Chapter 17

Jonathan langsung menghubungi anak buahnya untuk menyelidiki semua tentang Hans. Tak membutuhkan waktu lama, inteligen Jonathan langsung menemukan informasi mengenai siapa Hans. Inteligen Jo juga melaporkan jika akhir-akhir ini, Hans selalu pulang pergi menuju ke sebuah pulau pribadi miliknya. Jonathan dan Kenzo langsung mengerti jika Alin sekarang ada disana, tanpa membuang waktu, Jonathan memerintahkan anak buahnya untuk mengepung pulau itu. Jonathan dan Kenzo segera berangkat menuju ke lokasi menggunakan helikopter.

“Alin tunggu aku sayang,” ucap Kenzo lirih.

Jonathan mengerahkan orang-orang berbakatnya untuk menyelamatkan Alin sekaligus memusnahkan keluarga Hans, Jonathan tidak main-main dengan perkataannya. Siapapun yang mengusik keluarganya, maka hanya

ada satu kata yaitu mati. Hnas yang mendengar tentang pengepungan pulau pribadinya menjadi sangat panik dan ketakutan. Persembunyiannya telah terekspose dan dia baru tahu jika dia telah memprovokasi musuh yang sangat kuat sekarang. Dia berjalan mondar-mandir berfikir bagaimana caranya agar bisa kabur. Hans kemudian berjalan cepat menuju ke basemant villanya dan menemukan Alin yang terbaring sekarat dan tidak sadarkan diri. Seketika Hans menyesal menculik dan menyiksa Alin dan sekarang suaminya mencari dirinya untuk menuntut balas dendam.

Jonathan dan Kenzo telah sampai di landasan helikopter pulau itu, beberapa anak buah dari Jonathan menyambutnya. Mereka telah membunuh anak buah yang berjaga di landasan helikopter. Selanjutnya hanya membantai sisanya dan juga target utama mereka yaitu Hans. Kilat amarah terlihat di mata Kenzo, dengan langkah cepat mereka merangsek maju masuk ke dalam villa. Anak buah Hans terbunuh semua dalam penyergapan itu, tetapi Hans belum menampakkan batang hidungnya. Semua anak buah Jonathan mencari ke segala penjuru villa itu sementara Jonathan dan Kenzo menunggu. Satu persatu melapor dan belum ada yang

menemukan Alin sama sekali, kini hanya tinggal ruang basemant yang belum diperiksa. Kenzo beranjak menuju pintu basemant dan membukanya. Dengan perasaan gemetar, Kenzo masuk perlahan ke bawah dan betapa terkejutnya, dia melihat Alin tengah tergantung dengan tali yang terikat di kedua tangannya.

Kondisi Alin sangat mengenaskan dengan luka di sekujur tubuhnya, gaunnya yang berwarna putih telah ternoda oleh merahnya darah dan kotor oleh debu. Rambut kusut tergerai dan wajah pucat serta matanya telah

tertutup. Kenzo semakin gemetar menahan laju langkahnya yang terasa sangat berat, begitupun dengan Jonathan yang wajahnya langsung memerah karena amarah. Kenzo berjalan dengan cepat menghampiri tubuh kurus istrinya, Jonathan membantu adiknya untuk menurunkan Alin.

“Segera temukan bajingan itu hidup ataupun mati, jika masih hidup potong kaki kanannya di hari pertama, kemudian kaki kirinya, cabut semua kukunya tetapi jangan biarkan dia mati, cungkil matanya juga dan berikan kepada ikan-ikan piranha peliharaanku, siksa dia dengan kejam, cepat bergerak!” teriak Jonathan dengan marah.

Kenzo sudah tidak memperdulikan teriakan kakaknya, pendengarannya seakan tuli, matanya hanya fokus memandang istrinya yang terbaring lemah di pangkuannya. Airmatanya jatuh membasahi pipi kemudian jatuh ke wajah Alin. Tangannya gemetar mengusap lembut wajah pucat itu.

“Kumohon bertahanlah, bertahanlah sayang, ayo buka mata mu, suami mu ada di samping mu sekarang,” kata Kenzo sambil memeluk Alin.

Tidak ada respon.

Mata tajam Kenzo mengarah ke anak buah yang masih berada di sana. “Bawa bangsat itu ke markas, biar aku sendiri yang mencari perhitungan dengannya.”

Kenzo mengangkat tubuh lunglai itu dan berlari menuju helikopter diikuti oleh kakaknya. Mereka segera terbang ke ibukota dan membawa Alin ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Kenzo terus bergumam agar Alin bertahan. Hati Jonathan mencelos, hari ini dia melihat kembali bagaimana takutnya dan gumaman Kenzo. Hari ini, Kenzo kembali ke masa dimana dia sangat terpuruk, hanya bergumam, menatap kosong, air mata tak pernah lepas dari

wajahnya, tubuh gemetar. Jonathan memeluk adiknya dari samping, menyalurkan ketenangan itu kembali. Setelah sampai di rumah sakit, Alin segera dibawa ke UGD dan ditangani oleh dokter terbaik. Dokter, perawat dan tenaga medis lainnya berlari kesana kemari menyiapkan segala hal dan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan Alin. Kenzo berjalan bolak-balik dengan gusar, sesekali mengusap kepalanya dengan kasar kemudian jatuh terduduk bersandar dinginnya dinding rumah sakit.

