BAB 15

sesampainya dirumah, Ika bergegas turun di susul Fadly dan langsung memeluk sang isteri.

"maaf ya " ucap Fadly memeluk sang isteri serta mengecup telinga Ika

namun Ika hanya terdiam ditempatnya. rasa kesalnya pada sang suami mengalahkan kelembutan hatinya.

Ika yang di kenal keras di luar namun diapa sangka jika ia menyimpan hati yang sangat lembut bagai kapas

dan itu hanya di tunjukan kepada orang-orang terdekatnya saja.

"maaf " ucap Fadly mengulangi kalimatnya. namun, Ika seolah tak mendengar kalimat itu ia segera menuju teras rumah dan hendak membuka pintu tapi sudah lebih dulu di buka dari dalam.

"lho Fadly kok pulang lagi? ada apa? " tanya mama Erika

"oh nggak kok mah tadi aku sedang rindu berat sama si Ika terus sepupu aku nawarin mobilnya yaudah aku langsung nyudul Ika ke restaurant" ucap Fadly melirik sang Isteri.

"oh gitu mau masuk? " tanya mama Erika.

"enggak mah aku langsung balik aja " ucap Fadly masuk kedalam mobilnya.

"oh yasudah hati-hati" ucap mama Erika seraya melqmbaikan tangan.

sementara Ika, langsung masuk kedalam rumah tanpa sepatah katapun.

mama Erika yang melihat itu, merasa heran "dasar anak muda berantem aja terus padahal sudah menikah" ucap mama Erika seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

sementara itu, Ika langsung menuju kamar dan mendudukan dirinya di tepi ranjang.

ia merasa sangat kesal pada sang suami biasa-bisanya Fadly m3nuduhnya ada rasa dengan gurunya sendiri.

sedangkan ia sudah menceritakan semuanya pada suaminya.

lalu, Ika baru menyadari sesuatu.

"Ya Allah gue kelupaan " ucap Ika menepuk keningnya sendiri.

lalu dengan buru-buru ia mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.

"halo Fah loe masih disana? " tanya Ika s3telah panggilanya tersambung.

"........"

"oh ok kalau begitu gue bisa tenang" ucap Ika mematikan telefonya.

di lain tempat, Afifah merasa kebingungan karena ia tadi berangkat dengan Ika dan sekarang Ika sudah pulang dan mobilnya ternyata mogok.

"sial banget sih gue udah gak ada temen, sekarang pakai acara mogok lagi huh sia" ucap Afifah mengomel sendiri.

tak lama, Dyah, Ilham, Aris dan Indah datang menghampirinya.

"kenapa Fah? " tanya Indah

"ini mobil gue mogok gue udah telpon orang bengkel dan lagi mau kemari kalian kalau mau balik, balik aja" ucap Afifah pada teman-teman Ika.

"kalau gitu loe bareng adit ya soalnya ini kita semua juga mau balik kan rumah loe beda arah sama kita jadi gak bisa anterin loe " ucap Indah.

"eh nggak usah gue bisa pulang sendiri " ucap Afifah hendak pergi tapi di tahan oleh Adit.

"bareng gue aja " ucap Adit dengan ekspresi datar dan tatapan yang sulit di jelaskan membuat Afifah seberti terhipnotis dan langsung menurutinya.

Afifah langsung masuk kedalam mobil dan di ikuti Adit

"semoga berhasil" ucap Aris menepuk bahu Adit

"semangat bro" ucap Ilham.

mereka semua memasuki mobil masing-masing.

sepanjang perjalanan Adit sesekali ia melirik seorang gadis yang sudah beberapa hari memenuhi hati dan otaknya.

"ekhem loe udah berapa lama temenan sama Ika? " ucp Adit membuka percakapan.

"baru tujuh tahun " ucap Afifah menoleh sesaat dan kembali fokus kedepan

"oh emm boleh minta nomer loe? " tanya Adit

"buat apa? " tanya Afifah balik

"ya buat nambah teman " ucap Adit dengan matanya masih fokus kedepan.

"emm loe sebenernya suka kan sama Ika? " pertanyan dari bibir tipis gadis disampingnya membuat Adit menoleh kearah Afifah.

