Alia yang telepon dimatikan begitu saja oleh Nathan langsung melemparkan ponsel seharga 23 juta miliknya hingga hancur mengenai tembok kamar.
Seharian ia mengurung diri di kamar setelah mencari keberadaan Nathan dan saat berhasil mendapat kabar tentang pria tersebut, Alia justru merasa kesal meski disisi lain ia juga senang karena mengetahui bahwa Nathan baik-baik saja.
"Kamu sekarang sudah berani berbohong kepadaku ya... Hm... Apa kamu pikir aku bodoh, Nathan..." Gumam Alia sambil meliriki kearah laptopnya.
Sebelumnya saat Alia menelpon Nathan ia menyadap panggilan untuk mencari posisi pria tersebut menggunakan laptopnya.
Kemampuan Alia untuk menyadap panggilan ia pelajari dari Nathan sendiri saat dirinya ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama pria tersebut dulu, dan kini justru pelajaran bersama Nathan sangat berguna untuk mencari keberadaan pria itu sendiri.
Dengan perasaan kesal bercambur senang Alia mulai bersiap-siap untuk berangkat ke tempat Nathan, tetapi kali ini ia bukan membawa bingkisan manis seperti biasanya melainkan bingkisan khusus yang mungkin cukup berbahaya.
Ekspresi Alia yang biasanya tampak ramah dan memiliki aura ke ibuan kini berubah menjadi sosok lamanya, yaitu menjadi sosok haus darah dan tatapannya menjadi dingin.
Setelan pakaian Alia juga berubah menjadi serba hitam dan ketat saat ingin bertemu Nathan malam ini. Dengan langkah cepat Alia menuruni tangga dan mengabaikan panggilan dari Pak Danang.
Pak Danang yang melihat penampilan dan ekspersi lama dari putrinya tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya bisa pasrah dan berpikir malam ini akan ada kabar tentang pembunuhan.
Beberapa menit kemudian mobil yang dikendarai oleh Alia sudah sampai didepan gerbang kediaman Nathan dan ia cukup terkejut mengetahui rumah baru dari pria tersebut.
"Heh... Rupanya kamu sekarang sudah kaya, pantas saja kamu membuang-buang seperti tadi..." Gumam Alia sambil tersenyum tipis.
Alia kemudian keluar dari mobilnya dan melihat pintu gerbang utama rumah Nathan tertutup bahkan ada aliran listrik disana.
Tanpa kesulitan Alia dengan kemampuan parkour nya mampu melewati tembok setinggi tiga meter yang di aliri listrik dengan mudah, dan berjalan santai melewati pekarangan rumah sambil membawa dua buah pistol ditangan nya
Alarm peringatan penyusup di rumah Nathan seketika berbunyi dan para pelayan milik Nathan segera mengganti pakaian milik mereka menjadi pakaian tempur sambil membawa senjata api.
Alia memasuki pintu utama dengan mudah, ia menendang pintu tersebut hingga terbuka dengan paksa dan langsung disambut oleh rentetan peluru dari beberapa pelayan.
Senyuman tipis terukir diwajah Alia. Saat melihat rentetan peluru yang mengarah kepada dirinya dan menghindar dengan mudah seolah ia sudah bisa memprediksi arah tembakan.
Disisi lain Nathan yang mendengar suara tembakan justru terlihat santai meminum Wine dibar pribadinya.
Bukannya ia tidak takut dengan penyusup yang menyerang kediamannya, tetapi Nathan ingin mengetahui sejauh apa kemampuan dari para pelayanannya sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Echelon.
Beberapa saat kemudian suara tembakan berhenti dan Nathan bisa mendengar langkah seseorang berjalan kearahnya.
Moncong pistol yang terasa hangat kini menempel tepat di kepala Nathan dan ia masih saja bisa terlihat santai meminum Wine miliknya.
Nathan sendiri belum tahu bahwa penyerangan yang terjadi di rumah nya hanya satu orang dan di lakukan oleh Alia.
"Sepertinya semua pelayan di rumahku masih belum terampil..." Ucap Nathan sambil menuangkan Wine ke gelasnya.
Alia tersenyum tipis dan menekan moncong pistol nya di kepala Nathan. "Tidak, mereka sudah sangat terlatih namun sayangnya lawan yang harus mereka hadapi adalah aku..." Balas Alia.
Mendengar suara wanita yang tidak asing di telinganya, tangan Nathan yang memegang gelas berisi Wine menjadi tremor mendadak.
