Ego-12 Tuntutan

Adhira tersenyum diantara sakit luar biasa yang ia rasa. Ia telah menyelesaikan masalahnya, pikirnya sebelum kegelapan merenggut kesadarannya.

***

Panji mengerem motornya yang melaju gila-gilaan itu dengan dadakan. Ia bahkan tak peduli ketika ia hampir menabrak pengunjung Bar yang semakin malam semakin ramai itu. Ia tak memperdulikan bagaimana penjaga Bar yang meneriakinya karena ia belum menunjukkan kartu identitas. Panji tak peduli, ia benar-benar tak peduli apalahi ketika rasa marah sudah menggerogotinya.

Mengepalkan tangannya menahan emosi, Panji langsung menuju ruangan dimana ia mendengar percakapan Zeo dan ketiga temannya tadi. Ruangan minum privat. Biasanya memang dipesan untuk sebuah acara kecil seperti perayaan rapat atau hanya sekadar butuh penjagaan privasi saja.

Panji mendorong pintu ruangan itu dengan keras dan langsung menerjang Zeo yang membuat pemuda itu terjengkang dari kursinya. Tidak siap menerima serangan mendadak darinya.

"*njing, bangsat baj*ngan!" Maki Panji sambil memukul Zeo membabi buta.

Zeo yang masih sedikit terpengaruh alkoh*l itu mengerang kesakitan, memegangi bibirnya yang pecah karena amukan tiba-tiba Panji.

"Woy, lepas!" Neo dan Dean menarik Panji dari atas tubuh Zeo yang kesakitan. Sedangkan Bastian membantu Zeo bangkit berdiri.

"Lepas!" teriak Panji kesetanan, Neo dan Dean sampai kewalahan memegangnya. Tenaga pemuda itu benar-benar luar biasa.3"Lepas gue bilang Bangs*t!" amuk Panji memberontak. Mencoba melepaskan diri dari kukungan Neo dan Dean.

"Woy, sadar. Jangan gila lo. Lo mau bunuh Zeo." Teriak Neo marah.

"Iya! Gue mau bunuh dia kenapa lo pada hah, Lepas!"

"Woy Pan, masalah kita uda selesai bangs*t. Kita gak berurusan sama geng lo lagi." kata Bastian mendorong Panji yang akan menerjang Zeo.

Panji menatap Bastian sekilas, ia lalu mencengkram kerah baju Zeo. "Lo apain cewek gue njing!"

Zeo mengernyit, tapi setelahnya mereka semua seolah langsung menyadari kemana arah pembicaraan Panji. Satu hal yang pasti mereka sadari Panji sudah tau masalah Zeo dan Adhira. Apa gadis itu mengadu?

"Lo apain cewek gue, gue tanya!" amuknya.

"Lo uda berani sentuh cewek gue dan lo mau pergi gitu aja. Bangs*t emang lo." maki Panji lagi.

Zeo terkekeh, "Jadi gue harus gimana? Bukannya cewek lo yang nyerahin dirinya ke gue? Dan sekarang dia gak butuh gue? "

"TETEP AJA LO GAK BISA LEPAS TANGAN BANGS*T! Lo uda hancurin cewek gue. dan lo lepas tangan. BANCI"

"GUE GAK LEPAS TANGAN ANJ*NG, CEWEK LO YANG GAK BUTUH GUE!" amuk Zeo mendorong Panji dari hadapannya. Emosinya tersulut ketika Panji mengatainya banci.

"Sialan lo, Banci!" ujar Panji.

"Apa lo bilang ha! Atas dasar apa lo ngatain gue-

"ADHIRA HAMIL ANAK LO DAN LO MAU KABUR GITU AJA, APA NAMANYA ITU KALAU GAK BANCI B*BI." Amuk Panji menendang meja kecil didekatnya.

Zeo membeku.

Adhira hamil?

****

Zeo tak berani menatap papanya yang sedang berbicara dengan ayah Adhira.

Setelah pergulatannya dengan Panji di Bar tadi, Panji mendapat kabar bahwa Adhira melakukan percobaan bunuh diri dan sekarang berada diruang ICU, ada satu fakta yang lebih mengejutkan semua orang terutama Zeo adalah bahwa itu bukan merupakan percobaan bunuh diri yang pertama. Yang artinya Adhira telah berusaha mengakhiri hidupnya bukan kali pertama ini.

