Setelah menanyakan beberapa hal mengenai kasus pembunuhan kepada Nathan, Vivian kemudian pamit pergi dari tempat tersebut untuk kembali menyelidiki kasus yang belum terpecahkan sampai sekarang.
Kini diruangan tersebut hanya tersisa Nathan dan Alia saja yang membuat suasana di antara keduanya menjadi sedikit canggung.
Nathan yang melihat Alia dari tadi hanya diam dan tidak mengatakan sepatah katapun merasa tidak enak apa lagi saat wanita tersebut terus menundukkan kepalanya.
"Jadi apa yang ingin kamu katakan kepadaku?" Tanya Nathan sambil membuka sedikit perban yang membalut tangannya.
Alia seketika mengangkat wajahnya dan tampak ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan dari Nathan. "Be-Begini, aku ingin meminta maaf karena sudah membuatmu kecelakaan. Jika saja aku tidak banyak bertanya saat itu mungkin kamu tidak akan menjadi seperti sekarang..."
Nathan tersenyum mendengar perkataan dari Alia. "Jangan dipikirkan ini bukan salahmu, ini semua terjadi karena aku kurang berhati-hati saat berkendara ketika hujan..."
Meski cukup lega dengan jawaban yang diberikan oleh Nathan, Alia tampaknya masih menyalahkan dirinya dan berpikir jika semua ini karena kesalahannya.
Disisi lain Nathan ingin melepaskan peralatan medis yang terpasang ditubuhnya karena sudah merasa baikan, namun hal itu justru membuat Alia menjadi panik.
"Apa yang kamu lakukan, jangan dilepas!" Ucap Alia sambil menahan tangan Nathan yang ingin melepaskan infusnya.
Alia kemudian membaringkan Nathan kembali ke kasurnya dan menelpon dokter untuk memeriksa keadaan pria tersebut.
Sedangkan Nathan ia merasa bingung dengan sikap Alia yang protektif kepada dirinya dan tidak seperti biasanya.
"Aku sudah tidak sakit lagi dan ingin pulang. Lagipula biaya dikamar ini sepertinya akan sangat mahal, Alia..." Ucap Nathan.
Raut wajah Alia seketika menjadi kesal dan ia meletakkan kembali telepon dengan cukup kerasa. "Diamlah dan jangan bergerak sebentar lagi dokter akan datang untuk memeriksa keadaanmu. Kamu jangan memikirkan biaya rumah sakit karena Marsella sudah membeli tempat ini!"
Mendengar apa yang dikatakan oleh Alia seketika membuat Nathan kaget dan ia tidak menyangka jika Marsella membeli rumah sakit tersebut hanya untuk perawatan dirinya.
Disaat Nathan sedang terpaku seorang dokter dan suster masuk kedalam kamar kemudian memeriksa keadaan nya.
"Bagaimana keadaan nya dokter?" Tanya Alia dengan raut wajah penuh harap.
Dokter tersebut terlihat tersenyum dan berkata, "Ya kondisinya kini sudah jauh lebih baik dan bisa pulang seminggu lagi, nona..."
Alia yang mendengar nya tampak lega, namun tidak dengan Nathan yang ingin segera pulang karena merasa akan sangat bosan jika seminggu harus berbaring di kasur saja.
"Tidak-tidak aku ingin pulang sekarang juga, lihat aku sudah tidak kenapa-kenapa lagi!" Ucap Nathan sambil menggerak-gerakan tangannya.
Melihat tingkah Nathan yang seperti anak kecil Alia kemudian memegangi kaki pemuda tersebut dan membuatnya merintih kesakitan.
"Baik-baik saja apanya, berhenti lah untuk merengek seperti anak kecil!" Ucap Alia sambil menekan kembali kaki Nathan sekali lagi.
Alia kemudian berbicara dengan dokter tentang kesembuhan Nathan sementara pria tersebut hanya bisa menggerutu.
Pandangan Nathan lalu teralihkan kearah luar jendela dan ia kembali memikirkan tentang kejadian yang terjadi saat penembakan terjadi.
Nathan masih tidak tahu kenapa saat itu ada sekelompok orang mengincar keluarganya dan ingin membunuh mereka bertiga saat itu.
Tak berselang lama setelah berbincang dengan dokter, Alia melihat Nathan yang sedang melamun sambil menatap kearah jendela.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Alia sambil membetulkan selimut yang di gunakan oleh Nathan.
"Ah, tidak ada aku hanya memikirkan keadaan rumahku saja yang sudah ditinggal berbulan-bulan..." Balas Nathan yang mencoba untuk menyembunyikan pikiran nya.