Saat Nathan berbalik ia dapat melihat Alia yang berpakaian serba hitam dan ketat sedang menodongkan pistol ke arah kepalanya sambil menatapnya dengan dingin.
"Mau minum terlebih dahulu. Ini Wine Inglenook tahun 1964..." Nathan mencoba untuk menenangkan Alia dengan menawarkan Wine miliknya.
Dorrr!!!
Sebuah tembakan Alia lepaskan dan seketika membuat gelas yang dipegang oleh Nathan pecah hingga menimbulkan serpihan kaca berserakan di lantai.
Menyadari posisinya yang tidak menguntungkan apalagi dengan jawaban aroga dari Alia. Nathan berpikir bahwa dirinya tidak akan selamat malam ini.
"Apa yang kamu mau sampai-sampai datang dengan membuat keributan di malam hari?" Tanya Nathan yang langsung ke inti pembicaraan.
Alia tersenyum tipis dan berkata, "Kenapa kamu berbohong kepadaku tentang cuaca yang sebenarnya tidak hujan, padahal kamu tahu aku sangat benci orang yang berbohong kepadaku..."
Nathan tiba-tiba berdiri dan berjalan mendekati Alia yang membuat wanita cantik tersebut langsung membidik kepala dari pria itu.
Perlahan demi perlahan Nathan terus berjalan mendekat hingga akhirnya membuat Alia terpojok di dinding, dan tangan yang membawa pistol ditahan oleh Nathan.
Nathan kemudian mendekatkan wajahnya di telinga Alia dan berbisik kepadanya, "Sepertinya kamu cemburu dengan kejadian saat aku memberi hadiah kepada salah satu streamer, bukannya begitu..."
Raut wajah Alia yang dingin dan nafsu membunuh nya seketika menghilang digantikan dengan ekspresi malu serta gugup.
Alia dengan sekuat tenaga mendorong Nathan menjauh dan kembali menodongkan pistol kearah pria tersebut.
"Cemburu... Huh siapa juga yang cemburu. Untuk apa aku merasa cemburu dengan pria seperti mu!" Bantah Alia yang berbohong.
Nathan tersenyum tipis dan kembali mendekat kemudian mendongakkan wajah Alia ke atas lalu mencium bibir mungil wanita cantik tersebut.
Mendapat ciuman dari Nathan tenaga Alia seketika hilang begitu saja dan membuat senjata yang dipegangnya jatuh ke lantai.
Pikiran Alia kini sudah melayang jauh dan untuk menopang tubuhnya yang terasa lemas ia melingkarkan tanganya di leher Nathan.
Ciuman di antara keduanya menjadi tambah intens dan Alia dapat merasakan bibir Nathan yang terasa manis akibat meminum Wine sebelumnya.
Namun ciuman diantara mereka tidak berlangsung lama begitu Nathan melepaskan ciumannya dari bibir Alia yang membuat jembatan air tipis di antara keduanya.
Raut wajah Alia sudah seperti orang mabuk kepayang dan ia seolah tidak ingin berhenti melakukan ciuman dengan Nathan.
Nathan sendiri cukup malu dengan tindakannya dan tidak pernah ada di dalam pikirannya untuk mencium Alia.
Meski sebenarnya ia menyukai wanita tersebut tapi Nathan merasa masih ragu-ragu apa Alia mau dengannya atau tidak. Apalagi ciuman itu adalah yang pertama baginya.
Melihat raut wajah Alia yang ingin lagi Nathan tidak begitu saja terbawa suasana dan masih bisa berpikir jernih berbeda dengan wanita tersebut yang pikiran nya sudah melayang jauh.
"Mengapa kamu berhenti?" Tanya Alia sambil memandangi Nathan dengan ekspresi yang sudah dimabuk akan ciuman dari pria tersebut.
"Kamu belum menjawab pertanyaan dariku, apa kamu melakukan semua ini karena cemburu?" Nathan balik bertanya.
Alia yang sudah dibuat candu oleh ciuman dari Nathan langsung mengangguk dan mengabaikan rasa ego nya.
"Ya, aku cemburu karena kamu melihat tubuh wanita lain. Padahal aku menyukaimu!" Balas Alia dengan mata yang sembab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Inyoman Raka
certain nai keluaraga alia apa propesi dia hingga kemampuan mai dor dorrrr
2024-01-11
3
lucif
bnyak yg GX logika
2023-02-21
1
🌛Ade_Renny🌜
apanya yang dibuang???
2022-09-05
1