BAB 17

malam harinya, ternyata Adik Ika pulang ke rumah karena mau liburan.

"assalamu'alaikum " ucap seseorang di balik pintu.

"wa'alaikim salam" ucap suara dari dalam rumah seraya membuka pintu.

"eh Den Zaka sudah pulang? silahkan masuk" ucap Mbah Wedok mrngambil tas Zaka dan membawanya kekamar laki-laki itu.

"mbah, mama sama mbak Ika kemana? " tanya Zaka karena mendapati rumahnya sangat sepi.

"oh ibu lagi di taman belakang, kalau non Ika ada di kamar. " ucap mbah Wedok.

"oh gitu ya sudah aku mau mandi dulu mbah masakin makanan kesukaan aku ya mbah" ucap Zaka berlalu pergi.

"siap Den nanti setelah siap aden saya panggil" ucap mbah Wedok.

sementara itu, Ika masih sangat kesal pada sang Mama yang dengan entengnya meminta dirinya untuk berpisah dengan sang Suami dan meminta ia menikah dengan pria munafik tersebut? hah sungguh kisah hidup yang tidak lucu sama sekali.

lelah dengan gerutunya, Ika turun kebawah karena ia sangat kehausan dan ingin sekali minum jus jeruk

ia menuruni tangga menuju ruang makan

"wih tumben mbah masak ayqm goreng" ucap Ika menghirup aroma ayam goreng.

"iya non si aden pulang" ucap mbah Wedok

"wah serius mbah si Zaka pulang? " tanya Ika berbinar dan mbah wedok hanya mengangguk seraya menata makanan di meja makan.

Ika segera menuju kamar sang adik dan mengetuknya tak lama, Zaka membuka pintu dan mendapati sang kakak yang berdiri di depan kamarnya.

Ika tersenyum sangat manis saat melihat sosok yang ia rindukan.

"kapan pulang? " tanya Ika seraya memeluk sang adik.

"baru saja emm udah berapa bulannih ponakan om? " tanya Zaka mengelus perut kakanya.

"baru empat bulan " ucap Ika tersenyum.

"oh iya aku punya sesuatu untuk kakak " ucap Zaka tersenyum.

"wah apa itu Zaka? " tanya Ika berbinar.

"bentar ya aku ambilin" ucap Zaka masuk lagi kedalam kamar.

tak lama, Zaka keluar dengan membawa dua bungkus

"nih buat mbak Ika" ucap Zaka menyerahkan dua barang di tanganya.

"wih makasih adiku sayang" ucap Ika memeluk sang adik.

"sama-sama yaudah kita makan yuk mbak aku udah lapar" ucap Zaka menuju ruang makan.

"ayuk mbak juga tadi pengen minum jus jeruk " ucap Ika mengikuti langkah sang adik.

sesampainya mereka di ruang makan, Ika segera m3mbuka bungkusan yang ternyata berisi martabak manis dan sosis bakar yang sedang Ika inginkan sejak pagi kemarin.

Ika sangat berbinar mendapati makanan yang ia impikan.

"wah enak nih. mbah tolong ini di taruh di piring ya " pinta Ika pada sang pembantu.

"iya non" ucap mbah Wedok menaruh makanan tersebut kearah piring.

"eh anak mamah kapan pulang? " tanya mama Erika yang baru masuk dari taman belakang.

"baru saja mah ayok makan mah " ucap Zaka menyamba4 tangan sang Mama dan menciumnya.

"wah enak nih kamu bawa apa? " tanya mama Erika.

"ini aku bawa martabak manis, sosis bakar dan teman-temanya" ucap Zaka.

mama Erika mengangguk dan melirik sang putri yang memilih diam karena makan.

selesai makan, Zaka meminta izin untuk pergi keluar bersama pacarnya.

"mah aku mau ke pantai ya sama Valia " ucap Zaka

"iya hati-hati" ucap Mama Erika tersenyum kearah anak kesayanganya.

"Ika, mamah mau bicara" ucap mama Erika saat melihat Ika beranjak dari dapur menuju kamarnya.

"kenapa mah? " tanya Ika malas.

