*18

" Nah, selesai, begini kan lebih baik. "Ucap Rara setelah selesai membawa berkas dan laptop Alfian ke meja depan sofa. 

 Alfian pun bersandar di sofa dan mulai kembali mengerjakan pekerjaan nya, 

30 Menit berlalu, Rara hanya duduk dan menatap Alfian yang sibuk bekerja dengan laptop nya. 

Tiba-tiba Rara mengambil bantal sandaran di belakang nya dan sedikit mendekati Alfian. 

"Mau apa kau? " Ucap Alfian waspada. 

Rara tidak menjawab ia memegang pundak Alfian agar Alfian sedikit memberi luang di belakang nya agar ia bisa menaruh bantal sandaran tersebut.

"Jika begini pinggang tuan muda tidak akan sakit. " Ucap Rara tersenyum. 

Alfian merasa sangat nyaman saat bantal sandaran tersebut di taruh di belakang nya ia malah semakin menjadi nyaman menatap layar laptop nya. 

Namun yang namanya Alfian tidak akan mudah terpesona apalagi jatuh cinta ia malah menganggap jika Rara hanya sengaja mencari perhatian dari nya. 

Ia pun tidak bicara dan terus melanjutkan pekerjaan nya. 

Hari pun sudah semakin sore saja kini Rara pun merasa lelah dan ngantuk menunggu Alfian menyelesaikan pekerjaan, bahkan untuk bertanya atau mengajak Alfian untuk pulang ia tidak berani. 

"Hoaaam." Rara menguap sambil menutup mulut nya. 

"Tidur jika mengantuk, malam ini aku lembur. " Ucap Alfian tanpa menoleh. 

"Lembur? " Tanya Rara kaget. 

"Hm." Gumam Alfian. 

Rara pun pasrah ia tidak mau membuat Alfian kesal dan membuat mama mertua nya marah kepada nya jika ia memilih pulang duluan. 

Karena mengantuk Rara pun membenarkan posisi nya untuk merebahkan tubuh di sofa panjang itu. 

Alfian hanya menatap nya sambil menggeleng kepala tak habis pikir dengan tingkah istri nya itu. 

Tidak lama kemudian Rara pun tertidur lelap tanpa bantal dan selimut sedang kan hari sudah mulai gelap dan matahari kini sudah tidak menampakkan cahaya terang nya lagi. 

Tok... tok... tok. 

Suara ketukan di luar pintu ruang kerja Alfian. 

Dengan cepat Alfian membuka jas yang ia kena kan dan menyelimuti tubuh mungil Rara yang terbuka dan menampilkan badan mulus Rara karena dress yang Rara kena kan tidak terlalu panjang. 

Sebagai suami tentu saja ia tidak mau orang lain melihat tubuh mempesona istri nya itu. 

"Masuk lah. " Jawab Alfian. 

pintu ruang kerja Alfian pun terbuka dan ternyata itu adalah Rendi asisten nya. 

"Ada apa? " Tanya Alfian menatap Rendi. 

Rendi yang kaget melihat keberadaan Rara di sana pun terdiam menatap Rara yang tidur dengan ekspresi yang menggemaskan dan juga terlihat sangat cantik. 

"Apa kau tuli? " Tanya Alfian lagi. 

"Ah maaf tuan muda kita akan pulang jam berapa? " Tanya Rendi sedikit gugup. 

"Sebentar lagi, tinggal beberapa berkas lagi yang belum aku tanda tangani. " Ucap Alfian. 

"Ah begitu, baik lah tuan muda aku juga masih ada beberapa pekerjaan yang masih belum ku selesai kan. " Ucap Rendi kembali menatap Rara yang masih tertidur lelap. 

"Kalau begitu kerjakan dan jika sudah selesai tunggu saja di mobil. " Ucap Alfian menatap Rendi. 

Sementara itu Rendi seperti tidak mendengar Alfian pandangan nya terus tertuju kepada Rara saja. 

"Apa yang kau lihat? " Ucap Alfian memegang pipi Rara agar Rendi tidak terus menatap istri nya. 

"Ah, anu tuan muda aku permisi sekarang. "Ucap Rendi salah tingkah dan berjalan keluar dari ruang kerja Alfian. 

