Chapter 19
Kenzo berlari denga tergesa-gesa menuju ruangan istrinya, detak jantungnya berpacu dengan cepat. Setelah sampai depan pintu tak lantas membuatnya langsung membukannya, hatinya menjadi ragu dan takut dengan semua kemungkinan yang berputar di kepalanya. Dengan gemetar dia putar gagang pintunya dengan hati-hati, ibarat kata seperti membuka harta karun berharga. Perlahan tapi pasti pintu tersebut terbuka, kepala Kenzo mengintip dari balik pintu dan langsung menatap ke arah ranjang. Seketika beban besar di dadanya seperti terangkat, di bawah sinar matahari yang merangsek masuk melalui jendela. Alin tengah duduk bersandarkan bantal dan sedang disuapi makan oleh kakaknya. Tangannya yang memegang gagang pintu langsung terjatuh, perasaan bahagia membuncah, meluap bersamaan dengan airmata. Tidak, itu bukan airmata yang sama dengan yang kemarin.
Airmata ini bersanding dengan senyum yang tersemat di wajah tampannya itu. Dengan perlahan dia mendekati istrinya yang tengah berbincang ringan dengan Jonathan. Alin menoleh menyadari seseorang tengah mendekatinya kemudian matanya membulat mendapati suaminya tengah tersenyum sambil menangis berjalan ke arahnya. Wajah antik namun pucat itu tampak berkilau ditimpa sinar matahari lembut, sedetik kemudian Kenzo memeluk Alin dengan erat seakan tidak akan lagi melepaskannya. Cukup lama pasangan suami istri itu melepas rindu dan beban di hati masing-masing, kerinduan dan ketakutan telah menguap begitu saja setelah di hari-hari kemarin terus menggenang menjerumuskan keduanya dalam jurang ketidakpastian dan ketakutan yang paling dalam.
“Ehem-ehem, permisi adikku tersayang, istri mu masih sakit dan terluka dimohon untuk melepas pelukan sebelum luka-lukanya bertambah parah, lagipula dia belum selesai makan,” ucap Jonathan dengan masih memegang mangkok berisi bubur.
Kenzo langsung melepas pelukannya dan langsung menatap tajam ke arah kakaknya yang balas mentap Kenzo dengan tatapan mengejek. Kenzo merebut mangkok dari tangan kakaknya dan menyuapi istrinya dengan wajah agak mendongak menyiratkan kesombongan karena mempunyai pasangan. Dia menatap kakaknya, mengejek, kakaknya hanya mendengus pelan melihat kelakuan adiknya yang kekanak-kanakan. Kemudian Jonathan beranjak menuju sofa dan tidur karena semalaman ditambah seharian ini dia belum istrirahat, mengurus adik iparnya dan juga Kenzo yang malah pingsan tadi pagi. Tak butuh waktu lama, Jonathan telah terlelap saking lelahnya fisik serta pikirannya mengurus berbagai hal. Setelah selesai menyuapi istrinya, Kenzo beranjak
mengambil selimut cadangan di nakas sebelah ranjang Alin, kemudian menyelimuti kakaknya yang kelihatan jelas raut lelahnya. Kenzo sangat bersyukur kepada tuhan telah memberikan seorang kakak yang sangat menyayangi dan mencintainya.
Kenzo kemudian duduk kembali di samping ranjang istrinya dan menemaninya sampai dia tertidur. Alin membutuhkan waktu istirahat yang banyak, mengingat luka-luka yag tak hanya di tubuhnya tetapi juga mentalnya. Kenzo memandangi wajah istrinya yang telah terlelap menyusul kakaknya ke alam mimpi, wajah dengan beberapa memar di beberapa bagian wajahnya. Seketika dia teringat dengan bajingan yang telah menyiksa istrinya, seketika kemarahan menguasai dirinya, masih dengan baju pasien, Kenzo beranjak keluar dari ruangan dan mencari Feng Xiao, asisten pribadi kakaknya.
“Feng,” panggil Kenzo.
“Iya tuan muda, saya di sini,”sahut Feng Xiao.
“Kau jagalah kakakku di sini! aku mau ke markas menyelesaikan sesuatu,” perintah Kenzo.
“Baik tuan muda,” kata Feng Xiao.
Kenzo bergegas ke ruangan yang dia tempati dan mengganti pakaiannya, kemudian bergegas ke parkiran membawa mobil kakaknya ke markas. Sesampainya di markas kakaknya, Kenzo disambut hormat oleh semua anak buah Jonathan. Mereka mempersilahkan dan membawa tuan muda kedua keluarga Xu menuju ke ruangan tempat Hans berada. Laki-laki itu meringkuk dengan kondisi acak-acakan dan menyedihkan. Ketika melihat wajah Kenzo, tubuhnya langsung gemetar ketakutan dan beringsut bangun dan perlahan menggeser tubuhnya ke belakang. Sorot mata Kenzo menyiratkan kemarahan yang sangat besar, wajah tampan itu berubah bengis dan kejam, giginya bergemelatuk menahan amarah.Melihat hal itu membuat Hans semakin ciut dan terus mundur sementara Kenzo dengan perlahan memojokkan pria itu. Kenzo memerintahkan anak buah kakaknya
untuk memberikan hadiah selamat datang kepada Hans, tak butuh waktu lama, orang yang disuruh Kenzo segera membawa sebuah kotak dari kayu dan membawanya ke depan Hans.
“Bukalah,” ucap Kenzo dengan seringai licik, dia kemudian duduk di sebuah kursi dengan pose menawan menunggu Hans membuka kotak tersebut.