Setelah mengetahui fakta itu, Zeo hanya diam saja ketika tubuhnya hampir mati rasa ketika ayah Adhira menghajarnya habis-habisan, mungkin jika tidak ditahan oleh teman-teman nya dan beberapa dokter serta satpam rumah sakit, Zeo pasti sudah ikut menyusul Adhira yang belum sadarkan diri itu karena kehabisan darah itu.

Ditambah lagi Seolah kesialan belum selesai menimpanya, ntah dari mana Papa dan Mama nya tau masalah nya. Yang pasti Zeo lagi-lagi menjadi samsak mengerikan dari papanya yang merupakan ahli bela diri Jepang.

Zeo bahkan tak berani meringis saat pergelangan tangannya yang patah terasa nyeri. Papanya benar-benar melihatnya sebagai samsak dan menghabisinya tanpa perasaaan.

"Kamu dengar itu Alzeo-Kun!" bentak Kenji-Papa Zeo pada putranya itu.

Zeo yang masih melamun disebelah brankar Adhira tersentak kaget, namun ia mengangguk tanpa berani menatap Papanya.

"Setelah Adhira sadar kalian akan menikah."

Zeo diam tak bersuara. Rasanya pendapatnya pun tak akan dihiraukan jika ia bersuara. Papa adalah otoriter termutlak dalam hidupnya tanpa memikirkan atau mencoba bertanya pembelaannya.

Zeo rasanya ingin menertawai dirinya sendiri, lagian sejak kapan orang tuanya peduli dengannya. Bukankah orangtuanya hanya menganggapnya boneka? Yang semua keinginannya harus sesuai aturan mereka.

Zeo melirik Adhira yang masih tak sadarkan diri, Setelah Adhira sadar mereka akan menikah. Zeo menatap Adhira dengan pikiran kosong, benar-benar kosong.

****

"Bang,"

Zeo yang melamun langsung menoleh begitu Devan-Adik Adhira itu menghela napas kasar, ketara sekali bocah lelaki itu tak suka dengan Zeo.

"Nih, makan disuruh mama!" ketus Devan menyodorkan semangkuk bubur ayam dengan sedikit tak sopan.

Sebelum menerimanya, Zeo melirik Mira yang matanya masih sembab, wanita itu banyak menangis bahkan beberapa kali pingsan sejak tau keadaan Adhira yang sempat tak stabil.

Bahkan sejak tadi malam sampa pagi ini pun mama Adhira itu tak mau menegurnya, namun meski begitu wanita itu tetap menyadari kehadirannya. Buktinya masih mau memberinya sarapan bubur bukan nasi karena tau Zeo belum bisa mengunyah dengan baik. Mungkin mama Adhira masih dendam dengannya atas keadan Adhira. Hal yang wajar sebenarnya.

Zeo berdehem pelan, ia menerima bubur itu, "Thanks"

Devan berdecak, lalu kembali kesofa dimana keluarga dan teman-teman Adhira menunggu. Sedangkan Zeo duduk dikursi sebelah ranjang brankar Adhira.

Bukan berniat perhatian atau pun hal lain, Zeo memilih tempat ini karena Papanya yang melarang nya pulang kerumah dan harus menemani Adhira sampai gadis itu sadar. Dan dari semua tempat ruangan ini hanya kursi itulah yang kosong.

Zeo memakan buburnya dengan perlahan karena geraham, bibir dan pipinya yang masih kebas oleh pukulan ayah Adhira dan papanya itu sangat sakit untuk digerakkan.

Zeo memejamkan matanya ketika ia kesulitan menelan. Rasanya nyeri sekali, apalagi ia harus makan dengan tangan kanan karena pergelangan kirinya yang patah, Ah, Zeo adalah Kidal, dimana ia lebih mendominankan tangan dan tubuh bagian kiri daripada kanan.

"Kakak uda gak selera makan hampir dua minggu, dia muntah setiap makan." kata Devan tiba-tiba. Bocah itu kembali datang sambil meletakkan sebotol minuman didekat Zeo.