Entah mengapa Alfian merasa kesal dengan tatapan aneh Rendi yang menatap Rara, meskipun menurut dirinya ia tidak ada perasaan apa-apa kepada Rara namun ia adalah suami Rara, yang jelas ia tidak menyukai tatapan Rendi.

Di bilang sayang tidak, di bilang cinta juga tidak, eit bukan tidak lebih tepat nya belum. 

"Arghhh Rendi sadar lah dia itu adalah istri boss mu! " Batin Rendi sambil menjambak rambut nya frustasi. 

Seperti nya Rendi menaruh perasaan kepada Rara, namun itu bukan lah masalah besar ia hanya menaruh perasaan bukan berarti dirinya harus merebut Rara dari Alfian, Rendi bukan lah lelaki jahat seperti itu. 

Satu jam berlalu, kini Rendi telah menyelesaikan pekerjaan nya dan bergegas berjalan menuju ruang kerja Alfian. 

Tok... tok... tok. 

Sekali lagi Alfian mengetuk pintu ruangan tersebut. 

"Masuk." Ucap Alfian dari dalam ruangan. 

Rendi mendorong gagang pintu perlahan. 

"Gendong dia. " Ucap Alfian kepada Rendi. 

Rendi kaget dengan permintaan Alfian barusan, Alfian meminta Rendi menggendong Rara? 

"Apa kau tuli? " Tanya Alfian beberapa kali sudah hari ini mengatakan jika asisten nya itu tuli. 

"Ah, tidak tuan muda tapi, apakah saya tidak salah dengar? Apakah saya harus menggendong nona muda? " Tanya Rendi sekali lagi. 

"Lalu mengapa? Kau hanya menggendong nya bukan mengambil nya dari ku bukan? Apa kau tidak melihat kondisi ku?"Ucap Alfian yang tidak di sangka jika ia tak mau Rara di ambil siapa pun. 

Alfian sangat aneh dia terlihat benci namun juga terlihat menyayangi. 

Rendi pun tak kuasa membantah dia pun menuruti apa yang di perintah kan oleh Alfian. 

Beberapa menit kemudian mereka pun telah berada di dalam mobil. 

" Dasar kerbau, begini saja juga tidak sadar? Ia tidur atau pingsan? "Tanya Alfian sambil menatap Rara yang tertidur lelap di samping nya dengan menyandarkan kepala ke bahu nya. 

" Mungkin nona muda kecapean tuan muda, dan bisa jadi jika wanita tertidur lelap itu menandakan bahwa ia mengalami masalah yang sulit dan mempunyai beban pikiran yang banyak, maka dari itu lah mereka memilih tidur untuk melupakan sejenak masalah yang mereka hadapi. "Ucap Rendi menyetir mobil dengan pelan. 

"Sok tau. " Jawab Alfian cuek. 

"Itu lah kenyataan nya tuan muda. "Ucap Rendi kesal. 

Mereka pun kemudian saling diam, dan selang beberapa puluh menit kemudian mereka pun tiba di mansion Alfian. 

"Tuan muda kita sudah sampai, apakah saya harus menggendong nona muda ke kamar? "Tanya Rendi sedikit menjahili boss nya itu. 

" Siapa kau yang berani berkata seperti itu? "Ucap Alfian kemudian mulai menepuk-nepuk pipi Rara. 

Ternyata Alfian tak ingin lagi jika Rendi menggendong istri nya, ia memilih membangun kan Rara saja. 

" Hey, kerbau, bangun lah. "Ucap Alfian menepuk-nepuk pipi Rara pelan. 

" Ahhhh. "Leguh Rara mulai membuka mata nya. 

" Benar-benar menyusahkan. "Ucap Alfian menatap jengkel Rara. 

" Seketika perilaku tuan muda berubah galak saat nona muda sadar. "Batin Rendi. 

" Aku di mana?"Tanya Rara yang terlihat sangat imut saat bangun tidur. 

"Di neraka! Ya di mansion lah, seperti kerbau saja sehabis bangun tidur hilang ingatan. " Bentak Alfian kesal. 

Rara pun terdiam ia tau jika ia membuat kesalahan lagi kepada suaminya itu bahkan ia tidur di bahu Alfian sampai mengeluarkan liur nya. 

....

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

alfian mulai perhatian nih

2024-02-20

2

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

yampun ngaku j sh kl suka

2022-10-30

1

Neneknya Aqilla

Neneknya Aqilla

mkn seru lanjut

2022-06-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!