EGO- Adhira

EGO- Adhira

Ego- 0 Namanya Adhira Alindra

"Gimana rasanya panas-panas san."

Pertanyaan sinis dengan nada mengejek itu membuat empat orang siswa laki-laki yang sedang melakukan hukuman nya itu mengetatkan rahang mereka emosi.

Keempat laki-laki dengan penampilan siswa SMA berandal itu tak memperdulikan, mereka menulikan telinga dan fokus menjalani hukuman mereka. Hormat pada bendera selama 2 jam. Dan sialnya guru BK mereka menyerahkan pengawasan nya pada sosok perempuan bermulut lantam ini.

"Makanya jangan tampang doang yang dibagusin, otak juga diseimbangi." ketus Adhira dari atas podium upacara yang teduh.

"Kelakuan kok kayak sampah, nyusahin orang aja" Sinis Adhira, perempuan dengan almameter osis itu menaikkan dagunya, seolah memperjelas posisinya yang tinggi.

"Eh, anj*ng, mulut lo itu lantam banget, kayaknya minta dicabe ya lo." Dean, salah satu siswa laki-laki itu berteriak emosi. Cuaca yang panas benar-benar membuatnya tak tahan dengan mulut serta tingkah ketua osis mereka itu.

"Eh, eh, berani ngelawan ya. Yang nyuruh lo ngomong siapa ha?" Bentak Adhira nyalang, mata nya menyala emosi. Tak suka saat salah satu dari kakak kelas berandalannya itu melawannya.

"Stt, uda, jangan cari masalah lagi"Bisik Bastian, laki-laki berdarah Amerika itu menyenggol Dean yang hampir kembali memaki. Dean mengeraskan rahangnya, memilih bungkam dan menuruti Bastian saat kedua temannya yang lain memberi kode diam untuknya.

"B*ngsat! Kalau gak cewek uda gue hantam juga tuh cewe." Neo yang ikut emosi hampir menghampiri Adhira jika saja Bastian dan Zeo tidak mencegahnya.

Zeo, selaku ketua dari geng itu menggerakkan tangannya memberi kode diam pada ketiga temannya yang langsung dituruti oleh mereka.

Adhira turun dari podium, perempuan beralmamater Osis itu berjalan dengan lagak angkuh menghampiri mereka. Tak memperdulikan keempat kakak kelas berandalan yang sedang menatapnya penuh dendam.

"Hei, sampah" Adhira menepuk pelan pundak tegap Zeo, Laki-laki berdarah Jepang itu melirik tangan Adhira tajam, seolah memberi perintah kalau ia tak suka tingkah ketua Osisnya itu.

Adhira yang menyadari tatapan tak suka kakak kelasnya itu tergelak sinis, "Duh. seremnya" Ejeknya jenaka.

"Ck, sebenernya gue mau liat kalian dihukum sampai jam pulang sih, tapi berhubung gue lagi dalam kondisi baik jadi kalian boleh deh bubar." katanya Santai.

Perempuan itu menepuk tangannya sekali, "Udah sana bubar, gak mau bubar? Atau mau tambah hukuman? duh, terserah lah ya, gue mau kekelas dulu. Bay-bay sampah" Adhira melambaikan tangannya sekali sebelum berjalan santai meninggalkan keempat laki-laki itu.

Sepeninggalan Adhira, Zeo terkekeh sinis, Adhira benar-benar memancing emosi mereka.

"Eh njing, lo jangan berani pas disekolah doang ya. DasarTukang ngadu!" Teriak Dean saat Adhira sudah melangkah beberapa jarak didepan mereka.

Ah, omong-omong mereka mendapat hukuman karena Adhira melaporkan mereka yang sedang merokok pada guru BK saat jam pertama tadi.

Adhira menelengkan kepalanya, perempuan itu datang lebih dekat sehingga sehingga kembali didepan mereka. "Gue denger-denger kalian masuk sekolah ini melalui jalur licik ya. Eh kenapa gak usah nyolot gitu matanya." Adhira menunjuk Zeo yang langsung memalingkan wajahnya.

