Kabur untuk Menghindari

‘Ibu ... aku pasti akan menjaga hadiah pemberian Ibu kali ini. Lil O ... aku berjanji, kau adalah sahabat sejatiku, sedih, senang, aku akan selalu bersamamu!’ Mengingat ini, Qiram sangat sedih.

Hadiah Ibunya terpaksa ia jual demi wanita dihadapannya ini, Gucci emas yang harganya cukup mahal. Uang dari penjualan Gucci itu semuanya untuk wanita itu berbelanja sepuasnya.

“Qiram, kenapa kamu melamun? Apa kamu mau makan? Aku ambilkan, ya?” tawar wanita itu.

“Tidak! Lil O minta tolong ya, ambilkan aku air hangat.” pinta Qiram menatap sahabatnya.

“Ah, biar aku saja.” Tangan wanita itu mengelus bahu Qiram lembut.

Expresi Qiram langsung berubah, jijik, ingin muntah, ia bahkan menghapus jejak tangan wanita itu dibahunya. Saat wanita itu beranjak pergi, Qiram terus mengingat, semua adegan sama persis. Ia bukanlah bermimpi, tetapi hidup kembali, ia diberi kesempatan untuk memperbaiki kehidupan kelam sebelumnya.

Wanita ini dipanggil dengan nama Lenggo, pinggulnya yang penuh berisi seperti gitar Spanyol, bergoyang ke kiri dan ke kanan, berlenggak-lenggok. Nama asli wanita ini sebenarnya adalah Jingga Mutiara.

“Lenggo, percayalah, aku akan membuat perhitungan denganmu! Aku akan mencari bukti hubungan kalian secepatnya!” Pada saat ini, Qiram menoleh ke arah pintu penuh dendam, dimana punggung Lenggo tadi bejalan melenggak-lenggok ke dapur untuk mengambilkan ia air hangat.

Tak lama, Lenggo masuk dengan membawa segelas air putih hangat. Sikapnya yang ramah dan lembut, benar-benar akan membuat pria manapun tertipu, apalagi Qiram dikehidupan masa lalu, pria berbadan bongsor yang tak laku itu. Pria yang tak pernah berkencan dan merasakan ciuman pertama, tetapi melihat wanita yang sangat ia cintai bercinta didepan matanya!

“Ini air hangatnya Qiram, minumlah dulu.” Ia menyodorkan minuman itu dan hendak membantu Qiram.

“Aku bisa sendiri.” Qiram bersusah payah bersandar dan minum.

“Qiram, kenapa kamu bisa terjatuh? Keningmu masih terlihat memar.”

“Tidak kenapa-kenapa, badanku besar sehingga tak bisa menopangnya saat tegelincir.” sahut Qiram.

“Oh. Kalau begitu, saat kamu kemana-mana hubungi aku saja ya, biar aku temani kamu.” Lenggo langsung meraih buku kecil di dalam tasnya, membuat nomor hpnya, lalu menyodorkan kertas itu pada Qiram.

“Ini nomor hpku, hubungi aku ya! Aku menunggunya.”

Qiram mendengus dalam hati, kejadian ini sama persis! Bahkan ia bisa mengingat setelah ini, ia akan pura-pura tersandung dan terjatuh ke tubuhnya, dengan sengaja menggesekkan dadanya yang montok ke tubuh bongsor Qiram. Membuat ia menjadi terpesona dan ingin mendekatinya.

Ya, semua itu terjadi! Namun kali ini, Qiram tak lagi terpesona, ia malah jijik. Sebegitunya wanita itu ingin menjebaknya!

Wanita itu bersikap malu-malu, “Maaf, maaf, ya, Qiram, kakiku terpeleset.” ucapnya berdiri.

Di kehidupannya yang lalu, Qiram dengan gugup akan mengatakan maaf juga, lalu berteriak histeris setelah kepergiannya.

“Kalau begitu, aku pulang dulu, ya. Permisi!”

Di kehidupan kali ini, Qiram tak melihat sedikit pun, mengabaikan kepergian Lenggo.