Rasa takut itu kembali hadir setelah bertahun-tahun lamanya menghilang, seorang Kenzo yang biasanya tidak pernah takut dengan apapun bahkan berdiri bersisian dengan bom pun tubuhnya tak gemetar sedikitpun. Tetapi hari ini ada hal yang membuatnya langsung gemetar, lunglai tak berdaya dan hatinya kalut, separuh jiwanya sedang berjuang antara hidup dan mati. Berjuang untuk mendapat nafasnya kembali yang hampir terputus, berjuang demi bisa bertemu kembali dengan suaminya. Kenzo hancur untuk yang kedua kalinya, ketika matanya menangkap sesosok tubuh kurus tergantung dengan tali terikat di tangannya. Mengenali wajah yang sangat tidak asing walau tertutup noda darah dan debu, menelisik memandang mata yang setengah tertutup itu. Rasanya seperti nyawanya langsung lolos meninggalkan tubuhnya, sangat sakit, separuh jiwanya sekarat,

bunga dihatinya layu. Gemetar tubuhnya menahan rasa takut, marah, cemas, kaget dan perasaan-perasaan lainnya yang bercampuk aduk menjadi kesatuan rasa yang membuat Kenzo tidak bisa berkata-kata.

Akankah Alin membuka matanya kembali? Atau apakah Alin akan menutup mata itu selamanya? Suara-suara di kepala Kenzo terus berdenging, membuatnya seperti orang gila. Keringat dingin membanjiri wajah dan punggungnya, dadanya sesak. Tiba-tiba sebuah pelukan hangat mengungkung tubuhnya, kehangatan itulah yang membuatnya bangkit bertahun-tahun silam. Kakaknya Jonathan kini tengah memeluk tubuh adiknya, “tenang adikku, tenang semua akan baik-baik saja, kakak yakin jika Alin mampu bertahan,” gumam Jonathan lirih. Kenzo menangis di dalam pelukan kakaknya, berbagi perasaan satu sama lain. Sungguh ikatan kakak-adik yang kuat.

Dokter keluar menemui Kenzo dan kakaknya dan mengatakan jika keadaan Alin saat ini kritis, jika sampai besok pagi, kondisi Alin tidak ada perubahan, maka dokter menyatakan jika Alin tidak akan bertahan. Kenzo sangat

murka mendengar perkataan dokteritu, dia mencengkram kerah sang dokter dan memakinya, Kenzo mengatakan bagimanapun caranya dokter harus menyelamatkan nyawa istrinya. Sang dokter ketakutan, dia tahu siapa yang dia hadapi, putra-putra keluarga Xu, mereka berasal dari keluarga paling berpengaruh di

negara itu. Tentu saja sang dokter dan semua tim medis menjadi pias melihat kemarahan Kenzo. Jonathan menarik adiknya dan menenangkannya, kemudian memerintahkan dokter itu untuk melakukan yang terbaik untuk adik iparnya.

“Tenang! Jangan buat keributan, biar bagaimanapun dokter juga menusia, kita hanya bisa berharap, daripada kamu marah-marah mending berdo’a kepada tuhan untuk kesembuhan istri mu, jika istri mu tahu kamu

menyerang dokter, dia akan sangat marah, sikap mu ini tidak pantas jangan cemari nama baik ketentaraan,” kata Jonathan dengan keras.

“Bagaimana aku bisa tenang? Dokter mengatakan jika besok Alin tidak menunjukkan perubahan, dia tidak akan selamat, kak mendengar itu hatiku hancur untuk yang kesekian kalinya, aku sangat ketakutan, aku takut Alin akan benar-benar pergi meninggalkan aku selamanya,” kata Kenzo dengan nada lemah.

“Kakak tahu apa yang tengah kamu rasakan, kakak juga merasakannya, berdo’a lah semoga ada keajaiban di esok hari, jangan lemah, jika kamu saja begini bagaimana Alin bisa bertahan,” kata Jonathan.

“Kakak akan pulang dan mengambil pakaian,” kata Jonathan lalu pergi.

Sepeninggal kakaknya, Kenzo hanya melamun menatap kosong, dia di temani oleh asisten kakaknya, Feng Xiao. Sementara dokter dan lainnya masih berjibaku menyelamatkan nyawa Alin yang masih kritis. Dikarenakan luka yang diderita Alin sangat serius dan parah, dokter pun hampir-hampir menyerah menyelamatkanya, sekarang hanya keajaiban dari tuhan dan juga kemauan kuat dari Alin sendiri yang bisa menyelamatkan nyawa gadis itu. Semua menunggu keajaiban itu datang, sementara itu anak buah Jonathan telah berhasil menangkap Hans dan membawanya ke markas mafia milik Jonathan. Menunggu bagaimana Kenzo akan bertindak padanya, Hans merasakan bagaimana rasanya menjadi tahanan yang menunggu eksekusi mati. Siapapun yang memprovokasi keluarga Xu maka dapat dipastikan tidak akan berakhir dengan baik, bahkan matipun mayat mereka tidak akan utuh.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Srie wibi

Srie wibi

ceria seru kyak gini kok gk ada yg like komen ya?

2022-10-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!