Tangan keempat pemuda itu sudah terkepal kuat, mereka tak mungkin sesabar ini jika saja pak Wisnu tak mengancam akan melaporkan mereka keorang tua mereka.

"Dikeluarkan karena kasus memalukan ya? Minum alkoh*l disekolah kalau gak salah. Tapi Liat tampang kalian gak kaget sih, tau kenapa? Tampang-tampang sampah sih."

Kata Adhira lalu berlalu pergi, meninggalkan keempat pemuda yang menandainya penuh permusuhan.

***

"Anj*ng, cewek sialan itu ngelapori kita bolos lagi." Amuk Dean melempar botol minuman dingin kedinding dengan keras.

Sekarang mereka ada dikantin belakang sekolah. Memilih bolos karena enggan mengikuti pelajaran yang memuakkan.

"Bokap gue nelpon, kalau kali ini gue dapet masalah lagi, gue bakal diseret pulang ke Amerika buat jadi boneka bisnis dia" Kata Bastian gamang, tangannya mengepal kuat. Agak terbawa emosi oleh percakapannya dengan ayahnya beberapa menit yang lalu.

Zeo, selaku orang yang paling bertanggung jawab akan teman-temannya itu menipiskan bibirnya.

Kali ini Adhira benar-benar kelewatan, perempuan itu mengadu lagi pada guru Bk kalau mereka bolos dijam pelajaran. Selain itu perempuan itu dengan  gampangnya menambah-nambah kan cerita kalau mereka akan pergi tawuran. Alhasil keempat pemuda itu mendapat teguran langsung dari orang tua mereka.

Selain angkuh, sombong, sok suci dan lantam perempuan itu juga bermuka dua. Zeo berdecih ketika mengingat wajah Adhira dibenaknya.

"Dia cewek Panji bukan sih?" tanya Bastian yang langsung membuat Zeo mengerutkan keningnya. Begitupun dengan Dean dan Neo.

"Panji siapa?" tanya Dean bingung.

"Panji Erlangga, anak geng Cobra yang dulu pernah bentrok sama geng kita." kata Bastian kalem.

"Panji? Siapa sih gue nggak inget." kata Neo menelengkan kepalanya.

"Coba kalian inget-inget, Geng Cobra yang  pernah nyerang kita waktu kita mau naik kelas dua kalau gak salah. Tapi habis itu dia pindah sekolah. Lo inget gak Ze?"

Zeo mengangguk ragu, "Panji yang ngelempar batu kekaca mobil gue kan?"

"Nah iya, bener, bener banget." kata Bastian semangat.

"Oh, Panji itu. Ceweknya rupanya." kata Dean mengangguk-angguk kan kepalanya

"Pantesan, cewek-cowok sama aja bejatnya." kata Neo terkekeh.

"Kayak lo gak bejat aja." kata Zeo telak dan membuat mereka tertawa.

"Eh, tapi lo tau darimana Bas?" tanya Dean penasaran. Kali ini laki-laki itu duduk serius dengan mode fokus.

"Ngestalking IG nya lah, sok suci banget ini cewek." kata Bastian menunjukkan postingan Adhira yang rata-rata berisi motivasi meraih cita-cita.

"IG? Lo tau namanya?" Tanya Neo bingung, pasalnya mereka tak begitu mengenal sosok ketua osis disekolah baru mereka ini.

"Hm, gak sengaja dengar dari anak cewek-cewek. Namanya Adhira Aliandra. Ini IG nya" Sahut Bastian menunjukkan ponselnya yang langsung dikerubuni teman-temannya.

"Cewek Panji ya, gue kok pingin ngerjai nih cewek. Itung-itung bales dendam. " kata Dean tertawa pelan.

Zeo, Neo dan Bastian mengerutkan kening mereka bingung.

"Ngapain?" kata Neo penasaran begitupun Zeo dan Bastian.

"Gue mau mancing nih cewek ke Bar, terus gue foto dan gue kirim ke pak Wisnu. Biar guru BK itu tau Adhira itu gak selugu pemikiran mereka. Gimana setuju nggak lo pada?" kata Dean semangat.

"Caranya?" Tanya Zeo agak ragu.