“Iya, makasih Lenggo sudah menjenguk Qiram, sepertinya kepalanya masih sakit.”

“Iya, kapan-kapan aku datang lagi.” ucapnya tersenyum ramah, kemudian berlalu pergi.

“Heh! Kau kenapa Qiram? Kenapa kau mengabaikan gadis pujaanmu itu? Bukankah kau sangat menyukainya?” tanya Lil O menatap Qiram.

“Keberuntungan sepertinya berpihak padamu hari ini, gadis pujaanmu datang menjengukmu, mengambilkan air minum untukmu dan memberikan nomor hpnya.” lanjut Lil O lagi.

“Aku tidak peduli dengannya, aku hanya peduli denganmu dan perubahan hidup kita.” jawab Qiram.

“Kau kenapa? Tidak bertambah parah 'kan?” Lil O merasai kening Qiram. “Keningmu tak panas, hanya sedikit memar, apa saraf otakmu rusak?”

“Aku tidak tertarik dengan pria, aku masih normal!” lanjut Lil O lagi.

Qiram tergelak.

“Ayo, kita harus segera pergi dari sini!” Qiram berusaha bangkit. Ia memaksa tubuhnya bangun.

“Pergi kemana?” tanya Lil O bingung.

“Ayo kemasi barang-barang kita!” Qiram mengambil tas sandang belakangnya, mengisi dengan beberapa pakaian penting, lalu ia masukkan bingkisan kado dari ibunya yang belum dibuka, namun ia tahu isinya adalah guci emas.

“Cepatlah Lil O, jangan berdiam diri menatapku saja!”

“Qiram, kamu tidak apa-apa 'kan? Mau kemana kita? Kita tidak memiliki uang,” kata Lil O menatap Qiram khawatir sekaligus cemas.

“Kita harus segera pergi sebelum Bang Soleman datang dan menghajar kita!” tegas Qiram pada Lil O.

Ia tatap sahabatnya itu serius. “Kali ini, percaya padaku, ayo, kita harus kabur dari sini, hari ini juga!” pinta Qiram meyakinkan.

Dikehidupan yang lalu, Soleman sengaja datang ke kosant, menagih hutang yang tak pernah dipinjam Qiram, ia membawa semua yang dimilki Qiram dan Lil O untuk dijual, bahkan pakaian pun masih ia jual untuk pakaian seken di pasar pada penadah seken.

Bahkan ia mengambil paksa semua celengan ayam milik Lil O juga. Soleman tak segan-segan memukul Lil O dan Qiram, hingga membuat tangan Qiram patah.

Saat itu, Lenggo berpura-pura simpati, ia menghibur Qiram, sampai menghasut Qiram untuk menjual peninggalan Ibunya setelah melihat Qiram membuka bingkisan itu. Dengan keadaan Qiram yang sudah cacat, ia berpikir Lenggo benar-benar tulus padanya, wanita lembut yang sangat baik, ia pun menjual guci itu pada pembeli yang mengoleksi guci-guci.

Guci itu dibeli dengan harga yang cukup mahal, hiasannya emas dan model lama, ‘Bahannya juga berkualitas,’ begitulah kata pembeli memuji guci miliknya. Semua uang itu diambil Lenggo, ia berbelanja sepuasnya tanpa menyisakan untuk Qiram.

‘Dikehidupan sekarang, aku tak akan mengulang kesalahan yang sama! Jika bisa menjauh dan menghindari, itu lebih baik!’

Lil O dan Qiram pergi kabur dengan cara mengendap-endap sampai di jalan raya.

“Woy, Qiram! Lil O! Gangs, itu Qiram dan Lil O, mereka bawa tas!” teriak seseorang pada kelompoknya dikejauhan.

‘Tuhan, selamatkan aku dikehidupan kali ini...’

Baru saja Qiram berdo'a, bus umum berhenti dan mereka berdua pun naik ke atas bus itu.

“Apa-an lu teriak-teriak, berisik tau!” maki temannya.

“Aku lihat Qiram dan Lil O tadi, mereka naik bus!” jelas pria itu.

