Ego-5 Ada yang beda

"Idih, najis banget liat tingkahnya. Lo kenapa Dhir? Lo di apain?" Tanya Febi heboh yang dianggap angin lalu oleh Adhira. Gadis beralmameter itu melangkah meninggalkan ketiga temannya dengan tangan masih mengepal.

***

"Dhir tungguin napa elah, " Febi mengejar Adhira. gadis itu duduk dikursi belakang sekolah dengan nafas memburu, menahan kesal.

"Bener tebakan gue deh kayaknya, ini pasti gara-gara si Zeo songong and the geng itu. dih, ingat mukanya aja uda najis banget gue. Songong banget. "Kata Febi mengernyit tak suka.

"Tapi ganteng tau, " kata Intan memotong, "Jarang ada cowok -cowok paket komplit gitu." kata Intan duduk disebelah Adhira.

"Komplit brengseknya gitu?" sambung Windi.

"Ntah tuh Intan cowok brengsek kayak gitu juga, aneh lo, kayaknya otak lo perlu dirukiyah deh Tan. Biar bersih dan kembali suci" tambah Febi hiperbola.

"Ck, bukan gitu maksud gue, gue itu memuji fisik mereka lah, gak usah munafik deh kalian pada, kalau mereka memang good looking."

"Tapi kan tetep aja, tingkah mereka itu-

" Gue lagi ngomongin good looking ya Feb, gak usah nyelah deh. Lagian jaman sekarang mah good looking lebih utama dibanding good attidute." sangkal Intan. "Ya kan? bener gue kan? Kalau cuma good attidute yang jadi poin utama mah gue yakin lo gak bakal nolak Aldi ratusan kali. Secara dia anak olimpide, anak kesayangan guru lagi. Yang Uda pasti attitude nya good kan?"

Febi tak mampu menyela, karena pada dasarnya itu memang kenyataannya. ia bahkan berkali-kali menolak Aldi karena prmuda itu terlalu cupu.

"Jadi itu lo jadiin landasan buat mengkhianati Panji dan Adhira gitu. Gue gak nuduh ya?" kata Windi lagi.

Intan berdecak, "Ya nggak lah, gue tau kali mana temen mana lawan. Lagian kan apa salahnya sesekali oleng oleh pesona mereka. Omong-omong jiwa kewibuan gue langsung naik beberapa tingkat waktu liat Zeo tadi, ya ampun Zeo-kun!" kata Intan tertawa. Gadis penggila Anime jepang tampak sangat senang sendiri.

"Tapi kalau gue pikir-pikir emang iya kan Ntan, mereka ganteng uda pasti, tajir gak perlu dipermasalahkan, tinggi iya, yang kulit putih ada, yang eksotis juga ada. Yang kejepangan Zeo, yang kebaratan Bastian, yang keeropaan rasa indonesia Dean, yang eksotis asli bali Neo. Kok gue pikir-pikir lagi gue Oleng juga ini lama-lama. Apalagi ke Zeo." Kata Febi sambil terkekeh, mulai terbawa suasana.

"Nah tuh kan iya, Gue juga dari lama tau liatin mereka. apa lagi waktu mereka baru pindah dua bulan lalu, bah. damagenya gak nolong. apalagi si Zeo. kok bisa ya dia ganteng gitu, tinggi lagi" Kata Intan mengerucutkan bibirnya.

"Iya uda gitu keliatan pinter tau, Tapi sayang banget tingkahnya itu"

"Iya bener kan?"

Windi yang merasa jengah pun berdecak, mengabaikan dua temannya yang sudah membahas kakak kelas berandalan mereka dengan semangat menggebu. ia lalu melirik kearah Adhira yang sejak keluar dari ruang Bk diam saja.

"Dhir lo gak papakan?" tanya Windi yang membuat Intan dan Febi terdiam seketika. Sedikit merasa bersalah karena sudah memuji Zeo dan kawan-kawan yang notabenya musuh bebuyutan Adhira dan Panji sejak awal.

Omong-omong, sekarang mereka pun sudah tau hubungan geng Zeo dan Panji setelah Adhira mengadu pada Panji tentang kakak kelas berandalan mereka. Dan ternyata Panji, pacar Adhira itu memang memiliki hubungan tak baik dengan mereka. Pernah terlibat konflik antar Geng saat mereka semua masih bersekolah di Jakarta.

"Eh, iya Dhir lo kenapa?" tanya Intan ketika melihat raut Adhira yang tak enak dipandang. "Em, lo marah kita bahasa Zeo?" Ringis Intan tak enak hati.