"Ck, gampang itu. Nih ya, Dia itu kan punya Ego untuk menang sendiri, gue bakal ambil kartu pelajar atau barang dia gitu. Terus nantangi tuh cewek ke bar. Kalian tunggu aja. Pokoknya malam ini juga beres." Kata Dean menjentik jarinya tanda mudah.

Zeo dan kedua temannya saling pandang.

"Gimana Ze?" Tanya Neo meminta persetujuan. Mau bagaimana pun Zeo adalah ketua mereka.

Zeo mengedikkan bahunya. "Gue ngikut aja"

Dan hari itu mereka menyusun rencana yang luar biasanya untuk membalaskan dendam mereka.

****

Hai-hai, Atmosfera kembali menyapa.

Gimana sama bab satunya?

Adhira nyebelin bat ya.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

udh ampe 4kali baca ini ga bosen2 kalo bisa ditambah lagi bab nya thorrr 😁

2023-09-30

0

IK

IK

izin naca yaa say... sumpah ni cewe ngeselin bngt

2022-12-20

0

Joveni

Joveni

kebangeyan nyebelin nya😅😅

2022-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 Ego- 0 Namanya Adhira Alindra
2 Ego-1 pembelajaran
3 Ego-2 Sampah
4 Ego-3 Sedikit mengusik
5 Ego-4 Sedikit hal tentang mereka
6 Ego-5 Ada yang beda
7 Ego- 6 Bayaran
8 Ego- 7 satu bulan
9 Ego-8 Empat gadis Angkuh
10 Ego-9
11 Ego-10 Rencana kelulusan
12 Ego-11 Panji
13 Ego-12 Tuntutan
14 Ego-13 Tanggung jawab
15 Ego-14 Butuh istirahat
16 Ego-15 Semarak pagi
17 Ego-16 Seminggu
18 Ego-17 pembicaraan mertua dan menantu
19 Ego-18 Penat dikepala
20 Ego-19 Apartemen
21 Ego-20 Kemungkinan yang menyenangkan
22 Ego-21 Penerapan hidup sehat
23 Ego-22 Gara-gara sibakso
24 Ego-23 Panic attack
25 Ego-24 Menantu kesayangan.
26 Ego-26 Keluarga Zeo
27 Ego-26 Perperangan ego
28 Ego-27 Tak mau mengalah
29 Ego-28 Sarapan pagi
30 Ego-29 Sama seperti om
31 Ego-30 Adhira dan gelisahnya
32 Ego-31 Pagi dan Alina
33 Ego-32 Pertengkaran dan Alina
34 Ego-33 Mulai pasif oleh rutinitas baru
35 Ego-34 Sedikit Tak rela
36 Ego-35 Sindiran untuk Adhira
37 Ego-36 Alasan kuat Zeo
38 Ego-37 Girl's Talk
39 Ego-38 Harapan yang langsung pupus
40 Ego-39 Adhira dan kesedihannya
41 Ego-40 Zeo dan masalahanya
42 Ego-41 Mood keduanya yang berbeda
43 Ego-42 Sosok ibu yang lain
44 43- Side story- Rahasai Takahashi
45 Ego-44 Kenapa jadi bertengkar
46 Ego-45 Ego yang sulit ditaklukan
47 Ego-46 Hai sayang
48 Ego-47 Respon yang tak diharapkan
49 Ego-48 Merasa asing
50 Ego-49 Adhira dan Depresinya
51 Ego-50 Kesabaran yang menipis
52 Ego-51 Hai, ini mama
53 Ego-52 Kenapa harus pura-pura
54 Ego-53 Alasan Adhira
55 Ego-54 Sedikit memberi pelajaran
56 Ego-55 Kelapangan Panji
57 Ego-56 Menenangkan diri
58 Ego-57 Suara Zeo
59 Ego-58 Lima tahun pernikahan
60 Ego-59 Dirudung ketakutan
61 Ego-60 Nasihat
62 Ego-61 Perasaan yang tak ingin dirasa
63 Ego-62 Aizel
64 Zeo-63 Berkat Saran