“Mana? Aku bahkan tidak melihat bus sama sekali! Awas kau menggangguku lagi! Aku mau tidur!” ancam teman satu gangsnya.

Ia akhirnya memilih diam, mungkin saja ia salah lihat, pikir pria itu.

Qiram melihat ke arah belakang dari kaca mobil. ‘Syukurlah karena tak ada yang mengikuti langkah kami!’ gumam Qiram.

Beberapa jam kemudian, bus berhenti di terminal.

“Kemana lagi kita Qiram?” tanya Lil O bingung.

“Ayo, kita cari kos-kosan murah, ruli juga tak mengapa!”

Mereka berjalan menyusuri jalan, mencari kosan murah, hingga mereka menemukannya dengan sewa paling murah sebulan 200 ribu rupiah, hanya satu buah kamar berukuran 3x3 meter. Sempit!

“Tunggulah di sini, aku akan mencari mie untuk kita makan. Kau terlihat sangat kelelahan.” pinta Lil O.

Qiram mengangguk, ia kemudian mengeluarkan bingkisan dan membuka bingkisan dari ibunya. Isinya benar saja, sebuah guci emas yang cantik.

Qiram memeluk guci emas itu. “Aku akan bekerja dan menghasilkan banyak uang, aku tidak akan hancur seperti kehidupan sebelumnya.”

“Permintaan Anda dikabulkan, Tuan! Selamat, mulai hari ini Anda sudah bisa bekerja!” Terdengar suara aneh, entah dari mana. Qiram tercengang, menengok ke kiri dan ke kanan.

Tring! Terdengar benda jatuh dari guci yang ia peluk jatuh ke lantai.

Terpopuler

Comments

Adiwaluyo

Adiwaluyo

ga bagus ceritanya, males baca

2022-12-22

0

Adiwaluyo

Adiwaluyo

mana ada guci bs ngomong,,

2022-12-22

0

ZasNov

ZasNov

Wah ternyata guci emas itu bisa mengabulkan permintaan..🤩
Untunglah Qiram dan Lil O berhasil kabru. Semoga mereka bisa memulai hidup baru dengan baik ya..
Apalagi kalau bisa menjadi orang sukses.. 😎

