Di rumah sakit.
Jonathan Xu tealh sampai di depan ruang perawatan pasca operasi Nana Lin, dia menatap prihatin gadis cantik yang menjadi bawahankepercayaannya. Kenapa semua berjalan berantakan? Nana koma, Alin belum ditemukan. Hingga hari ini belum ada satu petunjuk pun mengenai keberadaan adik iparnya, sedangkan Kenzo sebentar lagi akan kembali. Jonathan memijat kepalanya yang terasa sakit dan berdenyut, dia meremehkan kekuatan penculik Alin. Mereka telah menyiapkan rencana ini dengan matang dan tanpa jejak, Jonathan kesulitan melacaknya. Dia hanya menebak, kira-kira siapa yang berani menculik Alin dan apa hubungannya dengan Alin. Jonathan telah menyelidiki dan tidak menemukan jika Alin berada di mansion kakeknya, lalu siapa yang mempunyai dendam dengan Alin atau itu adalah musuh Kenzo. Hal ini sama seperti mencari jarum di tumpukan jerami, sangat sulit. Dia telah mengerahkan segala kekuatan dan kekuasaanya di dunia mafia, dia membayar mahal semua agen-agen terkenal dan badan inteligen populer untuk menemukan Alin. Tetapi hingga saat ini belum ada petunjuk sama sekali. Waktu semakin sempit sebelum kepulangan Kenzo ke apartement, bagimana ini?
Smartphonnya tidak berhenti berdering, Jonathan sangat sibuk mengurus berbagai hal, apalagi dia memutuskan untuk pulang dengan tiba-tiba. Urusan bisnisnya di Inggris menjadi agak berantakan, belum lagi mengurus adik
iparnya, semua itu benar-benar menguras pikiran dan tenaganya. Keadaanya acak-acakan, baru kali ini Jonathan menghadapi kesulitan yang sangat pelik dan menyita waktunya. Dia tidak ingin adiknya, Kenzo, mengalami masa-masa gelap itu lagi. Jonathan tidak ingin adiknya terpuruk kembali, dulu membutuhkan waktu
bertahun-tahun membujuk Kenzo untuk bangkit. Jika sekarang Kenzo tahu istrinya menghilang lagi entah apa yang akan terjadi, mungkin Kenzo akan mengakhiri hidupnya. Jonathan langsung pucat dan ketakitan membayangkan hal itu, Kenzo adalah adik satu-satunya yang sangat dia sayangi melebihi dirinya sendiri.
Asisten pribadi Jonathan, Feng Xiou, menatap prihatin ke arah bosnya yang selalu berubah-ubah ekspresi dan sering melamun. Keadaannya yang acak-acakan dan semrawut, membuatnya seperti sedang menemani orang yang asing. Dia tahu kesulitan yang sedang dihadapi oleh bosnya. Dia sangat ingat bagaimana terpukulnya Jonathan melihat adiknya yang depresi berat karena kehilangan Alin di masa kecil. Ekspresi itu sama persis dengan beberapa tahun silam, ekspresi takut, cemas, dan putus asa terlihat jelas di wajah tampan itu. Feng menghela nafas berat merutuki dirinya yang tidak bisa membantu apapun untuk masalah Kenzo dan Alin. Dia hanya bisa melihat dari samping setiap helaan nafas dan juga ketidak berdayaan bosnya. Dia berharap agar sesegera mungkin mendapat petunjuk tentang keberadaan Alin sebelum Kenzo pulang.
