannya." lanjut Asmitha.
"Terus bayarannya?" Ujarku dan menatap lekat maniknya.
"Bayaran nya, ayah gunakan untuk bermain dengan wanita lain di luar sana." sahut Asmitha yang terlihat emosi.
'Ayah macam apa dia?' Batinku yang mulai ikut emosi.
"Sekarang kamu sudah menjadi milikku. Karena aku sudah membayar mu dengan harga 80 juta pada ayah mu," ucapku pada Asmitha.
Walaupun sebenarnya aku bayar 40 juta sebagai Dp. Dan setengah lagi akan di bayar malam nanti saat Rangga mengantar 'kan Asmitha padaku.
"Apa kamu ingin pulang untuk temui ayah mu?" aku kembali bertanya.
"Tidak,Tuan." Balas Asmitha singkat.
"Apa ayah mu tahu kamu pergi dari rumah?" Aku kembali bertanya pada Asmitha.
"Tidak Tuan, aku kabur dari rumah karena aku sudah bosan dengan sikap ayah padaku." balas Asmitha.
"Oke," balasku singkat dan langsung ke kamar untuk istirahat.
🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐰
#malam pertemuan dengan Rangga
Sebelum berangkat untuk temui Rangga aku kirim 'kan pesan padanya.
"Bagaimana malam ini?" isi pesan yang aku kirim pada Rangga. Tidak menunggu lama Rangga langsung membalas.
"Maaf Tuan, malam ini belum bisa," balasnya.
"Kenapa? Bukan nya aku sudah membayar Dp nya?" Balasku pada Rangga.
Aku sudah pastikan kalau saat ini Rangga sedang berusah mencari keberadaan Asmitha anaknya.
"Maaf Tuan, Asmitha lagi sakit." pesan kembali masuk di aplikasi warna hijau milikku.
"Aku tidak mau tahu apa pun alasannya. Yang aku tahu malam ini aku harus temui gadis cantik tersebut." balasku dengan senyum sinis karena seorang ayah bukan saja biadab tapi suka berbohong demi kepentingan nya.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments