Tiga bulan kemudian di sebuah kamar VIP rumah sakit terlihat Nathan yang sekarang terbaring tak sadarkan diri di kasur dengan perban hampir menutup seluruh tubuhnya.
Alat bantu pernapasan terlihat terpasang di area hidung dan mulut Nathan. Beberapa perangkat medis seperti infus dan yang lainnya juga terpasang di tubuh pria tersebut.
Kecelakaan yang menimpa Nathan saat itu membuatnya harus menjalani lima puluh kali operasi untuk menyelamatkan hidupnya dan setelah selesai ia harus mengalami koma selama tiga bulan.
Ditempat tersebut terlihat Alia yang sedang mengelap wajah Nathan menggunakan kain basah dengan hati-hati agar tidak mengenai perban yang ada di dahi pria tersebut.
Tak hanya Alia saja yang ada dikamar tempat Nathan saat ini dirawat, melainkan juga ada Marsella yang tengah melakukan pekerjaannya menggunakan laptop, dan ada Vivian yang sekarang sedang tidur karena habis berjaga semalaman.
Dari balik pintu terlihat Pak Danang yang baru saja datang sambil membawakan makanan untuk ketiga wanita tersebut dan meletakkan nya di atas meja.
"Hah... Dasar anak muda... Ini sudah tiga bulan sejak kalian menginap disini, kenapa kalian bertiga tidak pulang saja. Terutama untuk Nona Marsella dan Vivian, orang tua kalian pasti khawatir..." Ucap Pak Danang.
Seketika Pak Danang menerima tatapan tajam dari Alia dan Marsella, bahkan Vivian yang tadinya sedang tertidur langsung membuka mata dan melemparkan remot ditangannya kearah Pak Danang yang tepat mengenai tubuh pria paruh baya tersebut.
"Urus saja restauran mu itu Pak tua dan jangan mengulangi perkataan semacam ini sampai puluhan kali! Mengganggu saja..." Ucap Vivian kemudian berdecih dan menarik selimutnya untuk tidur kembali.
"Maaf Tuan Danang tetapi saya tidak bisa meninggalkan nya karena suatu alasan tertentu dan anda tidak perlu khawatir mengenai keluarga saya, karena sebelumnya saya sudah mengabari mereka..." Marsella menimpali perkataan dari Vivian.
Mendengar perkataan dari kedua wanita tersebut raut wajah Pak Danang menjadi kusut dan kemudian ia melihat kearah Alia untuk mendapat pembelaan dari putrinya tersebut.
Sayangnya bukan pembelaan yang Pak Danang dapatkan melainkan perkataan menusuk dari putri satu-satunya itu.
"Ayah sebaiknya kembali ke restauran dan tidak perlu mengkhawatirkan kami, bukannya ini sekarang jam makan siang pasti banyak pelanggan yang datang..." Ucap Alia sambil berjalan kearah makanan yang dibawa oleh Pak Danang dan mengeceknya.
Perkataan dari Alia seolah-olah menusuk tubuh Pak Danang ia tidak menyangka bahwa putri kesayangannya kini telah berubah dan lebih perduli kepada pria yang sekarang hanya bisa terbaring di atas kasur. Hal ini jelas membuat seorang ayah seperti dirinya sangat iri.
Sewaktu Alia mengecek dan mengeluarkan makanan yang dibawa oleh Pak Danang ke atas meja untuk mereka makan, ada satu hal yang tidak ada disana.
"Ayah apa kamu tidak membawa puding? Marsella, Vivian ayo ikut aku untuk membelinya sekalian membeli sabun muka, dan ayah aku titipkan Nathan bersamamu..." Ucap Alia sebelum akhirnya pergi keluar bersama dengan Marsella dan Vivian yang tampak masih belum sepenuh nya bangun dari tidurnya.
Pak Danang menghela nafas panjang dan mengiyakan permintaan dari putrinya, ia kemudian duduk di samping Nathan dan mengeluarkan Eskrim dari kantung plastik yang dia bawa lalu memakannya sambil menunggu ketiga wanita itu kembali.
Saat melihat Nathan yang terbaring koma di atas ranjang perasaan kesal, iri, simpati, dan kasihan terbesit dibenak Pak Danang kepada pemuda tersebut.
"Dasar anak muda jaman sekarang, bagaimana bisa kamu meracuni pikiran putriku sampai-sampai dia tidak mau pulang dan tidak mendengar perkataan dari ayahnya sendiri?" Decih Pak Danang.
Pak Danang dan Alia sebenarnya tidak tinggal di Indonesia melainkan Rusia, keduanya datang ke Indonesia karena ada alasan tertentu dan seharusnya sudah kembali setahun yang lalu.
Tetapi rencana tersebut tidak berjalan dengan lancar disaat Alia memutuskan untuk tinggal di Indonesia karena seseorang yaitu Nathan. Setelah pertemuan nya dengan Nathan gadis itu memiliki kesan kepada pria tersebut yang membuatnya memilih tinggal di Indonesia lebih lama lagi.