Adhira menatap ketiga temannya, dagunya agak naik terangkat untuk menjelaskan posisinya. "Sekali lagi-, sekali lagi gue denger kalian bahas keempat bajingan itu didepan gue, Gue gak segen buat matahin tulung pipi lo itu ngerti lo." kata Adhira lalu berlalu pergi tanpa memperdulikan teriakan protes dan kebingungan ketiga temannya.

"Dhir, Dhira. Woy..." Windi berteriak memanggili Adhira.

"Dhira!"

Adhira memejam kan matanya sebentar untuk mengatur emosinya.

"Apa lagi?"

"Lo kenapa sih? Lo beneran marah kita bahas Zeo tadi?" tanya Febi tak enak hati.

"Kita cuma becanda aja kok, lagian kan gak mungkin kita khianati lo sama panji kali" sambung Windi yang diangguki Intan.

Adhira menghela napas, tampaknya ia memang agak keterlaluan dengan teman-temannya. "Ck, sorry gue masih kebawa emosi sama mereka berempat, kalau masalah Panji mah, gak usah dipikiri. Gak papa kali itu urusan dia sama temen-temennya."

"Serius lo"

"Hm, lagian Panji aja its ok aja kok, udah lah yuk kekelas gue capek, ntar sore gue beressin ruang olahraga lagi," kata Adhira berlalu pergi.

"Hah? Lo dihukum? Dihukum ngapain? Sama mereka?" Teriak Febi hampir mengejar Adhira, namun ditahan oleh Windi .

"Kalian ngerasa ada yang aneh gak sih sama Dhira?" tanya Windi yang membuat Febi dan Intan saling pandang karena setelah pertanyaan Windi itu terlontar, mereka pun langsung merasakan hal yang sama.

Ada yang berubah dengan sikap Adhira.

***

Terpopuler

Comments

(`⌒´メ) HONEY BEAR ✧ 🦕

(`⌒´メ) HONEY BEAR ✧ 🦕

serrrrrrruuuu

2022-01-03

1

✦:𝓦⃟֯𝓓𝐞𝐥𝐯𝒚𝒐𝒐𝒏𝒂𐀔¡!

✦:𝓦⃟֯𝓓𝐞𝐥𝐯𝒚𝒐𝒐𝒏𝒂𐀔¡!