Zeo terhenyak, pemuda itu tau adik Adhira itu sedang menyindirnya. Mengatakan kalau bahkan tanpa ia sadari ia telah membuat kakak bocah itu kesulitan makan. "Terus semalam malam, kakak berantem sama Bang Panji, kakak sedih ngurung dikamar mandi, dia mecahin kepalanya ketembok, tenggelingi mukanya kebak mandi, untung kak Febi, kak Intan sama kak Windi dateng, kalau nggak mungkin aku gak bisa liat kakak ku lagi pagi ini." kata Devan datar.

"Aku gak tau apa-apa, aku masih kecil, masih kelas 4 SD. Tapi seumur hidupku, ini kali pertama aku liat kakak ku segila itu." Kata Devan lalu beranjak pergi, kali ini benar-benar membiarkan Zeo merenungi kesalahannya sendirian. Dengan sarapannya yang masih utuh. Zeo merasakan apa itu rasa bersalah saat matanya menangkap tubuh ringkih dan kurus Adhira.

Apa ia sejahat itu?

Terpopuler

Comments

IK

IK

remaja masih labih n ga kuat iman😔

2022-12-20

1

city

city

sedihny ya ampun Dhira semoga aj kamu bisa tabah menerima anakmu semuanya

2022-10-07

2

Killua Zoldyck

Killua Zoldyck

aww nama nya jadi kawai>\\\<

2021-12-30

4

lihat semua
Episodes
1 Ego- 0 Namanya Adhira Alindra
2 Ego-1 pembelajaran
3 Ego-2 Sampah
4 Ego-3 Sedikit mengusik
5 Ego-4 Sedikit hal tentang mereka
6 Ego-5 Ada yang beda
7 Ego- 6 Bayaran
8 Ego- 7 satu bulan
9 Ego-8 Empat gadis Angkuh
10 Ego-9
11 Ego-10 Rencana kelulusan
12 Ego-11 Panji
13 Ego-12 Tuntutan
14 Ego-13 Tanggung jawab
15 Ego-14 Butuh istirahat
16 Ego-15 Semarak pagi
17 Ego-16 Seminggu
18 Ego-17 pembicaraan mertua dan menantu
19 Ego-18 Penat dikepala
20 Ego-19 Apartemen
21 Ego-20 Kemungkinan yang menyenangkan
22 Ego-21 Penerapan hidup sehat
23 Ego-22 Gara-gara sibakso
24 Ego-23 Panic attack
25 Ego-24 Menantu kesayangan.
26 Ego-26 Keluarga Zeo
27 Ego-26 Perperangan ego
28 Ego-27 Tak mau mengalah
29 Ego-28 Sarapan pagi
30 Ego-29 Sama seperti om
31 Ego-30 Adhira dan gelisahnya
32 Ego-31 Pagi dan Alina
33 Ego-32 Pertengkaran dan Alina
34 Ego-33 Mulai pasif oleh rutinitas baru
35 Ego-34 Sedikit Tak rela
36 Ego-35 Sindiran untuk Adhira
37 Ego-36 Alasan kuat Zeo
38 Ego-37 Girl's Talk
39 Ego-38 Harapan yang langsung pupus
40 Ego-39 Adhira dan kesedihannya
41 Ego-40 Zeo dan masalahanya
42 Ego-41 Mood keduanya yang berbeda
43 Ego-42 Sosok ibu yang lain
44 43- Side story- Rahasai Takahashi
45 Ego-44 Kenapa jadi bertengkar
46 Ego-45 Ego yang sulit ditaklukan
47 Ego-46 Hai sayang
48 Ego-47 Respon yang tak diharapkan
49 Ego-48 Merasa asing
50 Ego-49 Adhira dan Depresinya
51 Ego-50 Kesabaran yang menipis
52 Ego-51 Hai, ini mama
53 Ego-52 Kenapa harus pura-pura
54 Ego-53 Alasan Adhira
55 Ego-54 Sedikit memberi pelajaran
56 Ego-55 Kelapangan Panji
57 Ego-56 Menenangkan diri
58 Ego-57 Suara Zeo
59 Ego-58 Lima tahun pernikahan
60 Ego-59 Dirudung ketakutan
61 Ego-60 Nasihat