Karena tidak ingin putrinya kenapa-kenapa dan merasa khawatir Pak Danang akhirnya itu tinggal lebih lama lagi bersama dengan Alia serta beberapa anak buahnya.
Awalnya Pak Danang sudah membujuk Alia untuk kembali namun sayang putrinya tersebut menolak dan bersikukuh untuk tinggal lebih lama lagi karena pikiran nya sudah di isi oleh bayang-bayangan Nathan.
*******
Di alam bawah sadar Nathan, ia terbangun dan mendapati dirinya tengah berada dibangku belakang sebuah mobil yang tengah melaju saat salju sedang turun di daerah tersebut.
Ketika membuka matanya tanpa sadar air mata Nathan menetes dari pelupuk matanya saat melihat sepasang suami istri yang berada di bangku depan. Mereka tidak lain adalah mendiang orang tua dari Nathan yang sudah meninggal.
Nama ayah dari Nathan adalah Tomi Xander sedangkan ibunya iyalah Marria Xander. Keduanya adalah profesor dan penemu sebuah energy terbaru yang membuat nuklir bisa di ibaratkan sebagai baterai AAA karena sudah ketinggalan jaman.
Tak hanya menemukan energy terbaru saja mereka juga membangun sebuah industri senjata dengan teknologi yang sepuluh langkah lebih maju.
"Nathan kenapa kamu menangis, ayolah jangan seperti ini bukan nya hari ini adalah hari ulang tahun mu..." Ucap Dr. Tomi saat melihat Nathan menitikan air mata dari pantulan kaca di mobil.
"Benar yang ayahmu katakan jangan menangis di hari spesial mu sayang..." Timpal Dr. Marria.
Nathan tidak mengungkapkan perasaan saat ini dan ketika ingin berbicara tiba-tiba saja rentetan tembakan menghujani mobil yang ditumpangi oleh mereka
Doorrr!!!
Tiga mobil hitam dari arah belakang terus menembaki mobil yang ditumpangi oleh Nathan dan kedua orang tuanya tanpa henti.
Peluru berkaliber 20mm menembus mobil dan dengan acak mengenai tubuh Nathan serta kedua orang tuanya, sampai akhrinya mobil mereka oleng dan terguling dijalanan.
Selang beberapa saat setelah mobil berhenti berguling dan terbalik ditengah jalan, Nathan tersadar dan melihat kedua orang tuanya yang belum sadarkan diri.
Kondisi Nathan terlihat tidak baik-baik saja begitu halnya dengan kedua orang tuanya. Nathan kemudian melepaskan seatbelt yang ia gunakan dan merangkak keluar dari mobil.
Setelah berhasil keluar dari mobil dengan susah payah, Nathan kemudian berusaha untuk menyelamatkan keduanya.
Tetapi sangat disayangkan mobil tiba-tiba meledak dan membuat Nathan terpental hingga menabrak besi pembatas jalan.
Nathan merintih kesakitan untuk sejenak sebelum akhirnya melihat mobil yang terdapat kedua orang tuanya terbakar.
Melihat kejadian ini Nathan hanya bisa berteriak histeris sebelum akhirnya berhenti dan memegangi luka tembak yang menebus perutnya.
Tak berselang lama tiga mobil berwarna hitam datang dan dari dalam keluar sekelompok berpakaian hitam turun dengan membawa senjata api ditangan mereka masing-masing.
Orang-orang itu pun kemudian mengecek mobil yang berisi kedua orang tua Nathan dan setelah memastikan target mereka telah tewas kemudian kembali kedalam mobil kecuali satu orang.
Orang itu melihat Nathan yang tengah sekarat dan menghampiri nya sambil mengeluarkan sebuah pistol dari sakunya.
Nathan melihat dengan penuh kebencian kearah orang bermasker tersebut sambil mengeratkan giginya. Hasrat untuk balas dendam kini sudah mendidih didalam tubuh Nathan tetapi ia sadar bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi.
Melihat tatapan dari remaja dihadapannya membuat orang tersebut tersenyum tipis dan langsung mengarahkan pistol ditangannya kearah remaja tersebut.
"Kamu seharusnya berterimakasih kepadaku karena dengan ini aku bisa meringankan rasa sakit mu, dan juga membuatmu bertemu kembali dengan orang tua mu, namun yang jelas bukan didunia ini..." Ucap orang tersebut sebelum melepaskan tembakan kearah Nathan.
Dorrr!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
♛★★★★★★SAINTSWORD★❃★★★★★★★★
50?? yang bener ajah apa gak habis itu dara
2025-04-11
0
dark sistem
record baru ni
2024-12-29
0
lucif
jngn bodoh2 amat lah logika
2023-02-21
3