65 Zeo-64 Perubahan
66 Zeo- 65 Boleh?
67 Zeo-66 Pentingnya Diskusi
68 67- Takahashi yang berbeda
69 68 - Drama minggu (Ekstra part)
70 69- Permintaan tiga Takahashi (Extra part)
71 70 - Kembar Takahashi yang merasa terasingkan
72 71 -Sulit untuk saling mengerti
73 72 -Suasana pelik yang membeku
74 73- Sesal yang tak lagi berarti
75 74 - Saling menyakiti dan tersakiti
76 75 - Kembali memulai
77 76 - Kepercayaan diri
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Ego- 0 Namanya Adhira Alindra
2
Ego-1 pembelajaran
3
Ego-2 Sampah
4
Ego-3 Sedikit mengusik
5
Ego-4 Sedikit hal tentang mereka
6
Ego-5 Ada yang beda
7
Ego- 6 Bayaran
8
Ego- 7 satu bulan
9
Ego-8 Empat gadis Angkuh
10
Ego-9
11
Ego-10 Rencana kelulusan
12
Ego-11 Panji
13
Ego-12 Tuntutan
14
Ego-13 Tanggung jawab
15
Ego-14 Butuh istirahat
16
Ego-15 Semarak pagi
17
Ego-16 Seminggu
18
Ego-17 pembicaraan mertua dan menantu
19
Ego-18 Penat dikepala
20
Ego-19 Apartemen
21
Ego-20 Kemungkinan yang menyenangkan
22
Ego-21 Penerapan hidup sehat
23
Ego-22 Gara-gara sibakso
24
Ego-23 Panic attack
25
Ego-24 Menantu kesayangan.
26
Ego-26 Keluarga Zeo
27
Ego-26 Perperangan ego
28
Ego-27 Tak mau mengalah
29
Ego-28 Sarapan pagi
30
Ego-29 Sama seperti om
31
Ego-30 Adhira dan gelisahnya
32
Ego-31 Pagi dan Alina
33
Ego-32 Pertengkaran dan Alina
34
Ego-33 Mulai pasif oleh rutinitas baru
35
Ego-34 Sedikit Tak rela
36
Ego-35 Sindiran untuk Adhira
37
Ego-36 Alasan kuat Zeo
38
Ego-37 Girl's Talk
39
Ego-38 Harapan yang langsung pupus
40
Ego-39 Adhira dan kesedihannya
41
Ego-40 Zeo dan masalahanya
42
Ego-41 Mood keduanya yang berbeda
43
Ego-42 Sosok ibu yang lain
44
43- Side story- Rahasai Takahashi
45
Ego-44 Kenapa jadi bertengkar
46
Ego-45 Ego yang sulit ditaklukan
47
Ego-46 Hai sayang
48
Ego-47 Respon yang tak diharapkan
49
Ego-48 Merasa asing
50
Ego-49 Adhira dan Depresinya
51
Ego-50 Kesabaran yang menipis
52
Ego-51 Hai, ini mama
53
Ego-52 Kenapa harus pura-pura
54
Ego-53 Alasan Adhira
55
Ego-54 Sedikit memberi pelajaran
56
Ego-55 Kelapangan Panji
57
Ego-56 Menenangkan diri
58
Ego-57 Suara Zeo
59
Ego-58 Lima tahun pernikahan
60
Ego-59 Dirudung ketakutan
61
Ego-60 Nasihat
62
Ego-61 Perasaan yang tak ingin dirasa
63
Ego-62 Aizel
64
Zeo-63 Berkat Saran
65
Zeo-64 Perubahan
66
Zeo- 65 Boleh?
67
Zeo-66 Pentingnya Diskusi
68
67- Takahashi yang berbeda
69
68 - Drama minggu (Ekstra part)
70
69- Permintaan tiga Takahashi (Extra part)
71
70 - Kembar Takahashi yang merasa terasingkan
72
71 -Sulit untuk saling mengerti
73
72 -Suasana pelik yang membeku
74
73- Sesal yang tak lagi berarti
75
74 - Saling menyakiti dan tersakiti
76
75 - Kembali memulai
77
76 - Kepercayaan diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!