Hans hanya memandangi kotak itu dengan ketakutan, tangannya tak kuasa digerakkan saking takutnya, melihat hal itu membuat Kenzo semakin marah dan berteriak. “Cepat buka,apa telinga mu tuli atau kamu tidak bisa bahasa manusia, cih dasar binatang.”
Mendengar bentakan keras dari Kenzo membuat Hans tersentak dan langsung membuka kotak di hadapannya. Betapa terkejutnya dia melihat isi di dalam kotak tersebut, sepasang kepala yang sangat familiar di mata Hans dengan mata melotot dan mulut terbuka menyambutnya. Dia terjengkang ke belakang saking kagetnya, kemudian melongok lagi memastikan apakah penglihatannya salah. Tetapi tidak, matanya tidak salah, kedua kepala itu milik ayah dan ibunya, seketika dia langsung menatap kepada pria yang tengah memandangya dengan tatapan mengejek dan tersenyum. Lalu senyuman itu seketika hilang dan Kenzo bangkit dari duduknya menutup kotak itu dengan kakinya.
“Sekarang giliran mu, inilah yang akan kamu dapatkan karena telah mengusik keluargaku, kau telah menyakiti
istriku dengan kejam, hukuman ini belum ada apa-apanya dengan penderitaan istriku selama berada di bawah kungkungan mu, mulai hari ini keluarga mu telah hilang dari muka bumi ini, musnah, lenyap, tetapi jangan takut, aku nggak akan buru-buru membunuh mu, aku hanya ingin kamu merasakan apa yang telah Alin rasakan bahkan harus lebih, jadi tenang saja aku tidak akan membiarkan nyawa mu melayang dengan mudah, hahaha, baiklah kita mulai dari cambukan, hey kamu bawakan cambuk kulit itu!” perintah Kenzo.
Kenzo mulai mencambuk tubuh Hans dengan kuat, teriakan kesakitan terdengar keras memenuhi ruangan itu, anak buah Jonathan di sana sampai merinding ngeri melihat aksi adik dari bos mereka.“Bangun! Baru segini saja sudah nggk tahan? Istriku saja kuat menahannya, dasar pengecut, bajingan, ini belum seberapa bangsat, siram dia dengan air! Aku tau dia hanya pura-pura pingsan,” teriak Kenzo dengan marah.
Sepanjang sore dan malam, Kenzo menyiksa Hans tanpa ampun, membuat pria itu terbaring tak berdaya menunggu kematian yang tak akan mudah dia dapatkan. Setelah puas membalas dendam terhadap laki-laki itu, Kenzo segera bersih-bersih dan menuju ke rumah sakit menemui istrinya. Hatinya agak lega, beban rasa bersalah sedikit terangkat, dia tidak akan membiarkan Hans bernafas dengan baik selama menunggu kematiannya. Ketika
sampai di ruang perawatan istrinya, dia disambut dengan rentetan pertanyaan dari kakaknya.
“Dari mana saja hah? Apa kau tahu sedari tadi istri mu gusar mencari diri mu? Istri lagi sakit malah di tinggal pergi nggak dijagain, pergi nggak pamit lagi, kebiasaan ya kamu ini,” cecar kakaknya.
“Berisik tau kak, aku punya urusan penting yang harus dilakukan, lagian juga aku udah ngomong ke asisten kakak aku pergi kemana,emangnya dia nbggak bilang?” tanya Kenzo.
“Dia ngomong sih ke aku, heheheh,” kata Jonathan sambil nyengir.
“Dih, kenapa tanya lagi? Ngomel-ngomel nggak jelas kaya ibu-ibu,” ejek Kenzo yang membuat Jonathan menempeleng kepalanya.
“Tuh mulut minta dihajar ya? Eh ngomong-ngomong, jangan kejam-kejam nyiksanya tar cepet lagi matinya,” ujar Jonathan tanpa beban.
“Iya-iya aku tau kok kak apa yang harus aku lakukan, ya itung-itung malam ini adalah upacara penyambutannya,
hahahah, tau nggak kak ekpresi wajahnya ketika liat kepala ayah dan ibunya? Puas sekali aku, hahahaha,” kata Kenzo sambil tertawa lebar.
“Belajar darimana kejamnya?” tanya kakaknya.
“Ya dari kakaklah siapa lagi, nggak mungkin kan mama yang ngajarin?” tanya Kenzo.
Jonathan hanya menanggapi perkataan adiknya dengan tertawa kemudian menepuk pelan pundak adik satu-satunya itu. Terkadang dia juga heran dengan adiknya, jika dengan orang lain atau orang asing, dia akan bersikap dingin, cuek tetapi sopan, di depan keluarganya sikapnya menjadi hangat, humoris, murah senyum dan sangat ramah, tetapi adakalanya adiknya bisa menjadi sosok yang sangat kejam bahkan lebih kejam dari kakaknya yang notabene adalah pimpinan kelompok mafia terbesar di negaranya. Sikapnya akan berubah seratus delapan puluh derajat, bahkan Jonathan seakan tidak mengenali adiknya ketika dia sedang marah. Bukan berarti Kenzo adalah seseorang yang bermuka 2 atau berkepribadian ganda, tetapi adiknya pandai dalam menampilkan sikap sesuai situasinya, terkadang Jonathan belajar dari adiknya menyikapi setiap hal sesuai dengan takaranya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Srie wibi
bersyukur alin sadar tepat waktu, kl tdk kenzo pasti sdh gila
2022-10-23
0