Chapter 11

Semenjak Alin mendengar tentang rencana perjodohan Kenzo dengan Tania, dia menjadi murung dan sedih. Padahal jelas-jelas dia mendengar sendiri suaminya menolak mentah-mentah pertunangan itu. Tetapi entahlah, Alin merasakan perasaan yang sesak dan tidak nyaman. Apalagi ketika papa Kenzo mengatakan untuk melupakannya, papa Kenzo masih menganggap Alin telah tiada di dunia ini. Itu merupakan luka tersendiri bagi Alin, kenapa dia harus mengalami hidup yang sepahit ini. Bayangan ayahnya tiba-tiba muncul di pelupuk matanya. Ingin sekali Alin ikut pergi menemani ayahnya di atas sana, tetapi dia teringat suaminya. Walau Alin belum mengingat dengan jelas sosok Kenzo di masa lalu, tetapi Alin begitu merasakan cinta dan kasih sayang yang diberikan suaminya sangatlah tulus. Hanya berada di dekaT Kenzo, Alin barulah merasakan aman dan nyaman yang telah bertahun-tahun hilang. Apakah Alin perlahan telah jatuh cinta dengan Kenzo? Perasaan takut kehilangan ini sangat menganggu hatinya.

Kenzo pun merasakan kegundahan hati sang istri tercinta. Selama dia cuti, Alin hanya melamun di balkon sambil menatap langit. Matanya berkaca-kaca dan seolah kosong, Kenzo menjadi khawatir dengan keadaan istrinya

saat ini. Dia pasti sedang merasakan takut, jika suatu saat dirinya akan berpaling. Dengan sorot mata sendu, Kenzo mengahampiri istrinya dan memeluknya dari belakang.

“Sayang, ada apa dengan mu? Akhir-akhir ini kamu sering murung dan tidak bersemangat, apakah kamu merindukan ayah mu?” tanya Kenzo dengan lembut.

Alin mendongak menatap wajah tampan suaminya. “Ya, aku sangatlah merindukan ayahku, aku rindu dengan senyumannya, suaranya, pelukan hangatnya dan nasehat-nasehatnya dulu, kenapa ayah harus pergi dengan sangat mengenaskan, semua itu aku saksikan sendiri dengan mataku, hati ini merasakan dendam dan juga kesedihan terus menerus, ingin rasanya aku menyusul ayah ke alam lain, tetapi aku sadar kini aku mempunyai diri mu, namun aku juga takut jika kamu juga akan meninggalkan aku sendiri lagi, kenapa takdir sangat kejam

kepadaku, hatiku ini kenapa harus merasakan ketakutan setiap harinya, aku tidak bisa bebas, seperti tidak akan pernah ada yang bisa aku gapai di dunia ini,ayahku, duniaku, suamiku, keluargaku, semuanya.”

Alin menangis sambil menumpahkan segala keluh kesahnya selama ini. Sang suami dengan setia mendengarkan dan memeluk erat istrinya. Akhirnya Alin bisa terbuka dengan Kenzo dan menyampaikan segala yang menjadi kerisauan hatinya, setelah sebelumnya selalu dia pendam sendiri. Hati Kenzo merasakan

sakit, sesak, senang, bahagia yang bercamour aduk menjadi satu kesatuan rasa yang tidak akan bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Seandainya Kenzo memegang kendali dunia, dia akan melakukan apapun untuk membahagiakan istrinya.

Akhirnya Kenzo membawa Alin ke makam ayahnya, yang berada di pemakaman pahlawan negara. Jasad sang ayah di semayamkan di tempat yang sangat layak dan selalu mendapatkan penghormatan. Alin menatap dan mengusap nisan sang ayah, tangisnya pecah tatkala bayangan masa lalu bersama ayahnya terus muncul.

Kerinduan yang meluap-luap kini sedikit terobati, do’a yang selama ini terucap telah memiliki tujuanya. Alin meletakkan setangkai mawar merah untuk cinta pertamanya yang sangat dia cintai.

