Setelah menghabiskan makanannya, Nathan saat ini sedang memainkan game moba di laptopnya sambil menunggu kedatangan Marsella.
Raut wajah Nathan terlihat seakan menahan rasa marah sebab sejak awal ia tidak diberi waktu untuk leveling dan selalu mendapat gang dari musuh sementara rekan satu timnya tidak membantunya sama sekali.
Role yang Nathan ambil adalah offlaner dimana posisi tersebut sangatlah krusial. Tak jarang Nathan menghadapi dua sampai tiga musuh sekaligus.
Hero yang Nathan ambil ialah seorang assasin dimana nyawanya dan pertahanan nya sangatlah tipis hingga membuatnya mudah mati.
Awalnya Nathan mampu untuk menghadapi satu atau dua musuh sekaligus dan bahkan menghancurkan satu menara milik lawan.
Hal ini membuat musuh nya mengira Nathan cukup ahli hingga ia selalu di incar dan tidak diberi nafas oleh mereka.
Nathan sudah mengantongi
4Kill-10Dead-3Assist. Saat karakter milik Nathan mati ia selalu mendapat makian dari teman satu timnya yang membuatnya sangat kesal.
"Bisa main apa enggak bodoh!!!" Ucap Core
"Offlaner beban!!!" Ucap Support.
"Poke-Poke!!!" Ucap Gold Laner dan Tank secara bersamaan.
Hujatan terus diberikan oleh rekan timnya sendiri hingga membuat Nathan semakin kesal, bahkan mouse miliknya hampir hancur karena di remat dengan kuat.
Disaat Nathan sedang bermain game sekumpulan pria tiba-tiba datang ke restauran tempat dirinya berada dan memesan makanan.
Tetapi dari sikap mereka yang sangat urakan seolah penguasa didaerah tersebut bisa di pastikan bahwa sekumpulan pria tersebut bukan orang baik-baik.
Seorang pria dari kelompok tersebut menghampiri Nathan dengan raut wajah yang garang dan tiba-tiba saja mengambil minuman miliknya.
"Bang saya minta minumannya ya!" Ucap pria tersebut sambil tersenyum dengan ekspresi wajah yang mengancam kepada Nathan.
Nathan menatap wajah pria tersebut dengan tajam sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Alia yang tengah diganggu oleh orang-orang tersebut.
Defeat!!!!
Notifikasi kekalahan seketika muncul di layar laptop milik Nathan. Pada titik inilah Nathan sudah tidak bisa menahan emosi nya dan langsung memukul pria yang mengambil minumannya dengan laptop.
Brakkkk!!!
Laptop gaming seharga 30 juta seketika hancur berantakan saat mengenai wajah pria garang tersebut hingga membuatnya tersungkur di lantai dengan luka parah di bagian kepala.
Suara yang ditimbulkan saat laptop milik Nathan hancur mengenai kepala pria botak, seketika membuat para kawan pria tersebut menoleh dan marah.
"Hei apa yang kamu lakukan kepada anggota kami, apa kau mau mati huh sialan!!!" Teriak seorang pria yang merupakan teman pria botak tersebut.
Nathan berdecih dan menghampiri lima orang yang tersisa dengan tangan kosong sementara mereka menggunakan senjata seperti tongkat baseball serta kuter.
Seorang pria langsung memukul Nathan menggunakan tongkat baseball. Tetapi tongkat tersebut seketika hancur saat Nathan menahannya dengan tangan.
Raut wajah pria tersebut seketika menjadi pucat dan ingin kabur namun semua itu sudah terlambat saat Nathan memukul perutnya.
Hanya dengan sekali pukulan Nathan dapat membuat pria tersebut memuntahkan seteguk darah segar sebelum akhirnya bertekuk lutut di lantai dan pingsan.
Melihat sudah ada dua rekan nya yang kalah, empat orang pria lainnya langsung menyerang Nathan secara bersamaan menggunakan kuter dan pisau.
Nathan yang diserang oleh empat orang sekaligus dengan mudah melucuti senjata mereka sebelum membuat tiga pria pingsan di lantai dan menyisakan satu orang.
Pria bertato yang melihat semua temannya tumbang merasa takut dan langsung bertekuk lutut untuk meminta maaf kepada Nathan.
"Aku minta maaf tuan!!!" Pria bertatot tersebut meminta maaf sambil menangis terisak-isak.
Nathan yang melihat pria bertato tersebut hanya tersenyum tipis dan mendekatinya. Saat Nathan sudah mendekat sesuai dugaan nya pria bertato tersebut langsung menghunuskan pisau kearah nya.
"Matilah sialan!!!" Teriak pria bertato sambil mengunuskan pisau kearah perut Nathan dan tersenyum dengan percaya diri.
Apa yang di pikirkan oleh pria bertato tersebut untuk memberi pelajaran kepada Nathan tidak berjalan lancar, dan justru ialah orang yang diberi pelajaran.
Krakkk!!!
Suara retakan terdengar cukup nyaring saat tangan pria bertato tersebut dipatahkan oleh Nathan tidak hanya sekali, suara patahan tulang terdengar melainkan empat kali.