nextt

2021-12-16

2

lihat semua
Episodes
1 Ego- 0 Namanya Adhira Alindra
2 Ego-1 pembelajaran
3 Ego-2 Sampah
4 Ego-3 Sedikit mengusik
5 Ego-4 Sedikit hal tentang mereka
6 Ego-5 Ada yang beda
7 Ego- 6 Bayaran
8 Ego- 7 satu bulan
9 Ego-8 Empat gadis Angkuh
10 Ego-9
11 Ego-10 Rencana kelulusan
12 Ego-11 Panji
13 Ego-12 Tuntutan
14 Ego-13 Tanggung jawab
15 Ego-14 Butuh istirahat
16 Ego-15 Semarak pagi
17 Ego-16 Seminggu
18 Ego-17 pembicaraan mertua dan menantu
19 Ego-18 Penat dikepala
20 Ego-19 Apartemen
21 Ego-20 Kemungkinan yang menyenangkan
22 Ego-21 Penerapan hidup sehat
23 Ego-22 Gara-gara sibakso
24 Ego-23 Panic attack
25 Ego-24 Menantu kesayangan.
26 Ego-26 Keluarga Zeo
27 Ego-26 Perperangan ego
28 Ego-27 Tak mau mengalah
29 Ego-28 Sarapan pagi
30 Ego-29 Sama seperti om
31 Ego-30 Adhira dan gelisahnya
32 Ego-31 Pagi dan Alina
33 Ego-32 Pertengkaran dan Alina
34 Ego-33 Mulai pasif oleh rutinitas baru
35 Ego-34 Sedikit Tak rela
36 Ego-35 Sindiran untuk Adhira
37 Ego-36 Alasan kuat Zeo
38 Ego-37 Girl's Talk
39 Ego-38 Harapan yang langsung pupus
40 Ego-39 Adhira dan kesedihannya
41 Ego-40 Zeo dan masalahanya
42 Ego-41 Mood keduanya yang berbeda
43 Ego-42 Sosok ibu yang lain
44 43- Side story- Rahasai Takahashi
45 Ego-44 Kenapa jadi bertengkar
46 Ego-45 Ego yang sulit ditaklukan
47 Ego-46 Hai sayang
48 Ego-47 Respon yang tak diharapkan
49 Ego-48 Merasa asing
50 Ego-49 Adhira dan Depresinya
51 Ego-50 Kesabaran yang menipis
52 Ego-51 Hai, ini mama
53 Ego-52 Kenapa harus pura-pura
54 Ego-53 Alasan Adhira
55 Ego-54 Sedikit memberi pelajaran
56 Ego-55 Kelapangan Panji
57 Ego-56 Menenangkan diri
58 Ego-57 Suara Zeo
59 Ego-58 Lima tahun pernikahan
60 Ego-59 Dirudung ketakutan
61 Ego-60 Nasihat
62 Ego-61 Perasaan yang tak ingin dirasa
63 Ego-62 Aizel
64 Zeo-63 Berkat Saran
65 Zeo-64 Perubahan
66 Zeo- 65 Boleh?
67 Zeo-66 Pentingnya Diskusi
68 67- Takahashi yang berbeda
69 68 - Drama minggu (Ekstra part)
70 69- Permintaan tiga Takahashi (Extra part)
71 70 - Kembar Takahashi yang merasa terasingkan
72 71 -Sulit untuk saling mengerti
73 72 -Suasana pelik yang membeku
74 73- Sesal yang tak lagi berarti
75 74 - Saling menyakiti dan tersakiti
76 75 - Kembali memulai
77 76 - Kepercayaan diri
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Ego- 0 Namanya Adhira Alindra
2
Ego-1 pembelajaran
3
Ego-2 Sampah
4
Ego-3 Sedikit mengusik
5
Ego-4 Sedikit hal tentang mereka
6
Ego-5 Ada yang beda
7
Ego- 6 Bayaran
8
Ego- 7 satu bulan
9
Ego-8 Empat gadis Angkuh
10
Ego-9
11
Ego-10 Rencana kelulusan
12
Ego-11 Panji
13
Ego-12 Tuntutan
14
Ego-13 Tanggung jawab
15
Ego-14 Butuh istirahat
16
Ego-15 Semarak pagi
17
Ego-16 Seminggu
18
Ego-17 pembicaraan mertua dan menantu
19
Ego-18 Penat dikepala
20
Ego-19 Apartemen
21
Ego-20 Kemungkinan yang menyenangkan
22
Ego-21 Penerapan hidup sehat
23
Ego-22 Gara-gara sibakso
24
Ego-23 Panic attack
25
Ego-24 Menantu kesayangan.
26
Ego-26 Keluarga Zeo
27
Ego-26 Perperangan ego
28
Ego-27 Tak mau mengalah
29
Ego-28 Sarapan pagi
30
Ego-29 Sama seperti om
31
Ego-30 Adhira dan gelisahnya
32
Ego-31 Pagi dan Alina
33
Ego-32 Pertengkaran dan Alina
34
Ego-33 Mulai pasif oleh rutinitas baru
35
Ego-34 Sedikit Tak rela
36
Ego-35 Sindiran untuk Adhira
37
Ego-36 Alasan kuat Zeo
38
Ego-37 Girl's Talk
39
Ego-38 Harapan yang langsung pupus
40
Ego-39 Adhira dan kesedihannya
41
Ego-40 Zeo dan masalahanya
42
Ego-41 Mood keduanya yang berbeda
43
Ego-42 Sosok ibu yang lain
44
43- Side story- Rahasai Takahashi
45
Ego-44 Kenapa jadi bertengkar
46
Ego-45 Ego yang sulit ditaklukan
47
Ego-46 Hai sayang
48
Ego-47 Respon yang tak diharapkan
49
Ego-48 Merasa asing
50
Ego-49 Adhira dan Depresinya
51
Ego-50 Kesabaran yang menipis
52
Ego-51 Hai, ini mama
53
Ego-52 Kenapa harus pura-pura
54
Ego-53 Alasan Adhira
55
Ego-54 Sedikit memberi pelajaran
56
Ego-55 Kelapangan Panji
57
Ego-56 Menenangkan diri
58
Ego-57 Suara Zeo
59
Ego-58 Lima tahun pernikahan
60
Ego-59 Dirudung ketakutan
61
Ego-60 Nasihat
62
Ego-61 Perasaan yang tak ingin dirasa
63
Ego-62 Aizel
64
Zeo-63 Berkat Saran
65
Zeo-64 Perubahan
66
Zeo- 65 Boleh?
67
Zeo-66 Pentingnya Diskusi
68
67- Takahashi yang berbeda
69
68 - Drama minggu (Ekstra part)
70
69- Permintaan tiga Takahashi (Extra part)
71
70 - Kembar Takahashi yang merasa terasingkan
72
71 -Sulit untuk saling mengerti
73
72 -Suasana pelik yang membeku
74
73- Sesal yang tak lagi berarti
75
74 - Saling menyakiti dan tersakiti
76
75 - Kembali memulai
77
76 - Kepercayaan diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!