kecelakaan

"Terimakasih untuk semuanya, aku sayang kamu." Ujar Asmitha.

"Iya, aku juga sayang bangat sama kamu," balasku dan mencium keningnya, dan memberi kado untuk Asmitha.

"Jangan pernah ninggalin aku," ucapku, dan Asmitha menganguk 'kan kepalanya.

Terlihat jelas di wajah Asmitha kalau dia sangat senang dengan suprise yang aku berikan untuknya.

'Tuhan, terima kasih untuk bidadari cantik yang kau kirim 'kan untuk ku' batinku, dan menatap lekat nanar gadis cantikku.

Setelah selesai dengan acara ulang tahun Asmitha, kami langsung pulang. Dalam perjalanan tiba-tiba rem mobil blong, dan terjadi lah kecelakaan pada aku dan Asmitha. Asmitha yang aku minta untuk loncat pun tidak di temukan di lokasi kecelakaan. Sedangkan aku sudah tiga hari masih di rawat di rumah sakit, karena di bagian kepalaku terbentur.

"Bi, Udah ada kabar soal Asmitha?" ujarku pada Bibi Ijem yang menemaniku di rumah sakit. Sedangkan kedua orang tua sedang dalam perjalan ke rumah sakit.

"Belum ada, Tuan," sahut Bibi Ijem.

Segera aku hubungi nomor Faris untuk menanyakan kabar Asmitha, karena Faris aku tugaskan untuk mencari Asmitha. Tapi jawaban nya masih sama yaitu belum ketemu keberadaan Asmitha sampai saat ini.

'Asmitha, kamu dimana?' Batinku. Perasaanku tidak tenang karena aku takut terjadi sesuatu yang tidak baik dengan Asmitha.

"Assalamualaikum," ucap Mami dan Papi.

"Walaikumsalam," serentak aku dan Bibi Ijem jawab.

"Gimana, sudah enakan?" Ujar Papi padaku.

"Iya, Pi, Arnold mau pulang hari ini," sahutku.

Papi pun langsung mengurus semua administrasi untuk ke pulanganku. Setelah selesai aku langsung di bawa pulang. Dalam perjalanan aku tidak pernah tenang karena terus saja memikirkan Asmitha.

Aku meminta pada Papi untuk lewat jalan di mana aku dan Asmitha kecelakaan, Papi pun setuju dengan permintaan aku. Sampai di lokasi kecelakaan aku minta Papi berhenti, karena aku ingin pastikan kalau Asmitha masih ada di sana.

"Pi, berhenti sebentar ya," ujarku pada Papi.

"Oke," sahut Papi.

Aku bergegas turun dari mobil, dan berdiri tepat dimana aku meminta Asmitha loncat dari mobil. Aku melihat di sekeliling lokasi tersebut tapi tidak ada satu orang pun yang ada.

Huf! Ku tarik nafas dan menghempus kasar.

'Sayang, kamu dimana?' Gumamku.

'Apa kamu baik-baik saja?' batinku dan segera masuk kembali ke dalam mobil.

###

Satu Bulan Kemudian!

Pov author.

Pencarian Asmitha sudah di henti kan oleh pihak berwajib dan Asmitha di nyatakan telah meninggal dunia. Mendengar kabar berhenti nya pencarian Asmitha, Tuan Arnold merasa terpukul karena orang yang sangat dia cintai, sudah tiada di dunia ini.

Bukan saja kehilangan Asmitha yang membuat Tuan Arnold sedih, tapi ada hal lain yang membuat Tuan Arnold merasa dilema dengan permintaan kedua orang tuanya untuk menikahi Bella mantan kekasihnya dua tahun lalu itu. Bahkan sekarang kedua orang tua Bella dan juga orang tua Tuan Arnold pun sudah mempersiapkan pernikahan mereka.

"Ar, Papi, Mami dan juga kedua orang tua Bella, ingin kamu dan Bella secepat menikah." ujar Robby Papinya Tuan Arnold.

"Enggak bisa, Pi, Aku sama Bella sudah lama putus." sahut Arnold pada Papinya.

"Papi 'kan sudah tahu kalau Arnold sudah punya tunangan," lanjut Tuan Arnold.

Tuan Arnold mencoba untuk menjelaskan sedetail mungkin pada orang tuanya, tapi kedua orang tuanya tetap ingin menikah 'kan Tuan Arnold dan Bella.