“Ayah, ini Alin, akhirnya putri mu ini bisa menjenguk mu, Alin sangat merindukan diri mu, ayah adalah cinta pertama Alin, hari ini, Alin datang bersama dengan suami Alin, lihatlah, dia juga seorang tentara sama seperti ayah, dia juga tampan seperti ayah, ayah ingat, dia adalah teman masa kecil Alin dulu, ayah pasti ingat dengannya kan? Maafkan putri mu ini yang baru menjengu mu sekarang, Alin selama ini terkurung di rumah kakek, dia memang sangat menyayangi Alin, tetapi kakek tidak mengerti Alin dan tidak membiarkan Alin bebas, akhirnya Alin kabur dari rumah kakek, ayah apa Alin salah kabur dari rumah kakek?” kata Alin disela-sela tangisnya.

Kenzo mengusap pelan bahu istrinya, berusaha menyalurkan rasa tenang kepada Alin. Area pemakaman itu agak ramai, dengan suasana asri dan sejuk tetapi penih aura kesedihan dan sakral. Setelah puas ‘berbicara’ dengan ayahnya, Alin mengajak suaminya untuk pulang kembali, takut ada yang melihatnya di luar. Namun apa yang ditakutkan oleh Alin ternyata terjadi, ada salah satu anak buah Hans yang melihat Alin di pemakaman tersebut. Sontak saja orang itu segera melapor kepada atasanya dan mengikuti Alin berserta Kenzo. Orang itu

sangat lihai dalam hal membuntuti, sinkat cerita dia berhasil menemukan tempat tinggal Alin selama ini.

“Awasi dulu mereka, jangan bertindak dulu, aku ingin tahu siapa laki-laki yang bersamanya,” perintah Hans dari seberang telepon.

“Baik bos,” ucap anak buahnya.

Tanpa Alin dan Kenzo sadari, anak buah Hans telah menemukan keberadaannya. Selama beberapa hari ke depan, anak buah Hans menyelidiki siapa sebenarnya laki-laki yang bersama dengan Alin. Beberapa anak buah Hans telah mengawasi sekitar apartement itu tanpa membuat Alin curiga, tetapi berbeda dengan dengan Kenzo yang merasa aneh dengan kehadiran beberapa orang yang tidak kenal. Kenzo curiga dengan keberadaan mereka, sehingga memperingatkan Alin untuk tidak keluar dari apartement ataupun ke balkon. Tidak memperbolehkan untuk membuka pintu selain Kenzo dan bibi. Alin meras aneh dengan sikap tiba-tiba dari suaminya itu dan berfikir apakah ada hal berbahaya yang terjadi? Namun tiba-tiba dia teringat, apakah kakek atau Hans sudah menemukan keberadaanya?. Apakah itu yang membuat Kenzo menjadi sangat waspada sekarang, apalagi mas cutinya telah habis dan harus segera kembali bekerja di markas tentara.

Seketika Alin menjadi takut, apakah dia akan diseret pulang oleh kakeknya?. Alin sangat mengetahui tempramen kakeknya,dia mungkin memang sangat menyayanginya, tetapi didikan keluarga mafia telah menjadikan kakeknya kejam dan tidak berperasaan. Alin menjadi teringat dengan apa yang dialami beberapa orang yang dianggap menganggu oleh kakeknya. Alin menyaksikan dengan matanya sendiri betapa kejamnya sang kakek ketika menyiksa orang. Alin gemetar ketakutan di dalam kamarnya, suaminya telah berangkat ke markas, hanya ada dirinya dan sang bibi di apartement itu. Walaupun satu lantai itu adalah properti milik Kenzo, tetapi tidak menutup kemungkinan mereka bisa masuk ke apartement kapan saja.