62 Ego-61 Perasaan yang tak ingin dirasa
63 Ego-62 Aizel
64 Zeo-63 Berkat Saran
65 Zeo-64 Perubahan
66 Zeo- 65 Boleh?
67 Zeo-66 Pentingnya Diskusi
68 67- Takahashi yang berbeda
69 68 - Drama minggu (Ekstra part)
70 69- Permintaan tiga Takahashi (Extra part)
71 70 - Kembar Takahashi yang merasa terasingkan
72 71 -Sulit untuk saling mengerti
73 72 -Suasana pelik yang membeku
74 73- Sesal yang tak lagi berarti
75 74 - Saling menyakiti dan tersakiti
76 75 - Kembali memulai
77 76 - Kepercayaan diri
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Ego- 0 Namanya Adhira Alindra
2
Ego-1 pembelajaran
3
Ego-2 Sampah
4
Ego-3 Sedikit mengusik
5
Ego-4 Sedikit hal tentang mereka
6
Ego-5 Ada yang beda
7
Ego- 6 Bayaran
8
Ego- 7 satu bulan
9
Ego-8 Empat gadis Angkuh
10
Ego-9
11
Ego-10 Rencana kelulusan
12
Ego-11 Panji
13
Ego-12 Tuntutan
14
Ego-13 Tanggung jawab
15
Ego-14 Butuh istirahat
16
Ego-15 Semarak pagi
17
Ego-16 Seminggu
18
Ego-17 pembicaraan mertua dan menantu
19
Ego-18 Penat dikepala
20
Ego-19 Apartemen
21
Ego-20 Kemungkinan yang menyenangkan
22
Ego-21 Penerapan hidup sehat
23
Ego-22 Gara-gara sibakso
24
Ego-23 Panic attack
25
Ego-24 Menantu kesayangan.
26
Ego-26 Keluarga Zeo
27
Ego-26 Perperangan ego
28
Ego-27 Tak mau mengalah
29
Ego-28 Sarapan pagi
30
Ego-29 Sama seperti om
31
Ego-30 Adhira dan gelisahnya
32
Ego-31 Pagi dan Alina
33
Ego-32 Pertengkaran dan Alina
34
Ego-33 Mulai pasif oleh rutinitas baru
35
Ego-34 Sedikit Tak rela
36
Ego-35 Sindiran untuk Adhira
37
Ego-36 Alasan kuat Zeo
38
Ego-37 Girl's Talk
39
Ego-38 Harapan yang langsung pupus
40
Ego-39 Adhira dan kesedihannya
41
Ego-40 Zeo dan masalahanya
42
Ego-41 Mood keduanya yang berbeda
43
Ego-42 Sosok ibu yang lain
44
43- Side story- Rahasai Takahashi
45
Ego-44 Kenapa jadi bertengkar
46
Ego-45 Ego yang sulit ditaklukan
47
Ego-46 Hai sayang
48
Ego-47 Respon yang tak diharapkan
49
Ego-48 Merasa asing
50
Ego-49 Adhira dan Depresinya
51
Ego-50 Kesabaran yang menipis
52
Ego-51 Hai, ini mama
53
Ego-52 Kenapa harus pura-pura
54
Ego-53 Alasan Adhira
55
Ego-54 Sedikit memberi pelajaran
56
Ego-55 Kelapangan Panji
57
Ego-56 Menenangkan diri
58
Ego-57 Suara Zeo
59
Ego-58 Lima tahun pernikahan
60
Ego-59 Dirudung ketakutan
61
Ego-60 Nasihat
62
Ego-61 Perasaan yang tak ingin dirasa
63
Ego-62 Aizel
64
Zeo-63 Berkat Saran
65
Zeo-64 Perubahan
66
Zeo- 65 Boleh?
67
Zeo-66 Pentingnya Diskusi
68
67- Takahashi yang berbeda
69
68 - Drama minggu (Ekstra part)
70
69- Permintaan tiga Takahashi (Extra part)
71
70 - Kembar Takahashi yang merasa terasingkan
72
71 -Sulit untuk saling mengerti
73
72 -Suasana pelik yang membeku
74
73- Sesal yang tak lagi berarti
75
74 - Saling menyakiti dan tersakiti
76
75 - Kembali memulai
77
76 - Kepercayaan diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!