2022-04-25

1

lihat semua
Episodes
1 Hidup Kembali
2 Kabur untuk Menghindari
3 Tugas
4 Dokter Aini Farha
5 Bertemu Perempuan Cantik Menarik Koper
6 Hafisa Inaya
7 Hewan Peliharaan
8 Gippong
9 Bertemu Soleman
10 Hutang Tak Jelas
11 Jadi Badut
12 Rangga Albusro
13 Menelfon Bu Dokter
14 Rencana Raina Ozra
15 Keahlianku?
16 Memesan Makanan
17 Lomba Makan
18 Menjemput Gippong
19 Daerah Kumuh
20 Hadiah Guru
21 Menyewa Kios
22 Memar
23 Pria tua
24 Professor
25 Putus
26 Makan Bersama Dokter Aini
27 Dipukul
28 Diet
29 Berenang
30 Mematahkan Tangan Soleman
31 100 Milyar
32 Marissa
33 Investasi
34 Bertemu Kembali
35 Di Hotel
36 Malam Panjang
37 7 Bulan
38 Gippong Berdarah
39 Tabung Darah
40 Makan Besar di Pagi Hari
41 Mengambil Hadiah
42 Mansion Tuan Beneno
43 Bertemu Bobi
44 Mengganti Ban
45 Ke Selatan
46 Ke Rumah Sakit
47 Bayi Prematur
48 Perusahaan Otomotif
49 Melahirkan Bayi Untukku
50 Bertemu Helmi
51 Keadaan Gippong
52 Mengubur
53 Pohon Rimbun
54 Mencari Guci Emas
55 Kekuatan Asli
56 Ruang Rahasia
57 Tes Darah
58 Pergi ke Desa Petarung
59 Bertemu Jingga Mutiara
60 Buangtai!
61 Adik laki-lakiku
62 Mengantarkan Lenggo
63 Ulat Bulan
64 Marissa Hamil
65 Disiksa
66 Bisnis Roki Albusro
67 Aini Hamil
68 Musnah
69 Agresif
70 Mari Menikah.
71 Ingatan
72 Marissa menghilang
73 Tidak Terpilih
74 Mantan Kekasih Aini
75 Fashion
76 Permohonan Bertemu Marissa
77 Cerita Tuan Beneno
78 Pangeran Dardail
79 Pilihan yang Tepat
80 ASI
81 Aini Kabur
82 Menikah dengan Hafisa
83 Tak Ada Baju
84 Makan dengan Cucu
85 Asyifa Melati
86 Ke Penjara
87 Naik Pesawat
88 Berkunjung Ke Penjara
89 Kepergian Marissa Untuk Selamanya
90 Perubahan Bayi Pangeran
91 Memutar Waktu?
92 Masa Depan Kita
93 Grindelwald
94 Melati dan Rangga
95 Guci Emas Berubah Warna
96 Menjaga Guci
97 Professor Azrul Meninggal
98 Membawa Melati
99 membawa melati
100 Aini Kesakitan
101 Orion dan Vega
102 7 Tahun kemudian
103 TAMAT
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Hidup Kembali
2
Kabur untuk Menghindari
3
Tugas
4
Dokter Aini Farha
5
Bertemu Perempuan Cantik Menarik Koper
6
Hafisa Inaya
7
Hewan Peliharaan
8
Gippong
9
Bertemu Soleman
10
Hutang Tak Jelas
11
Jadi Badut
12
Rangga Albusro
13
Menelfon Bu Dokter
14
Rencana Raina Ozra
15
Keahlianku?
16
Memesan Makanan
17
Lomba Makan
18
Menjemput Gippong
19
Daerah Kumuh
20
Hadiah Guru
21
Menyewa Kios
22
Memar
23
Pria tua
24
Professor
25
Putus
26
Makan Bersama Dokter Aini
27
Dipukul
28
Diet
29
Berenang
30
Mematahkan Tangan Soleman
31
100 Milyar
32
Marissa
33
Investasi
34
Bertemu Kembali
35
Di Hotel
36
Malam Panjang
37
7 Bulan
38
Gippong Berdarah
39
Tabung Darah
40
Makan Besar di Pagi Hari
41
Mengambil Hadiah
42
Mansion Tuan Beneno
43
Bertemu Bobi
44
Mengganti Ban
45
Ke Selatan
46
Ke Rumah Sakit
47
Bayi Prematur
48
Perusahaan Otomotif
49
Melahirkan Bayi Untukku
50
Bertemu Helmi
51
Keadaan Gippong
52
Mengubur
53
Pohon Rimbun
54
Mencari Guci Emas
55
Kekuatan Asli
56
Ruang Rahasia
57
Tes Darah
58
Pergi ke Desa Petarung
59
Bertemu Jingga Mutiara
60
Buangtai!
61
Adik laki-lakiku
62
Mengantarkan Lenggo
63
Ulat Bulan
64
Marissa Hamil
65
Disiksa
66
Bisnis Roki Albusro
67
Aini Hamil
68
Musnah
69
Agresif
70
Mari Menikah.
71
Ingatan
72
Marissa menghilang
73
Tidak Terpilih
74
Mantan Kekasih Aini
75
Fashion
76
Permohonan Bertemu Marissa
77
Cerita Tuan Beneno
78
Pangeran Dardail
79
Pilihan yang Tepat
80
ASI
81
Aini Kabur
82
Menikah dengan Hafisa
83
Tak Ada Baju
84
Makan dengan Cucu
85
Asyifa Melati
86
Ke Penjara
87
Naik Pesawat
88
Berkunjung Ke Penjara
89
Kepergian Marissa Untuk Selamanya
90
Perubahan Bayi Pangeran
91
Memutar Waktu?
92
Masa Depan Kita
93
Grindelwald
94
Melati dan Rangga
95
Guci Emas Berubah Warna
96
Menjaga Guci
97
Professor Azrul Meninggal
98
Membawa Melati
99
membawa melati
100
Aini Kesakitan
101
Orion dan Vega
102
7 Tahun kemudian
103
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!