Kenzo pun tak hilang akal, dia menghubungi kakaknya yang tengah berada Inggris untuk meminta di kirimkan bodyguard terbaik untuk melindungi Alin. Kakaknya yang mengetahui tentang pernikahan adiknya itu pu segera mengirim bodyguard terbaik untuk adik iparnya. Sebenarnya, Jonathan Xu juga punya hubungan erat dengan kelompok mafia, tetapi identitasnya dirahasiakan. Di mata dunia dia di kenal sebagai pebisnis handal yang menguasai pangsa pasar Asia. Akan tetapi tidak ada yang menyangka jika dia adalah pimpinan sebuah

kelompok mafia yang sangat kuat. Hanya sang adik yang mengetahui identitas kakaknya itu, bahkan Kenzo juga sering terlibat ke dalam kelompok mafia yang kakaknya pimpin.

Tak berapa lama, bodyguard yang dikirim Jonathan Xu sampai di apartement Kenzo. Alin bingung dan waspada dengan kedatangan bodyguard sebanyak 3 orang itu. Alin jadi teringat dengan anak buah kakeknya yang badanya sama besar dengan 3 orang ini. Alin menjadi takut dan menghubungi suaminya perihal 3 orang yang masih di depan pintu apartement. Kenzo pun menjelaskan jika mereka adalah bodyguard yang dikirim oleh kakaknya, Jonathan Xu. Setelah mendengar penjelasan suaminya, Alin mempersilahkan ketiga orang tersebut untuk masuk. Alin juga mendapat notifikasi dari Kenzo jika nanti akan datng lagi seorang bodyguard tetapi perempuan agar Alin merasa nyaman dan tidak canggung.

Ke 3 bodyguard itupun segera berkeliling memeriksa semua ruangan untuk mengecek keamanannya. Tak berapa lama, bel pintu apratement berbunyi dan Alin pun membukakkan pintu untuk tamunya. Ternyata seorang wanita yang di beritahukan oleh suaminya yang datang. Wanita itu sangat cantik dengan rambut panjang terkepang, tubuhnya juga sintal dan terkesan seksi. Siapa sangka jika wanita cantik ini adalah seorang bodyguard dan pandai bertarung. Alin memandang wajah cantik itu tanpa berkedip.

“Hallo adik manis, kenapa menatapku seperti itu?”tanya wanita itu yang memang terlihat lebih dewasa dari Alin.

“Oh eh maaf kak, oh iya kenalkan namaku Alin Gu, nama kakak siapa?” tanya Alin.

“Namaku Nana Lin, salam kenal, oh kamu ini adalah istri kesayangan dari tuan muda Kenzo ya? Wah cantik dan imut sekali,” kata Nana dengan tulus.

“Terima kasih atas pujiannya, kakak juga sangat cantik lho, tapi kok kakak malah jadi bodyguard sih kak? Padahal kalo jadi model pasti kakak akan sangat terkenal,” kata Alin dengan sopan.

“Hahaha, aku tidak suka dengan dunia modeling, aku lebih suka bermain dengan senjata dan bertarung,” kata Nana Lin.

“Aih aneh sekali, kebanyakan wanita cantik berlomba-lomba untuk menjadi terkenal dan viral, lha ini kak Nana malah suka bermain dengan senjata dan berkelahi, haduh-haduh,” kata Alin yang langsung akrab dengan Nana Lin.

Kedatangan Nana Lin membuat Alin mempunyai teman. Nana Lin adalah teman wanita pertamanya, apalagi sikap Nana yang mudah bergaul dan humoris, membuat Alin langsung merasa dekat dan juga akrab dengannya. Nana dan ke 3 bodyguard lainnya bekerja sama untuk melindungi adik ipar dari bos mereka. Jika Kenzo pergi dinas, maka Alin akan mengajak Nana Lin untuk tidur dengannya, tetapi di kamar Nana. Mereka berdua seperti kakak adik yang akur dan memang penampilan Nana yang memberikan nilai plus ketika melaksanakan misi penyamaran, membuatnya tidak mudah dicurigai.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!