"hmm iya " ucap Adit dan setelah itu Afifah tak bertanya lagi sampai mereka didepan rumah Afifah.

"makasih ya sudah nganterin gue" ucap Afifah dan hendak turun dari mobil tapi ditahan oleh Adit

"nomor loe" ucap Adit memberikan ponselnya pada Afifah.

lalu di ponselnya di sambar oleh Afifah dan dengan cepat menuliskan nomor ponselnya pada ponsel Adit lalu menyerahkanya.

setelah itu ia keluar dan masuk kedalam rumah meninggalkan Adit yang masih memperhatikanya hingga dirinya menghilang di balik pintu.

Adit menggelengkan kepala pada dirinya sendiri yang merasa konyol karena menyukai gadis lain selain Ika tentunya.

Adit memang menyukai Ika sejak kelas empat sekolah dasar dan imga bersaing dengan Huda untuk mendapatkan Ika.

namun, Huda yang berhasil mendapatkan hati Ika namun karena suatu hal hubungan Ika dan Huda kandas di tengah jalan.

sifat Ika yang supel dan ceriah, mudah berbaur menjadikan dirinya di sukai banyak orang walaupun ia mempunyai kekurangan tak membuat mereka menjauhi Ika.

malah justeru semakin mendekati gadis berkulit putih tersebut.

Adit melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Afifah

sementara itu, di kota S, Fadly menjadi uring-uringan dengan dirinya sendiri.

"argg kenapa gue jadi seperti ini " ucap Fadly menggebrak meja kerjanya

"maaf ya sayang" ucap Fadly lirih.

tak lama, Riko dan Doni datang menghampirinya.

"loe kenapa?" tanya Doni menepuk bahu Fadly

"gue kelepasan "ucap Fadly lirih

"maksudnya? "tanya Doni saling tatap dengan Riko karena mereka tidak mengerti.

Fadly tak langsung menjawab, melainkan ia menghubungi seseorang namun tak di angkat

lama tak ada respon, Fadly melemparkan benda pintar itu keatas sofa.

"argg sialan !" teriak Fadly menjambak rambutnya kasar lalu terduduk lemas di atas sofa.

"bro loe kenapa sih? " tanya Doni mrnghampiri sqng sahabat itu.

lalu dengan memejamkan mata, Fadly menceritakan pada kedua sahabatnya.

"gila loe, loe ngeraguin isteri loe sendiri? loe lupa isteri loe itu bukan tipe wanita yang gampang tergoda dan dia itu wanita paling tegas dan cuek yang pernah gue kenal" ucap Riko.

"tunggu-tunggu, loe tau dari mana? " tanya Fadly menatap Doni.

"dari mantanya" ucap Doni santai.

"siapa ? Huda? " tanya Fadly dan diangguki oleh Doni

"dan loe harus tau Fad, Ika itu orang yang paling asyik di mata teman-temwnya terutama di mata pria yang menyukainya." ucap Doni

"siapa saja? " tanya Fadly serius menatap serius pada Doni.

"Huda, Adit, dan yang ketiga pak Sam" ucap Doni.

"adit? " ulang Fadly

"yes Aditya Herianto putra pengusaha terkenal di kota L dan dia adalah pesaing terberat loe dulu" ucap Doni.

"dulu? maksudnya? tanya Fadly bingung.

"ya mungkin sekarang anak itu sudah sadar akan perasaanya pada Ika yang jelas-jelas sudah menjadi isteri orang" ucap Doni menjeda perkataanya " tapi yang harus loe waspadai adalah guru matematika itu" ucap Doni berlalu pergi meninggalkan Fadly sendiri yang masih terbengong.

dan setelah tersadar dari lamunanya, ia meraih ponselnya dan segera menghubungi seseorang tapi tak juga di angkat.

dan membuatnya semakin frustasi saja di buatnya. Fadly yang tak pernah mengenal cinta sebelumnya, kini merasa kebingungan menghadapi sifat wanita apalagi jika sedang marah.

BERSAMBUNG............

JANGAN LUPA LIKE COMENT AND VOTE SEBANYAK MUNGKIN.

MATUR SUWUN.

Terpopuler

Comments

Wie Yanah

Wie Yanah

hayuloh bgg kn

2022-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!