Sudah seminggu lebih Tuan Arnold belum juga kembali temui Asmitha.
Sedang kan pernikahan nya dengan Bella sudah berlangsung dua hari
yang lalu.
Setiap hari Asmitha selalu menelpon Tuan Arnold. Tapi Tuan Arnold selalu
saja beralasan masih ada pekerjaan yang harus dia kerjakan dan Asmitha
pun percaya saja dengan alasan dari Tuan Arnold.
Karena bosan tiap hari di rumah kali ini Asmitha mengajak Bibi Ijme untuk
makan di luar.
Dalam perjalanan Asmitha selalu berharap kalau nanti saat Tuan Arnold
pulang dia ingin mengajak Tuan Arnold.
“Ayo Bi, masuk.” Ujar Asmitha pada Bibi Ijem.
Kaki Asmitha baru saja mengajak pintu masuk tapi matanya melotot saat
melihat sosok pria yang izin nya kerja ternyata lagi bergelut manja dengan
wanita lain di restoran yang sama saat ini.
“Bi, itu Tuan Arnold ‘kan?” Ujar Asmitha pada Bibi Ijem.
“Iya, perempuan itu siapa ya?” balas Bibi Ijem.
“Aku enggak tahu, Bi.” Balas Asmitha.
Dengan kuat hati Asmitha berjalan mendekati Tuan Arnold.
“Hmm,” Asmitha berdeham saja. Dan tentu saja Tuan Arnold terkejut dengan kedatangan Asmitha.
Dengan cepat Tuan Arnold melepas tangan Bella yang dari tadi terus saja
bergelut manja di lengannya.
“As -- mitha,” Ujar Tuan Arnold gugup.
“Izinnya kerja, ternyata kerja nya kayak gini.” Ucap Asmitha dengan sinis.
“Ayo Bi, kita pulang.” Lanjut Asmitha dan mengajak Bibi Ijem.
“Asmitha, tunggu.” Teriak Tuan Arnold dan menarik tangan Asmitha.
“Sayang, tunggu aku.” Ujar Bella pada Tuan Arnold.
Saat mendengar Bella memanggil Tuan Arnold dengan sebutan sayang,
Asmitha pun langsung menepis kasar tangan Tuan Arnold.
“Sayang, dia siapa?” Ucap Bella dan menunjuk kearah Asmitha.
“Oh, aku ingat, dia itu ‘kan yang ngehalu nikah sama kamu.” Ujar Bella
angkuh.
“Kamu di bayar berapa?” lanjut Bella pada Asmitha.
Karena sudah tidak tahan dengan hinaan yang di lontar ‘kan oleh Bella,
dengan keberanian nya Asmitha jawab semuanya.
“Aku di bayar 80 juta,” sahut Asmitha dan melirik kearah Tuan Arnold.
Tuan Arnold terlihat kaget dengan pengakuan Asmitha.
“Murah banget!” Sahut Bella dengan nada sinis.
“Asmitha, ayo kita pulang.” Ucap Bibi Ijem dan menarik tangan Asmitha
untuk keluar.
Asmitha dan Bibi Ijem segera keluar dari restoran. Sedangkan Tuan
Arnold dan Bella mengekor dari belakang.
“Sayang, aku minta maaf, aku mohon dengarkan penjelasan aku dulu.”
Ujar Tuan Arnold.
Tanpa menghirau ‘kan perkataan Tuan Arnold Asmitha dan Bibi Ijem
langsung memesan taxi untuk pulang. Dalam perjalanan pulang Asmitha
terus saja menangis di pundak Bibi Ijem.
‘Bibi kecewa sama Tuan.’ Batin Bibi Ijem dan juga meneteskan air mata.
“Asmitha pikir Asmitha sudah dapat kebahagiaan yang sempurna tapi
ternyata mereka hanya butuh tubuh Asmitha.” Ujar Asmitha dengan isak
tangis dan hatinya sangat terluka.
“Kamu harus sabar, As,” sahut Bibi Ijem dan mengelus lembur rambut
Asmitha.
Dan akhirnya Asmitha dan Bibi Ijem sampai di rumah. Di garasi sudah ada
mobil Tuan Arnold yang parkir rapih di garasi.
Saat taxi berhenti di depan rumahnya, dengan langkah cepat Tuan Arnold
menghampiri Asmitha.
Tanpa menggubris kehadiran Tuan Arnold, Asmitha melangkah masuk
kedalam rumah.
“Sayang, dengar penjelasan aku dulu.” Ujar Tuan Arnold dan mengejar
Asmitha ke dalam rumah.
“Kenapa harus beralasan pekerjaan untuk membohongi Asmitha? Tidak
kah Tuan tahu wanita yang Tuan nikah sebulan yang lalu sedang mengandung anak Tuan?” Ujar Bibi Ijem dengan penuh kecewa pada
Tuan Arnold.