"mamah rasa kamu itu lebih cocok dengan Samuel daripada Fadly" ucap mama Erika.

"mamah kenapa sih bahas itu terus? dulu mamah yang menyuruh aku untukmenerima Fadly di hidupku dan aku sudah menuruti permintaan mama. dan sekarang, mama ingin aku berpisah dengan Fadly maksud mamah apa? " ucap aika sembari berlinang air mata

"itu karena dulu kamu mamah kira tidak ada yang mau sayang dan mama takut kamu jadi prawan tua " ucapan mama Erika terjeda "sampai mama mengetahui semuanya dari Samuel" ucap Mama Erika.

"huh itu semua sudah terlambat mah aku sudah bahagia dengan pernikahanku " ucap Ika berlalu pergi.

ia segera menutup pintunya dan menguncinya

ia menangis tersedu-sedu di bawah selimut " kenapa mah kenapa kata-kata itu harus keluar dari mulut mamah" lirih Ika seraya menangis dan karena kelelahan, ia tertidur.

Ika terbangun saat merasa lapar dan haus ia segera turun untuk mengambil cemilan dan susu dingin yang sudah di siapkan mbah Wedok

saat ia turun, ia bertemu dengan sang adik yang baru pulang dari pantai bersama kekasihnya.

"baru pulang kamu? kok gak pernah di kenalin sih calon adik ipar kakak" ucap Ika menggoda sang adik.

"nanti kalau sudah pas waktunya aku kenalin sama semua keluarga besar kita" ucap Zakariya.

"sip di tunggu" teriak Ika seraya terkekeh

lalu ia berjalan menuju dapur dan meminum susu hamil dan cemilan yang lantas ia bawa kekamar.

ia segera memakan cemilanya seraya menonton drama favoritnya.

tak lama, kamar Ika di ketuk seseorang dari luar

"mbak di panggil mama sama papa" ucap Zaka dari balik pintu.

"papah pulang " ucap Ika lirih dan bergegas menemua sang Papa.

"papa! kapan pulang? " tanya Ika memeluk sang papa

"baru sayang ada yang ingin kita bahas" ucap papa Yasinu menggiring sang putri untuk duduk di sampingnya.

"ada apa? " tanya Ika.

"mama minta kamu tinggalin Fadly dan menikah dengan Samuel" ucap Mama Erika tanpa basa-basi.

Jeder

seperti tersambar petir di sore hari, tubuh Ika terasa kaku tulang-tulangnya terasa seperti benda lunak.

"mah apa yang kamu ucapkan? Ika sudah menikah dan sedang mengandung buah hatinya" sentak Papa Yasinu tak percaya.

ternyata ini alasanya ia di suruh pulang dan mengatakan msalah penting.

"pah aku hanya merasa Fadly tak bisa membahagiakan Ika pah" ucap Mama Erika.

"apa yang mendasari mama berfikiran seperti itu? uang? " tanya papa Yasinu menatap tajam kearah sang isteri.

"nyatanya kita tidak bisa kan hidup tanpa uang? " tanya mama Erika tersenyum sinis.

Zaka yang sedari tadi diam, kini ikut membuka suara.

"mah maaf sebelumnya jika Zaka ikut campur tapi kebahagian orang itu berbeda-beda tidak harus terfokus dengan uang dan harta" ucap Zaka ikut menasehati sang mama.

"diam kamu Zaka jangan pernah menasehati mama! " bentak mama Erika yang membuat Zaka menunduk ketakutan.

Ika memejamkan mata sejenak karena pertengkaran itu membuat kepalanya sedikit pusing.

"cukup mah! " ucap Ika menghentikan perdrbatan orang tuanya.

"jika mama tetap memaksa aku berpisah dengan mas Fadly lebih baik aku pergi dari rumah ini " ucap Ika berdiri dan beranjak pergi.

BERSAMBUNG..........

JANGAN LUPA LIKE, COMENT AND VOTE SEBANYAK MUNGKIN UNTUK MENDUKUNG AUTHOR YA

MATUR SUWUN

Terpopuler

Comments

Wie Yanah

Wie Yanah

mndg jg ikt suami ka

2022-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!