Alia mengangguk paham dan kemudian merapihkan sisa-sisa makanan sebelumnya yang ada di meja tempat tunggu.
Melihat Alia yang keluar untuk membuang sampah, Nathan meraih ponselnya yang ada di meja sebelah nya dan memakai earpod.
"Echelon apa kamu masih aktif?" Panggil Nathan kepada sistem buatannya yang sudah lama tidak ia hubungi.
"Saya selalu aktif tuan Nathan dan selamat datang kembali..." Balas Echelon.
"Ada yang ingin aku tanyakan, bagaimana kondisi rumahku sekarang?" Tanya Nathan.
"Anda tidak perlu khawatir tuan, saya sudah menyewa beberapa pembantu terlatih untuk mengurus rumah selama anda tidak ada di sana..." Ucap Echelon.
Nathan mengangguk dan segera melepaskan peralatan medis yang ada di tubuhnya mulai dari alat bantu pernafasan sampai infus.
Baginya rumah sakit tidak ada bedanya dengan penjara dan ia jelas tidak ingin berlama-lama di sana apalagi untuk waktu seminggu.
Dengan kaki yang masih terasa sedikit sakit Nathan berjalan keluar kamar dan ingin kabur dari rumah sakit sambil merasa waspada.
Rencana Nathan tersebut tidak berjalan lancar seperti yang ia pikirkan ketika langkahnya tersehenti saat berpapasan dengan Alia di lorong.
Nathan yang dipergoki oleh Alia seketika tertawa canggung begitu mendapat tatapan tajam dari wanita cantik tersebut.
"Aku bisa jelaskan Alia, kamu tahu bukan bahwa aku tidak betah berada di rumah sakit. Jadi biarkan aku pulang oke?" Ucap Nathan sambil menyenderkan tubuhnya ke dinding sebab masih merasakan sakit di bagian kaki.
Alia yang melihat keinginan Nathan menghela nafasnya dan mengangguk. "Baiklah, tunggu disini sebentar aku ingin mengambil barang-barangku dulu dikamar..." Balas Alia sebelum ia pergi untuk mengambil barangnya yang masih ada dikamar.
Setelah beberapa menit Alia kembali dengan membawa koper dan sebuah kursi roda yang membuat Nathan kebingungan.
"Kenapa kamu membawa kursi roda, aku tidak membutuhkannya. Lihat aku masih bisa berdiri dengan normal!" Ucap Nathan sambil menunjukkan langkah kakinya.
"Kamu memilih duduk di kursi ini atau tinggal selama seminggu lagi di rumah sakit?" Tanya Alia yang seketika membuat Nathan langsung menurut.
Alia dan Nathan kemudian jalan melewati lorong-lorong rumah sakit sebelum masuk kedalam lift untuk turun ke lantai satu sebab saat ini mereka berada di lantai tiga puluh.
Didalam lift Nathan kepikiran dan merasa bingung dengan Alia yang mau repot-repot untuk merawat dirinya walaupun ia tidak memintanya.
"Alia, mengapa kamu mau repot-repot membantuku padahal kita tidak memiliki hubungan apa-apa?" Tanya Nathan.
Alia tidak menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Nathan karena akan sangat memalukan jika ia mengatakan hal sebenarnya.
Sampai ketika lift berhenti di lantai satupun Alia tidak mengucapkan sepatah katapun dan mendorong kursi Nathan pergi dari rumah sakit.
Dipinggir jalan Alia memberhentikan sebuah taksi untuk Nathan dan membayarnya kemudian menitipkan pria tersebut kepada supir taksi itu.
"Aku harus kembali ke restauran untuk membantu ayahku, setelah sampai rumah jangan lupa untuk menghubungi ku..." Ucap Alia sebelum taksi yang membawa Nathan pergi.
Nathan di sana hanya bisa terdiam dan tidak terlalu memikirkan sikap Alia yang menurutnya sedikit aneh. Hal yang terpenting saat ini adalah kembali ke rumah nya.
"Pak, tolong ke perumahan Gardenia nanti berhenti di rumah nomor satu..." Pinta Nathan yang dibalas anggukan oleh supir taksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
♛★★★★★★SAINTSWORD★❃★★★★★★★★
masa lelaki yg pernah pacaran gak tau?? pada dasarnya kalo laki2 pacaran lama pasti dia kenal dengan sifat2 wanita
2025-04-11
0
#Elg
knpa dibikin rumit...bilang aja suka,cinta😂
2022-04-27
7
Lurah Desa Konoha
Semenjak pisah sama angel MC jadi gk peka
2022-04-03
6