“Bibi pikir Tuan Akan mencintai wanita yang sudah Tuan perjuangkan
selama ini. Tapi ternyata Bibi salah menilai, kalau ternyata Tuan itu sama seperti pria gigolo yang hanya ingin kepuasan dengan wanita.” Lanjut Bibi
Ijem dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
“CUKUP BIBI!” teriak Tuan Arnold pada Bibi Ijem.
“Kenapa? Oh, aku tahu sekarang, kamu marah sama bibi yang katain kamu gigolo?” Ujar Asmitha pada Tuan Arnold.
“Aku pikir hanya keluargaku yang ingin ‘kan tubuhku untuk dapat uang.
Tapi ternyata masih banyak orang di luar yang menginginkan tubuh untuk
memuaskan nafsu mereka. Termasuk kamu.” Ucap Asmitha dan menunjukan jari tepat di depan muka Tuan Arnold.
“CUKUP!”
Plak!
Plak!
Dua tamparan yang Tuan Arnold layangkan pada Pipi Asmitha. Bibi Ijem
terkejut saat melihat Tuan Arnold menampar Asmitha dengan kasar.
"Tmpar aku! Tampar!” Teriak Asmitha histeris. Di pipi Asmitha terlihat jelas bekas merah.
“Aku bukan GIGOLO!” Teriak Tuan Arnold pada Asmitha.
“Terus apa kalau bukan gigolo?” Sahut Asmitha dan menatap lekat manik
Tuan Arnold.
"Bukan kah kau sudah menikmati tubuhku dan merenggut mahkotaku? Apa kah itu bukan gigolo?" Ujar Asmitha.
“Tuhan, kenapa harus aku? Kenapa?” Teriak Asmitha dengan suara lantang. Air matanya terus saja mengalir membasahi pipinya. Karena kehabisan tenaga Asmitha jatuh tersungkur di lantai.
“Asmitha, bangun.” Ujar Tuan Arnold.
Dengan cepat Tuan Arnold mengendong Asmitha kedalam kamar. Dan
mata Tuan Arnold melotot saat tangannya menyentuh kaki Asmitha yang
begitu banyak darah.
“Asmitha!” teriak Tuan Arnold dan memeluk erat tubuh Asmitha.
Bergegas Tuan Arnold bawa Asmitha ke rumah sakit terdekat. Sampai di
rumah sakit Amsitha langsung di tangani oleh dokter kandungan.
“Dok, gimana kondisi istri saya?” Ujar Tuan Arnold dengan raut wajah
cemas.
“Istri anda mengalami keguguran.” Sahut Dokter.
Tuan Arnold terkejut saat mendengar ucapan dokter kalau istrinya mengalami keguguran. Seketika itu juga Tuan Arnold meneteskan air matanya karena rasa bersalah sudah memarahi Asmitha dan juga menampar Asmitha dengan kasar.
"Enggak mungkin 'kan Dok?" Ujar Tuan Arnold tak percaya.
"Benar, Istri anda keguguran. Dan sekarang dia banyak istirahat biar kesehatan kembali pulih." Balas Dokter.
Asmitha masih belum sadarkan diri, karena darah yang keluar begitu banyak. Dan saat ini Asmitha di pasang kan dengan alat bantu pernapasan. Bahkan detak jantungnya sangat lemah.
"Sayang, bangun." Ujar Tuan Arnold dan menggenggam erat tangan Asmitha.
"Kamu harus kuat," Lanjut Tuan Arnold.
"Kamu sudah janji sama aku, kalau kamu enggak bakal ninggalin aku sendirian."
"Ayo bangun." Ucap Tuan Arnold.
Tidak terasa air mata Asmitha mengalir di saat mata nya masih tertutup rapat. Dengan lembut Tuan Arnold menghapus air mata Asmitha, dan berbisik.
"Aku tidak pernah berniat untuk mengkhianati kamu."
"I Love You Bidadariku. Kamu harus kuat." Ucap Tuan Arnold dan menangis.
Tiba-tiba alat yang mengecek detak jantung Asmitha berbunyi. Dengan keadaan cemas Tuan Arnold memanggil Dokter.
Dokter meminta Tuan Arnold untuk keluar dan Dokter pun mengecek keadaan Asmitha.
lima menit kemudian Dokter keluar dari ruangan Asmitha dengan raut wajah sedih.
"Maaf, istri anda tidak bisa selamat. Karena banyak darah yang terus saja keluar." Ujar Dokter.
"Enggak mungkin Dok. Aku mohon selamat kan istri saya, Dok." Ucap Tuan Arnold pada Dokter.
bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Sisca L
tar deh ini kan asmitha Uda mati n dikubur kok bisa ketemu lagi sama tuan Arnold sih Thor.masa mati suri kan Uda dikubur asmithanya
2021-12-24
0
Anis Setya
next
2021-12-21
0
Nayra Asyifathul Syakilla
nekttt thor bbagus banget ceritanya
penasaran banget lanhutan nya
2021-12-21
0