@@@@@
Hari-hari yang telah terlewati di villa pribadi Hans terasa sangat sulit dan sengsara bagi Alin. Dia harus menghadapi sikap kasar dan kejam Hans yang selalu menekannya setiap waktu. Luka di tubuh Alin semakin bertambah, keadaannya semakin melemah serta psikisnya semakin drop. Alin menjadi jarang makan yang mengakibatkan tubuhnya semakin kurus, matanya menatap sayu lurus ke depan. Alin sudah tidak tahan lagi, dia menantikan suaminya datang menyelamatkan dirinya. Akan tetapi sampai hari ini belum ada satupun orang yang
menyelamatkannya dari cengkraman iblis bernama Hans. Hari itu Alin menolak makanan yang di kirim ke kamarnya lagi, hal ini membuat Hans marah besar dan menyeretnya ke basemant villanya. Di sana Alin disiram air dingin hingga menggigil, tubuhnya yang lemah tak mampu menopang tubuhnya untuk berdiri lagi. Hans menampar Alin berkali-kali sampai pipinya membiru dan darah segar keluar dari mulut Alin. Tak cukup sampai di situ, Hans mengambil cambuk dan melayangkan cambukan ke tubuh Alin dengan keras. Alin mengerang kesakitan tanpa mampu melindungi dirinya lagi. Tubuh itu telah pasrah dengan apa yang terjadi, airmata seakan telah mengering, semuanya sia-sia, tidak ada yang menolongnya. Darah merembes dari sela-sela pakainya yang berwarna putih, meringkuk melindungi wajahnya dengan erangan kesakitan yang memilukan hati bagi siapa saja yang mendengarnya. Para bawahan Hans menatap ngeri melihat aksi dari bos mereka yang brutal dan kejam. Mereka membatin jika perbuatan bosnya terhadap Alin sudah di luar batas dan tidak manusiawi. Hans membanting cambuk itu ke lantai dan dengan nafas memburu, dia mendekati Alin yang tengah meringkuk gemetar dan sangat mengenaskan.
“Aku telah banyak menahan amarahku menghadapi sikap mu, hari ini adalah batas kesabaranku, mulai hari ini aku tidak akan berhati lembut lagi dengan mu, berkali-kali kamu membantah perintahku, inilah balasan yang akan kamu terima jika di masa depan kamu tidak menurut dengan ku,” kata Hans sambil menjambak rambut Alin dengan kasar.
“To-tolong lepaskan aku,” kata Alin dengan lirih.
“Hmmp, jangan harap aku melepas mu lagi,” kata Hans dengan angkuh.
Hans menghempaskan kepala Alin ke belakang kemudian bangkit dan meninggalkan Alin sendirian di basemant itu. Hans memperingatkan bawahannya jika ada yang menolong gadis itu, maka Hans akan langsung membunuh mereka di tempat. Para bawahannya mengangguk dengan cepat, mereka telah menyaksikan
dengan kepala mata mereka sendiri bagaimana kekejaman bos mereka, sama perempuan saja kejamnya minta ampun, apalagi dengan laki-laki. Semua orang meninggalkan ruang basemant dan mengunci pintunya dari luar. Meninggalkan Alin sendirian di lantai yang dingin dan dengan keadaan terluka parah. Alin masih berusaha mempertahankan kesadarannya yang semakin menipis. Kerongkongannya terasa kering, semua tubuhnya terasa remuk, dia tidak bisa lagi bergerak bahkan hanya mengerakkan jari-jari tanganya pun sudah tak mampu. Dia menatap ke sekeliling ruangan temaram dan pengap.
“Suamiku, kapan kamu akan menjemputku? Aku sudah tidak akan bisa lagi bertahan, rasanya sakit sekali, aku sangat lelah, suamiku, semoga saja aku masih sanggup menanti mu di tempat terkutuk ini,” ucap Alin dengan lirih dan kemudian pandangan menjadi gelap. Alin tak sadarkan diri.
Sementara itu.
Kenzo telah kembali dari misi militernya, dia dengan riang berjalan kembali menuju apartemenya. Membayangkan senyuman manis dari istrinya ketika menyambut kedatangannya. Hatinya berbunga-bunga tak sabar ingin segera menemui istri tercinta. Dengan membawa seikat bunga mawar putih, dia bersiap
bertemu dengan Alin. Kenzo merasa heran, kenapa apartementnya tampak sepi sekali, dimana para bodyguard yang bertugas menjaga istrinya. Tiba-tiba rasa takut menyergap hatinya, Kenzo cemas jika telah terjadi sesuatu ketika dia pergi. Dengan perasaan takut dan jantung berdetak dengan kencang, kenzo membuka pintu apartmentnya dan tidak menemukan siapapun untuk menyambutnya. Kenzo berlari dengan cepat masuk ke dalam dan malah menemukan kakaknya tengah tertidur dengan kondisi semrawut dan tidak terawat. Kenzo yakin jika telah terjadi sesuatu dengan Alin. Kenzo membangunkan kakaknya dengan pelan.
