"Idih, najis banget liat tingkahnya. Lo kenapa Dhir? Lo di apain?" Tanya Febi heboh yang dianggap angin lalu oleh Adhira. Gadis beralmameter itu melangkah meninggalkan ketiga temannya dengan tangan masih mengepal.
***
"Dhir tungguin napa elah, " Febi mengejar Adhira. gadis itu duduk dikursi belakang sekolah dengan nafas memburu, menahan kesal.
"Bener tebakan gue deh kayaknya, ini pasti gara-gara si Zeo songong and the geng itu. dih, ingat mukanya aja uda najis banget gue. Songong banget. "Kata Febi mengernyit tak suka.
"Tapi ganteng tau, " kata Intan memotong, "Jarang ada cowok -cowok paket komplit gitu." kata Intan duduk disebelah Adhira.
"Komplit brengseknya gitu?" sambung Windi.
"Ntah tuh Intan cowok brengsek kayak gitu juga, aneh lo, kayaknya otak lo perlu dirukiyah deh Tan. Biar bersih dan kembali suci" tambah Febi hiperbola.
"Ck, bukan gitu maksud gue, gue itu memuji fisik mereka lah, gak usah munafik deh kalian pada, kalau mereka memang good looking."
"Tapi kan tetep aja, tingkah mereka itu-
" Gue lagi ngomongin good looking ya Feb, gak usah nyelah deh. Lagian jaman sekarang mah good looking lebih utama dibanding good attidute." sangkal Intan. "Ya kan? bener gue kan? Kalau cuma good attidute yang jadi poin utama mah gue yakin lo gak bakal nolak Aldi ratusan kali. Secara dia anak olimpide, anak kesayangan guru lagi. Yang Uda pasti attitude nya good kan?"
Febi tak mampu menyela, karena pada dasarnya itu memang kenyataannya. ia bahkan berkali-kali menolak Aldi karena prmuda itu terlalu cupu.
"Jadi itu lo jadiin landasan buat mengkhianati Panji dan Adhira gitu. Gue gak nuduh ya?" kata Windi lagi.
Intan berdecak, "Ya nggak lah, gue tau kali mana temen mana lawan. Lagian kan apa salahnya sesekali oleng oleh pesona mereka. Omong-omong jiwa kewibuan gue langsung naik beberapa tingkat waktu liat Zeo tadi, ya ampun Zeo-kun!" kata Intan tertawa. Gadis penggila Anime jepang tampak sangat senang sendiri.
"Tapi kalau gue pikir-pikir emang iya kan Ntan, mereka ganteng uda pasti, tajir gak perlu dipermasalahkan, tinggi iya, yang kulit putih ada, yang eksotis juga ada. Yang kejepangan Zeo, yang kebaratan Bastian, yang keeropaan rasa indonesia Dean, yang eksotis asli bali Neo. Kok gue pikir-pikir lagi gue Oleng juga ini lama-lama. Apalagi ke Zeo." Kata Febi sambil terkekeh, mulai terbawa suasana.
"Nah tuh kan iya, Gue juga dari lama tau liatin mereka. apa lagi waktu mereka baru pindah dua bulan lalu, bah. damagenya gak nolong. apalagi si Zeo. kok bisa ya dia ganteng gitu, tinggi lagi" Kata Intan mengerucutkan bibirnya.
"Iya uda gitu keliatan pinter tau, Tapi sayang banget tingkahnya itu"
"Iya bener kan?"
Windi yang merasa jengah pun berdecak, mengabaikan dua temannya yang sudah membahas kakak kelas berandalan mereka dengan semangat menggebu. ia lalu melirik kearah Adhira yang sejak keluar dari ruang Bk diam saja.
"Dhir lo gak papakan?" tanya Windi yang membuat Intan dan Febi terdiam seketika. Sedikit merasa bersalah karena sudah memuji Zeo dan kawan-kawan yang notabenya musuh bebuyutan Adhira dan Panji sejak awal.
Omong-omong, sekarang mereka pun sudah tau hubungan geng Zeo dan Panji setelah Adhira mengadu pada Panji tentang kakak kelas berandalan mereka. Dan ternyata Panji, pacar Adhira itu memang memiliki hubungan tak baik dengan mereka. Pernah terlibat konflik antar Geng saat mereka semua masih bersekolah di Jakarta.
"Eh, iya Dhir lo kenapa?" tanya Intan ketika melihat raut Adhira yang tak enak dipandang. "Em, lo marah kita bahasa Zeo?" Ringis Intan tak enak hati.
Adhira menatap ketiga temannya, dagunya agak naik terangkat untuk menjelaskan posisinya. "Sekali lagi-, sekali lagi gue denger kalian bahas keempat bajingan itu didepan gue, Gue gak segen buat matahin tulung pipi lo itu ngerti lo." kata Adhira lalu berlalu pergi tanpa memperdulikan teriakan protes dan kebingungan ketiga temannya.
"Dhir, Dhira. Woy..." Windi berteriak memanggili Adhira.
"Dhira!"
Adhira memejam kan matanya sebentar untuk mengatur emosinya.
"Apa lagi?"
"Lo kenapa sih? Lo beneran marah kita bahas Zeo tadi?" tanya Febi tak enak hati.
"Kita cuma becanda aja kok, lagian kan gak mungkin kita khianati lo sama panji kali" sambung Windi yang diangguki Intan.
Adhira menghela napas, tampaknya ia memang agak keterlaluan dengan teman-temannya. "Ck, sorry gue masih kebawa emosi sama mereka berempat, kalau masalah Panji mah, gak usah dipikiri. Gak papa kali itu urusan dia sama temen-temennya."
"Serius lo"
"Hm, lagian Panji aja its ok aja kok, udah lah yuk kekelas gue capek, ntar sore gue beressin ruang olahraga lagi," kata Adhira berlalu pergi.
"Hah? Lo dihukum? Dihukum ngapain? Sama mereka?" Teriak Febi hampir mengejar Adhira, namun ditahan oleh Windi .
"Kalian ngerasa ada yang aneh gak sih sama Dhira?" tanya Windi yang membuat Febi dan Intan saling pandang karena setelah pertanyaan Windi itu terlontar, mereka pun langsung merasakan hal yang sama.
Ada yang berubah dengan sikap Adhira.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
(`⌒´メ) HONEY BEAR ✧ 🦕
serrrrrrruuuu
2022-01-03
1
✦:𝓦⃟֯𝓓𝐞𝐥𝐯𝒚𝒐𝒐𝒏𝒂𐀔¡!
nextt
2021-12-16
2