Pria bertato tersebut seketika berteriak kesakitan sambil bertekuk di lantai namun Nathan yang melihatnya sama sekali tidak merasa kasihan dan justru mulai menghajar wajahnya hingga babak belur.
Nathan sengaja mematahkan tangan pria bertato tersebut karena orang tersebut yang tadi menahan dan mengganggu Alia.
Suara sirine polisi dari kejauhan mulai terdengar dan semakin mendekat. Beberapa saat kemudian empat mobil polisi datang ke tempat tersebut dengan delapan personel polisi.
Seorang Inspektur wanita dari pihak kepolisian kemudian masuk bersama tujuh anak buahnya dan mereka menemukan seorang pemuda tengah menghajar pria yang sudah pingsan di lantai.
"Hentikan itu segera dan letakan kedua tanganmu di atas kepala!" Ucap inspektur wanita sambil menodongkan pistol ke arah Nathan.
Nathan yang mendengar suara dari inspektur wanita tersebut kemudian berhenti, dan menatap kearah nya dengan wajah yang sudah terdapat bercak darah.
Melihat wajah dari pemuda tersebut seketika membuat inspektur wanita itu terpesona namun ia segera mengendalikan diri nya kembali.
Tak hanya satu polisi yang menodongkan pistol kearah Nathan melainkan delapan sekaligus dan mereka sudah siap menembaknya jika berani melawan.
Nathan yang menyadari diri nya sudah dikepung oleh delapan polisi kemudian meletakkan kedua tanganya di atas kepala dan langsung di borgol oleh seorang polisi.
Pemuda tersebut kemudian dibawa ke dalam mobil polisi bersama enam orang yang pingsan di lantai.
Inspektur wanita dari pihak kepolisian lalu menghampiri Pak Danang dan juga Alia yang terlihat masih syok setelah melihat perkelahian yang baru saja terjadi.
"Permisi saya inspektur Vivian dari kepolisian. Apa di antara kalian berdua sebelum nya ada yang menghubungi kami?" Tanya inspektur Vivian.
Alia seketika maju dan mengangkat tangannya. "Saya yang tadi menghubungi pihak ke polisi an dan nona apa bisa membebaskan pemuda itu, dia adalah temanku dan tidak bersalah..." Pinta Alia.
Inspektur Vivian menghela nafas dan menggeleng kan kepalanya. "Maaf tapi itu tidak bisa dan dia akan kami bawa kekantor polisi untuk pemeriksaan lebih jauh tentang hal yang baru saja terjadi disini. Kalian bisa datang ke kantor polisi untuk menjadi saksi bahwa dia tidak bersalah. Saya permisi dulu..." Ucap inspektur Vivian sebelum pergi.
Raut wajah Alia tampak cemas saat Nathan dibawa pergi oleh polisi meninggalkan tempat tersebut dan entah mengapa ia juga merasa bersalah karena membuat pemuda itu berurusan dengan pihak kepolisian.
"Bagaimana ini ayah, aku tidak mau Nathan dipenjara!" Alia seketika menangis dan memeluk Pak Danang.
Pak Danang langsung mencoba untuk memenangkan Alia yang tengah menangis saat melihat Nathan di bawa oleh polisi.
"Tenanglah dia tidak akan kenapa-kenapa. Ayah akan pergi ke kantor polisi untuk membebaskan nya, berhentilah menangis..." Ucap Pak Danang.
Alia yang mendengarnya langsung berhenti menangis dan menyeka air matanya. "Kalau begitu aku ikut dengan ayah ke kantor polisi!" Sahut Alia dengan raut wajah yang masih terlihat sedih.
Pak Danang tersenyum tipis dan berkata, "Hm? Baiklah kamu bisa ikut. Kalau diperhatikan beberapa bulan ini kamu sangat perhatian dengan pemuda itu bahkan sampai menangis seperti ini untuknya, apa kamu menyukainya?"
Wajah Alia seketika memerah dan ia langsung memukul perut Pak Danang. "A-Apa yang ayah bicarakan, ini tidak seperti yang ayah pikirkan!" Alia berusaha untuk menyangkalnya.
"Memang benar bukan? Kamu selalu saja khawatir tentang pemuda tersebut, bahkan saat ayah mendapat masalah kamu sama sekali tidak perduli!" Ucap Pak Danang.
Raut wajah Alia seketika berubah menjadi kesal dan ia kemudian pergi ke pinggir jalan untuk menghentikan taksi yang lewat.
Pak Danang tersenyum sambil menggeleng kan kepalanya. "Gadis pemarah dan tomboy ini sifatnya berubah ketika di hadapan Nathan, sepertinya dia sudah membuat keputusan..." Gumam Pak Danang
Pak Danang kemudian berpesan kepada karyawannya untuk membersihkan restauran tersebut dan tetap melayani pengunjung lalu menyusul Alia yang sudah berada di dalam taksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
dark sistem
wkwkwk
2024-12-29
0
mantap gan
pakek saber exp lagi op bang
2024-10-31
0
SweetiePancake
Noob Cok🗿
2024-02-09
1