Chapter 5

Setelah mendaftarkan akta nikah dan mendapatkan buku nikah hari itu juga, Kenzo membawa Alin ke mall untuk

belanja. Mereka memakai masker agar tidak ada yang mengenali mereka, masker tersebut hanya dilepas ketika sampai di toko yang dituju. Kenzo membeli banyak pakaian dan gaun untuk Alin dan juga peralatan wanita lainya. Tak lupa mereka makan siang berdua di restoran mewah, kemudian pulang.

“Kenapa kami tidak memberitahukan perihal perikahan kita dengan orang tua mu?” tanya Alin di tengah perjalanan menuju apartement.

“Belum waktunya, apalagi sekarang kamu pasti sedang di cari oleh kakek mu, lebih sedikit yang tahu lebih aman buat kita ke depanya,” kata Kenzo.

Alin memandangi buku nikahnya dan juga Kenzo dengan perasaan campur aduk. Dia tak menyangka akan secepat itu menikah dengan seseorang yang walaupupernah dekat, tetapi Alin lupa tentangnya. Setelah itu dia pun memandangi suami tampanya yang sedang fokus menyetir mobil. Padahal seperti baru kemarin dia bergumam mengenai betapa beruntungnya gadis yang akan menikah dengan Kenzo. Ternyata Alinlah gadis beruntung itu, tuhan berbaik hati memberikan sedikit kebahagiaan setelah menjalani kehidupn tertekan di bawah kuasa kakeknya. Kenzo yang sadar sedang diperhatikan menjadi agak salah tingkah, telinganya memerah

“Ehem-ehem, apa wajahku setampan itu hingga kau menatapku tanpa berkedip?” goda Kenzo.

“Eh em s-siapa yang menatap mu,” kata Alin sambil mengalihkan pandanganya, wajahnya memerah menahan malu karena ketahuan oleh suaminya.

“Hahaha, kamu boleh kok menatap wajah suamu mu sepuasnya, kita sudah sah menjadi suami istri sekarang jadinggak usah malu-malu,” kata Kenzo sambil tertawa melihat reaksi Alin yang menurutnya sangat menggemaskan.

Sesampainya di apartement, Kenzo dan Alin langsung menuju kamar untuk menata barang-barang Alin. Tentu saja mereka akan tidur dalam satu kamar dan satu ranjang. Memikirkan hal itu, membuat Alin merasakan panas dingin dan juga jantungnya berdetak dengan kencang. Setelah semuanya beres, Kenzo beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sementara Alin berbaring di ranjang sambil menonton televisi dan makan cemilan. Tak berapa lama, Kenzo keluar dengan hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian bawahnya. Alin tersedak melihat pemandangan hot di depanya, otot perut yang sexy dan juga otot-otot kekar di bagian tubuh Kenzo lainya, membuat Alin terkejut. Kenzo mendekati Alin dengan khawatir dan menuangkan air putih kemudian menyodorkan kepada istrinya. Alin meminumnya dengan cepat, wajahnya sudah seperti kepiting rebus.

“Pelan-pelan sayang, kamu ini ya kaya anak kecil saja,” kata Kenzo yang membuat Alin semakin memerah wajahnya.

“Em itu, kamu pakai baju mu dulu!” kata Alin sambil menunjuk tubuh Kenzo yang setengah telanjang dan masih basah.

“Apa kamu tidak tergoda sayang? Oh aku tahu kamu tersedak pasti karena melihat tubuh sexyku kan?” goda Kenzo.

“T-tidak, aku terkejut dengan adegan di televisi tau, udah sana pakai baju mu dulu!” kata Alin sambil mendorong pelan tubuh Kenzo.

Kenzo beranjak menuju lemari dengan tertawa, Alin meringkuk di bawah selimut karena Kenzo memakai pakaiannya dihadapan Alin. Hal itu membuat Kenzo tersenyum senang karena berhasil menjahili istrinya. Setelah selesai berpakaian, Kenzo mendekati Alin dan merebahkan tubuhnya di samping Alin yang masih meringkuk. Kenzo mengganti chanel televisi dan beralih menonton film horor kesukaannya. Kenzo pun membuka selimut Alin dan membawa istrinya ke pelukankanya dan menonton film bersama. Alin yang sejatinya takut dengan adegan horor hanya bisa menyembunyikan wajahnya di dada bidang suaminya sambil sesekali melirik ke arah televisi. Ketika Alin melihat adegan jumpsquer,dia memeluk Kenzo dengan erat, Kenzo pun mengganti genre film karena melihat Alin sangat ketakutan.

Genre film beralih ke romantis dan tentu saja drama Korea adalah juaranya, ini adalah kali pertama Kenzo

mengalah dan menonton film dengan genre tersebut. Akhirnya Alin bisa menikmati menonton filmnya, dia menggerutu bahwa suaminya tidak peka. Tetapi Alin baru sadar jika dia memeluk Kenzo dengan erat. Sontak saja wajah Alin langsung memerah dan jantungnya berdetak dengan kencang, ada sesuatu yang menggelitik perutnya. Alin secara perlahan berusaha melepaskan pelukanya, namun ditahan oleh Kenzo.

“Jangan bergerak! Kau akan bertanggung jawab jika sesuatu telah bangun,” kata Kenzo yang langsung membuat Alin terdiam.

Mereka menikmati waktu sore dengan menonton drakor, hingga Alin pun tertidur dipelukan suaminya. Kenzo pun

mematikan layar televisi dan ikut tidur memeluk Alin. Dia tidak akan menyentuh Alin sebelum istrinya itu benar-benar telah menerima Kenzo di hatinya.