“Kak! Kakak kapan pulang? Kenapa tidak mengabari Ken? Apakah kakak sudah bertemu dengan istriku? Dimana dia?” tanya Kenzo bertubi-tubi.
Jonathan terbangun dan mendapati adiknya tengah linglung menanyakan istrinya. “Dek, kakak mau bicara tentang istri mu.”
“Pasti telah terjadi dengan istriku kan kak? Cepat katakan istriku kenapa dan dimana sekarang?” tanya Kenzo tidak sabaran, dia menangkap raut ketakutan dan cemas di wajah kakaknya.
“Istri mu di culik satu minggu yang lalu kemudian Nana kecelakaan ketika mengejar para penculik itu dan sekarang keadaanya koma, kakak telah berusaha mengerahkan semua yang kakak bisa untuk menemukan Alin, tetapi sampai saat ini kakak belum menemukannya, maafkan kakak dek,” kata Jonathan sambil tertunduk.
Kenzo jatuh terduduk, bunga mawar putih itu terlepas dari gengaman Kenzo. Kakaknya memeluk tubuh pria itu dan menguatkannya. Airmata meluncur jatuh tak tertahan, Kenzo gemetar mencerna setiap kata dari kakaknya. Satu minggu? Sudah selama itu dan tidak ada yang memberitahu dirinya tentang penculikan Alin? Kenzo langsung menatap tajam kakaknya.
“Kenapa baru mengatakan sekarang?” tanya Kenzo dingin.
“Kakak takut hal ini membuat mu tidak fokus dalam misi dan malah akan membahayakan nyawa mu dan nyawa pasukan mu, maafkan kakak dek, kakak tidak becus menjaga Alin,” kata kakaknya.
“Kenapa baru sekarang mengatakannya? Sudah satu minggu istriku di culik dan tidak tahu apa yang tengah terjadi dengannya, kak kenapa kamu tidak memberitahuku sejak awal? Aku bisa melindungi nyawaku sendiri dan pasukanku, aku punya strategi kak, tetapi kakak malah menyembunyikan hal sebesar ini dariku? Bagaimana jika Alin tengah disiksa oleh penculik itu kak?” teriak Kenzo sambil mendorong dengan keras tubuh kakaknya. Dia sangat marah mengetahui kakaknya menyembunyikan hal yang sangat penting ini darinya.
“Kak bagaimana kakak bisa menyembunyikanhal ini dariku selama ini? Apa kakak sudah menemukan penculiknya? Belumkan kak? Sudah satu minggu dan kita tidak tahu apa yang terjadi kepada Alin, kak kamu jahat sekali denganku, kakak tahu butuh bertahun-tahun untukku bangkit karena kehilangan Alin sewaktu kecil dan kakaklah yang membuatku bangkit, tetapi apa sekarang? Kakak tidak membiarkan aku tahu tentang hal ini, bagaimana jika Alin meninggalkan aku selamanya kak?bagaimana?” kata Kenzo dengan nada kecewa.
“Baiklah kakak salah, tetapi kemaran mu sekarang tak akan membuat istri mu kembali dengan sendirinya, kakak ingin bertanya apakah Alin punya musuh? Atau adakah musuh mu yang bergerak akhir-akhir ini? Apakah kamu mengenal siapa yang mengawasi apartement mu hari itu?” tanya Jonathan.
“Setahuku tidak ada dan untuk musuhku aku belum mendeteksi pergerakan mereka akhir-akhir ini serta untuk orang-orang kamarin aku tidak mengenal mereka dan tidak tahu bos mereka siapa, apa kakak sudah memeriksa ke masio keluarga Gu?” tanya Kenzo.
“Sudah dan tidak menemukan apapun, coba ingat-ingat Alin pernah berhubungan dengan siapa saja sebelum bertemu kembali dengan mu?” tanya Jonathan Xu.
“Ah aku ingat, Alin pernah mengatakan jika dia kabur dari mansion kakeknya karena tidak ingin menikah dengan seorang pria bernama Hans,” kata Kenzo.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments