Kehilangan Mahkota

...💠Selamat Membaca💠...

Orion berjalan menuju pintu apartemen milik selingkuhan ayahnya dengan jantung yang berdebar. Dalam hati ia berpikir, apakah yang dilakukannya ini sudah benar, atau justru salah.

"Tak ada lagi yang mesti dipikirkan." Tekad Orion sudah bulat, ia menghirup napas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Kemudian, pintu apartemen diketuknya dua kali.

Jujur saja, ini sedikit sulit. Rasanya, ia belum terlalu siap untuk bertatapan langsung dengan perempuan penggoda yang ingin merusak rumah tangga kedua orang tuanya. Ia takut tidak bisa mengendalikan diri. Akhirnya, pemuda itu memilih untuk membalikkan tubuh.

"Maaf, cari siapa, ya?" Alunan suara merdu itu memasuki gendang telinga Orion. Jantung pemuda itu semakin berdetak cepat. Ia penasaran, bagaimana wajah perempuan yang sudah membuat ayahnya berpaling. Apakah cantik seperti ibunya? Entahlah. Selama ini ia hanya melihat dari kejauhan. Yang jelas, dia memiliki rambut pirang sebahu.

"Mencarimu!" Orion akhirnya memberanikan diri untuk berbalik. Kini di hadapannya, ada sesosok perempuan yang sangat cantik. Wajahnya oval, dihiasi dengan sepasang mata berlensa safir, terlihat berkilau seperti air laut yang diterangi cahaya matahari siang, hidungnya bangir, bibirnya kecil tapi tebal, sangat sensual. Namun, semua keindahan itu justru membuat Orion meradang. Jadi, dengan memanfaatkan wajah cantik inilah, cara si perempuan memikat sang ayah, pikirnya. Mata tajam yang semula memandang kagum, kini menyorot benci.

"Ka-kau siapa?" Perempuan itu bertanya dengan wajah pucat seperti ketakutan.

"Tidak usah takut, bukankah kau sudah terbiasa dengan lelaki?" Melihat ketakutan di mata musuhnya, Orion menyeringai.

"Maaf, saya tidak mengenalmu." Perempuan itu bergegas menutup pintu.

Namun, Orion bergerak lebih cepat, sebelum perempuan itu berhasil menutup pintu. Sebelah kakinya dijulurkan hingga membuat pintu gagal tertutup. Langsung saja, ia mendorong pintu dan memaksa masuk.

"Kau tidak mengenalku? Kalau begitu ayo kita berkenalan, namaku Orion. Siapa namamu?"

"Jas-mine..." Walaupun dalam keadaan genting, perempuan bernama Jasmine itu masih sempat-sempatnya menjawab pertanyaan Orion.

"Namamu jelek, persis seperti kelakuanmu!" Orion hendak mencengkram wajah Jasmine tapi tangannya lebih dulu ditepis sebelum berhasil melakukannya.

"Jangan sentuh aku!" pekik Jasmine dengan tubuh bergetar.

Orion tak mengindahkan penampakan lawannya yang sudah mati ketakutan. Pemuda itu semakin berani dengan mengunci pintu apartemen, sebagai antisipasi agar lawannya tak bisa kabur.

Setelah bunyi klek yang menandakan pintu telah terkunci sempurna, perlahan Orion berjalan menghampiri si perempuan, dan ya jangan lupakan seringai mengerikan yang setia tersungging di bibir tipisnya.

"Jangan mendekat!" pekik Jasmine.

Pekikan itu malah membuat Orion semakin tertantang. Ia terus maju, sementara perempuan pirang itu bergerak mundur.

"Siapa kau, apa yang kau inginkan?!" teriak Jasmine yang mulai frustasi, pasalnya kini dia sudah tersudut di tembok dengan Orion yang mengurung pergerakannya.

"Berapa umurmu?" tanya Orion sembari matanya lekat menatap safir yang membeliak penuh ketakutan.

"H-huh?"

"Ku perhatikan kau masih bocah, tapi kelakuanmu sungguh di luar dugaan."

"Apa yang kau bicarakan? Aku sama sekali tidak mengerti!"

"Kau sudah merebut ayahku!" bentak Orion. Ia muak karena perempuan itu terus berlagak polos.

"Ayahmu? Ayahmu yang mana? Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan?" teriak Jasmine.

"Ayah yang mana? Jadi kau berhubungan dengan banyak pria tua, huh? Sampai-sampai kau tidak tahu siapa yang kini tengah aku bicarakan." Orion geleng-geleng kepala, ternyata perempuan di hadapannya, memang semurahan itu.

"Pergi kau!" Perempuan pirang itu mendorong tubuh Orion hingga kurungannya terlepas. Secepat kilat, ia berlari masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya.

Orion sempat terdiam setelah mendapat dorongan kuat dari Jasmine, namun ia segera tersadar lantas berlari mengejar ke dalam kamar.

"Hei! Open the door!" Orion menggedor-gedor pintu itu dengan keras. Saat ini ia merasa sangat kesal.

"Go away!" Terdengar teriakan dari dalam kamar.

"Tidak. Aku tidak akan pergi sebelum kau mendapatkan balasan atas apa yang telah kau lakukan. Kau adalah ****** kecil yang sudah menggoda ayahku!" Orion berteriak sembari mencoba mendobrak pintu kamar.

"Aku tidak pernah menggoda siapapun!"

BRAKK

Orion akhirnya berhasil masuk setelah mendobrak pintu kamar.

"Ya Tuhan, apa sebenarnya yang kau inginkan?" Jasmine yang berada di pojok sana terus berteriak frustasi.

Orion berjalan menghampirinya setelah pintu tertutup. "Aku mau kau menderita."

Perempuan malang itu terlihat sangat pucat, peluh membanjiri wajah dan tubuhnya.

"Kita bisa bicarakan ini baik-baik, kau bisa menjelaskan padaku, apa masalahnya? Aku...-"

"Shut up!"

Deg

Orion terpana saat melihat figura foto yang berdiri di atas nakas. Ia mengambilnya dan memandangi potret dua manusia di dalamnya dengan napas memburu penuh amarah.

"Lihat! Ini ayahku, dan kau sudah merebutnya dari ibuku. Kau, F**king *****!" Orion menarik rambut Jasmine dan menghadapkan wajah pucat itu ke arah foto yang berada di tangannya.

"Bu-bukan, arrgghh..." Jasmin menjerit saat Orion menarik kasar rambutnya. Ia sulit untuk bisa berkata-kata.

"Dasar perempuan murahan!"

PRANGG

Tarikan Orion di rambut pirang itu terlepas berganti dengan ia yang memegangi kepalanya yang baru saja di hantam dengan keras mengenakan vas bunga, yang entah di dapat dari mana oleh Jasmine. Terlihat darah mengucur deras dari keningnya.

"KAU!?"

Orion menarik tangan Jasmine yang hendak melarikan diri dengan kuat, setelah dapat, dihempaskannya tubuh itu sampai terpelanting di atas tempat tidur.

"Arghh, sial!" Orion menjerit saat melihat tangan yang memegang kepalanya sudah dilumuri darah. "Aku tidak akan mengampunimu!"

Pemuda itu naik ke atas tempat tidur, ia langsung menindih tubuh yang terlentang di bawahnya.

"Minggir! Apa yang mau kau lakukan?" Jasmine mendorong tubuh Orion, tapi tak berhasil. Tenaganya terlalu kecil untuk menghadapi tubuh tinggi besar yang menindihnya.

"Aku akan memberimu pelajaran!" Orion menarik baju kemeja yang digunakan Jasmine sampai satu persatu kancingnya terlepas.

"Jangan! Apa yang kau lakukan?!" Jasmine menangis, meminta Orion menghentikan perbuatannya.

"Hahaha, lihatlah! Bahkan dadamu saja belum tumbuh, tapi kau sudah berani menjual diri. Apa yang bisa dinikmati dari tubuh jelekmu ini, eh?" ejek Orion. Ia sudah berhasil menelanjangi bagian atas dari tubuh Jasmine.

"Jangan!" Perempuan malang itu mencoba menutup dadanya menggunakan kedua tangan, tapi Orion segera menyingkirkannya. Diambilnya baju kemeja milik Jasmine yang tadi dilepasnya, kemudian mengikatkannya pada kedua pergelangan tangan kecil milik gadis itu yang terus saja memberontak.

"Jangan!" Jeritan Jasmine tertelan kembali masuk ke dalam tenggorokannya saat Orion membungkam mulutnya dengan ciuman paksa yang sangat kasar.

Perempuan itu menggeleng-gelengkan kepalanya agar ciuman Orion terlepas. Berhasil, Orion menghentikan ciumannya dan kini berpindah pada bagian dada.

Ia hanya berdecih, menatap dada datar itu tanpa minat. Tatapannya lalu turun ke bagian bawah yang masih terbungkus dengan rok sepanjang lutut.

"Mau apa kau?" Jasmine meronta saat Orion berusaha melepas rok yang dikenakannya.

"Berisik!" Orion mengambil bra Jasmine dan menyumpalnya ke mulut perempuan itu. Hingga suara teriakan tak lagi terdengar.

Entah apa yang merasukinya, yang jelas malam itu Orion benar-benar melakukannya. Ia memperkosa Jasmine dengan kejam, tanpa peduli kesakitan yang dirasakan perempuan bernasib malang itu.

...----------------...

Orion membuka mata, kepalanya terasa sangat sakit. Setelah merampas paksa kehormatan Jasmine, pemuda itu jatuh tertidur karena kelelahan. Dilihatnya ke samping, gadis itu terlelap dengan keadaan mengenaskan. Terbesit sedikit rasa bersalah dalam diri Orion, pelan-pelan ia membuka ikatan di tangan Jasmine dan tak lupa sumpalan di mulutnya juga.

Pemuda itu meremas rambutnya frustasi. "Apa yang sudah ku lakukan?" lirihnya. Menyesal? Tentu saja. Ia tidak menyangka akan bertindak sejauh ini.

Ditatapnya Jasmine sekali lagi. Dipindainya tubuh telanjang itu dengan nanar. Banyak luka lebam dan juga tanda kemerahan di sekujur tubuh ringkih itu.

"Aku harus segera pergi dari sini." Orion benar-benar kalut, ia bangkit dan mengenakan kembali pakaiannya, lalu melarikan diri meninggalkan tubuh yang tergolek tak berdaya di atas tempat tidur.

...----------------...

Sepasang suami istri tengah menanti kepulangan anak bungsunya dengan perasaan cemas, pasalnya jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari.

"Ponselnya masih tidak aktif," ucap si suami.

"Ya Tuhan, kemana kau Orion. Tak biasanya dia pulang selarut ini?" Si istri, yang merupakan ibu dari Orion, bergumam resah.

"Itu dia!" Ayah Orion, yang bernama Felix, bangkit berdiri saat melihat kemunculan sang anak.

"Orion!" Si ibu memekik kaget melihat keadaan bungsunya. Ia berlari menghampiri.

"Ada apa, Nak? Kenapa kau berdarah?" Si ibu yang bernama Megan mengelus kening Orion yang dipenuhi noda darah kering.

"Ada sedikit kecelakaan, Mom... but I'm Ok." Suara Orion terdengar parau.

"Kita ke rumah sakit, ya?" bujuk Megan.

"Tidak. Aku mau istirahat saja." Orion berjalan meninggalkan sang ibu.

"Orion!" panggil Felix.

Orion berhenti, ia menoleh, menatap ayahnya dengan sorot mata tajam. Lalu, beberapa detik kemudian, ia kembali melangkah meninggalkan kedua orang tuanya yang saling melemparkan tatapan heran.

...----------------...

Di tengah malam yang sunyi, seorang perempuan muda berjalan gontai tanpa alas kaki. Setelah menempuh perjalanan selama setengah jam, kini ia sampai di sebuah sungai yang terlihat sepi. Kakinya yang mulai melepuh melangkah mendekati bibir sungai.

"Tak ada lagi yang bisa ku harapkan dari dunia yang kejam ini. Dad, Mom, sebentar lagi aku akan datang. Tunggu aku!" Setelah mengucapkan kata terakhirnya, perempuan itu langsung terjun ke sungai.

...Bersambung...

Jangan lupa Like, Vote & Comment

Terima kasih sudah membaca🙏🏻😊

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!