"Enggak bisa, Ar, semuanya sudah Papi siapkan. Dan minggu depan kamu akan melamar Bella menjadi tunangan kamu, dan setelah itu kalian akan menikah cepatnya." ujar Robby pada anaknya.

'Asmitha, cepat kembali

aku enggk tahu lagi harus bagaimana dengan semua ini, aku enggak mau menikah dengan orang lain. Aku sayang sama kamu," batin Tuan Arnold.

Tanpa menjawab Papinya, Tuan Arnold langsung masuk ke kamarnya. Dia tidak tahu lagi apa yang harus dia jelaskan pada kedua orang tuanya.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Acara lamaran.

Keluarga besar Tuan Arnold sudah bersiap untuk melamar Bella menjadi menantu di keluarga mereka. Tapi berbeda dengan Tua Arnold yang sejak tadi pagi sudah berada di lokasi kecelakaan.

"Asmitha, kamu dimana, aku kaget bangat sama kamu," ujar Tuan Arnold.

"Asmitha ..." teriak Tuan Arnold dengan suara lantang. Seketika itu juga air mataya mengalir membasahi pipinya.

"Aku harus kemana untuk mencari mu Asmitha?" ujar Tuan Arnold dengan isak tangis.

Tiba-tiba ponsel Tuan Arnold berbunyi dan itu tanda ada orang yang menelfon.

"Kamu dimana?" ujar Robby.

"Masih di jalan, Pi," sahut Tuan Arnold.

Robby pun meminta Tuan Arnold untuk segera ke rumah Ruslan ayah nya Bella, karena mereka semua sudah menunggu nya di sana.

Dengan berat hati Tuan Arnold melaju mobilnya menuju rumah Bella.

Saat Tuan Arnold sampai di sana semua keluarga nya dan juga keluarga Bella sudah berkumpul. Dan lamaran pun di langsung 'kan. Tuan Arnold memakai cincin di jari manis Bella.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Sedang 'kan di sisi lain, Asmitha masih terbaring lemas di rumah sakit karena luka di bagian kaki dan juga kepalanya masih belum sembuh.

"Kata Dokter, hari ini kamu sudah di bolehin pulang ke rumah," ujar Abin pada Asmitha.

Abin adalah orang yang menemukan Asmitha saat itu, dengan rendah hati Abin membawa Asmitha ke rumah sakit, dan menjaga Asmitha selama di rawat di rumah sakit. Bahkan Abin juga yang membayar semua biaya rumah sakit.

"Terimakasih, sudah membantuku." sahut Asmitha.

"Iya, sekarang kita pulang, ya?" balas Abin.

Karena Abin tidak tahu rumah Asmitha, Abin mengajak Asmitha untuk pulang ke rumahnya untuk sementara waktu.

Abin pun membawa pulang Asmitha ke rumahnya. Dalam perjalanan di otak dan hati Asmitha selalu memikirkan Tuan Arnold calon suaminya. Asmitha selalu berdoa agar Tuan Arnold selamat dari kecelakaan saat itu.

🌺🌺🌺🌺

Di rumah Abin.

"Kamu tidur di kamar ini," ujar Abin pada Asmitha.

"Kalau butuh sesuatu bilang saja sama aku atau sama Bibi Nunu," lanjut Abin.

Asmitha hanya mengangguk saja tanda mengerti.

"Nama kamu siapa?" ujar Asmitha pada Abin. Ya karena selama di rumah sakit Asmitha belum mengetahui nama lelaki tampan yang satu ini.

"Abin William, panggil saja Abin," sahut Abin memperkenalkan diri pada Asmitha.

"Aku Asmitha Rayahu," balas Asmitha yang juga memperkenalkan dirinya pada Abin.

"Mana orang tua kamu?" Asmitha kembali bertanya.

Abin pun memberitahu 'kan pada Asmitha kalau orang tuanya sudah meninggal satu tahun yang lalu, karena kecelakaan pesawat. Dan sekarang yang tinggal di rumah sebesar ini dan mengurus perusahaan hanyalah dirinya seorang.

"Maaf kalau aku bertanya soal orang tua mu," ujar Asmitha tidak enak hati dengan Abin.

"Iya, enggak apa-apa," sahut Abin.

Setelah itu Abin pun meninggalkan Asmitha di kamar sendirian.

"Dia cantik juga," ujar Abin saat baringkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya.

Bersambung ...

Maaf kalau typo bertebaran dimana-mana🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!