 Tak terasa waktu telah memasuki jam makanmalam, bibi telah menyiapkan beberapa hidangan utnuk makan malam kedua majikanya. Setelah menatanya di meja makan, bibi beranjak menuju kamar Kenzo dan membangunkan kedua majikanya. Kenzo terjaga mendengar suara ketukan pintu, dia lalu bangun dan membuka pintu kamarnya.

“Makan malam telah siap tuan muda,” kata si bibi.

“Baik bi, akan aku bangunkan Alin, terima kasih bi,” kata Kenzo.

Kenzo pun beranjak membangunkan Alin yang masih tertidur pulas. Mula-mula hanya sentuhan lembut di bahu Alin, tetapi tidak ada respon. Kemudian Kenzo mengguncang pelan tubuh Alin, dia hanya mengulet saja. Kenzo menepuk jidatnya melihat tingkah istrinya yang kadang kaya anak kecil. Akhirnya Kenzo mencium bibir istrinya dan menggigit bibir Alin yang membuat istrinya terkejut.

“Aaaaaah k-kenapa kamu menggigitku? Apa kamu shio anjing?” tanya Alin yang langsung terbangun dan mendorong tubuh suaminya.

“Habisnya dibangunin nggak bangun-bangun, ya udah aku cium aja, lagian aku kan suami mu jadi sah-sah aja kan?” kata Kenzo dengan enteng dan tersenyum.

“Ish sakit tau,” kata Alin sambil mengusap pelan bibirnya yang tergigit.

“Sini aku obatin dijamin langsung sembuh,” kata Kenzo sambil menarik tangan Alin.

“A-pa.....” belum juga Alin meneruskan kata-katanya, dia sudah di cium kembali oleh suaminya.

Sebuah ciuman panjang, mata Alin terbelalak karena kaget, tangannya memberontak. Tetapi ditahan oleh Kenzo,

malah tangan Kenzo yang lainya meraih tengkuk Alin untuk memperdalam ciumanya. Kenzo baru melepaskan istrinya setelah keduanya kehabisan nafas. Alin segera bergegas ke kamar mandi untuk menghindari suami jahilnya dengan wajah yang memerah. Kenzo mengusap pelan bibirnya sambil tersenyum licik.

Tak berapa lama Kenzo dan Alin sudah berada di ruang makan. Mereka menikmati makan malam dengan nikmat dan lahap. Bahkan bibi juga ikut makan satu meja dengan ke dua majikanya. Tepat setelah suapan terakhir, Kenzo mendapatkan telefon darurat dari atasanya. Kenzo diharuskan kembali ke markas militer karena ada keperluan mendesak. Terpaksa Kenzo meninggalkan Alin untuk tidur sendiri, malam pertama yang gagal. Hm salah siapa nikah diam-diam.

Kenzo bergegas mengenakan seragamnya dibantu oleh Alin karena terburu-buru. Alin tertegun menatap sosok

suaminya dalam balutan seragam tentara, tiba-tiba sekelebat wajah ayahnya muncul. Tanpa disadari air mata Alin meluncur cepat menelusuri pipi halusnya. Gadis ayu itu menangis teringat saat-saat terakhirnya dengan sang ayah. Kenzo menyadari jika istrinya sedang menangis tertunduk. Dia membelai pipi istrinya dan mengusap air mata yang bersiap jatuh.

“Hey! Ada apa sayang?” tanya Kenzo dengan lembut sambil menatap mata Alin.

“A-aku teringat ayah, a-aku teringat kembali ketika ayah berteriak dan mendorongku keras sehingga aku masih

hidup, a-yah mengorbankan hidupnya untukku, semua itu masih tersimpan di otakku dan selalu menjadi mimpi buruk,” kata Alin yang semakin terisak.

“Tenang sayang! Sudah, sudah jangan diingat lagi, semua sudah berlalu, ayah mu sudah tenang di alam sana

bersama ibu mu, mereka telah bersatu, sepertinya tuhan mengirim mu kepadaku untuk aku jaga, tenang sekarang ada aku, aku tidak akan pernah meninggalkan mu, aku janji, kamu tidak sendiri sekarang sayang,” kata Kenzo memeluk erat Alin.

“Sudah, sudah sekarang istirahat saja, maaf aku tidak bisa menemani mu tidur malam ini,” imbuh Kenzo.

“Hm baiklah, sudah sana berangkat nanti dimarahi atasan mu jika terlambat,” kata Alin.

“Cium dulu!” kata Kenzo manja.

“Ish kek anak bayi aja,” kata Alin.

Walau menggerutu, Alin akhirnya mencium pipi suaminya. Tetapi itu bukan yang Kenzo inginkan. Dia pun menunjuk bibirnya dan mendekatkanya pada Alin, tentu saja membuat Alin lansung malu dan wajahnya memerah. Kalo dilihat-lihat sungguh ganjil, seorang kapten yang terkenal akan kekejamanya kini tengah merayu istrinya untuk mencium bibirnya. Konyol sekali kan?. Karena Alin tak kunjung mencium Kenzo, dia mencium bibir

Alin dengan cepat yang membuat Alin terkejut. Kenzo suka sekali melakukan hal-hal yang tak terduga dan tiba-tiba ketika bersama Alin. Ya kalian pasti tahulah apa yang aku maksud.

Belum hilang keterkejutan Alin, Kenzo memperdalam ciumanya dengan menarik tengkuk Alin. Ciuman itu berjalan lama. Hingga Alin memberontak karena hampir kehabisan nafas. Kenzo pun terkekeh pelan melihat wajah memerah istrinya yang sedang malu. Kini Kenzo mengecup lembut kening Alin dan bergegas pergi. Alin tersenyum-senyum sendiri sampai akhirnya dia tertidur.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!