*13

"Bangun." Ucap Alfian melempar bantal nya ke arah Rara yang tengah lelap tertidur.

"Ah." Ucap Rara saat bantal yang di lempar Alfian kena tepat di wajah nya.

Dengan cepat ia duduk dan mengucek mata nya.

"Ada apa tuan muda? Apakah sudah siang? " Tanya Rara panik.

"Tidak ini masih malam. " Ucap Alfian yang bersandar di ranjang nya.

"Lalu ada apa tuan muda membangun kan saya? " Tanya Rara mengercut kan bibir nya.

Alfian menahan amarah nya, ia tidak ingin membuat ribut saat pagi hari.

"Apa kau buta? " Ucap Alfian melempar jam tangan nya ke arah Rara.

Rara pun mengambil jam tersebut dan melihat nya.

"Astaga! Ini sudah pagi? Maaf tuan muda maaf kan aku. " Ucap Rara berdiri kemudian merapikan selimut nya.

"Bodoh." Gumam Alfian.

Rara tidak mendengar apa yang di katakan Alfian ia hanya sibuk merapikan bantal dan selimut nya.

"Bantu aku. " Ucap Alfian lagi.

Rara pun menoleh melihat Alfian yang hendak turun dari kasur nya untuk duduk di kursi roda.

Dengan cepat Rara pun membantu Alfian.

"Pelan-pelan saja. " Ucap Rara memegang pundak Alfian.

"Tidak usah banyak omong, sekarang bantu aku mandi. " Ucap Alfian lagi.

"Apa? Mandi!? " Ucap Rara sedikit menaikan nada suara nya.

"Berani nya kau menaikan nada bicara mu! " Ucap Alfian menatap tajam Rara.

"Ma... maaf tuan muda aku... " Ucap Rara gugup.

"Cepat, aku tidak punya banyak waktu aku ingin ke kantor. " Ucap Alfian lagi tampa menoleh ke arah Rara.

"Ba... baik lah tuan muda. " Ucap Rara mendorong pelan kursi roda Alfian menuju kamar mandi.

Rara sangat takut ini pertama kali nya ia sangat dekat dengan seorang laki-laki bahkan berada di dalam kamar mandi bersama, meskipun posisi Alfian sekarang adalah suaminya tetap saja rasa gugup nya sangat besar.

"Tutup pintu nya. " Ucap Alfian kepada Rara.

Rara pun menuruti apa yang di perintahkan oleh Alfian.

"Aaaaaaa! " Teriak Rara saat berbalik dan melihat Alfian yang sudah tidak memakai baju.

"Diam! Apa kau sudah gila? " Ucap Alfian melotot.

"Mengapa? Mengapa tuan muda membuka baju? "Ucap Rara dengan bodoh nya sambil menutup matanya mengunakan kedua tangan nya.

" Di mana-mana orang mandi itu buka baju, dasar bodoh, sekarang cepat bantu aku cuci rambut. "Ucap Alfian yang tengah duduk di kursi roda nya tampa baju. tapi masih memakai celana tentu nya.

" Ba..baik lah. "Ucap Rara mendekati Alfian ia berusaha untuk tidak memejamkan mata nya.

Rara pun membantu Alfian untuk duduk di kursi bawah shower yang telah di siap kan sejak Alfian tidak bisa berjalan, karena itu akan mempermudah Alfian untuk mandi.

Dengan tangan gemetaran Rara mulai dengan membasahi rambut Alfian dengan air shower, setelah itu ia pun memberi sampo dan menyambuni nya.

Perlahan tangan mungil itu mulai memijat pelan kulit kepala Alfian sehingga sang empu merasakan sensasi yang begitu nyaman karena tangan lembut sang istri.

Setelah beberapa kali membilas rambut Alfian dengan air Rara pun berjalan ke depan Alfian.

"Mengapa? " Tanya Alfian bingung.

"Emm, Tuan muda apa lagi yang harus aku lakukan? " Tanya Rara bingung.

"Tidak ada, sekarang kau keluar dan siap kan setelan baju untuk ku. " Ucap Alfian lagi.

"Tapi? Apa tuan muda bisa mandi sendiri? "Tanya Rara sedikit khawatir jika suaminya akan terjatuh.

"Tidak usah banyak tanya, aku bilang keluar sekarang. " Ucap Alfian lagi sedikit menaikan nada bicara nya.

"Ba.. baik lah. " Ucap Rara keluar dari kamar mandi Alfian kemudian menuju lemari tinggi yang cukup besar milik Alfian itu.

"Aduh, bagaimana ini? Aku sama sekali tidak tau hari ini tuan muda harus memakai apa? "Ucap Rara kebingungan.

Selang beberapa menit Alfian kembali berteriak memanggil Rara.

"Hey cepat lah! " Ucap Alfian kesal.

Iya sebentar. "Ucap Rara membuka kamar mandi.

" Mana baju ku? "Tanya Alfian yang masih beredam di dalam bathup.

" Baju? Bukan kah tuan muda belum. selesai mandi? "Tanya Rara lagi.

" Huh benar-benar bodoh, bawakan baju nya ke sini dan letakan di situ! "Ucap Alfian menuju tempat gantungan baju.

" Mengapa di situ? Bagaimana tuan muda bisa menganti pakaian sendiri? "Tanya Rara polos.

" Lalu apa kau ingin membantu aku mengantikan nya? Dan kau juga berfikir dengan kondisi ku yang lumpuh aku tidak bisa apa-apa? Begitu? "Ucap Alfian menatap tajam Rara.

" Bukan, bukan begitu, baik lah aku akan membawa kan baju mu tetapi aku tidak tau hari ini stelah mana yang harus di kenakan. "Ucap Rara tampa menatap Alfian karena ia sangat takut.

" Lihat di gantungan nya, apa kau buta? Di sana ada nama hari! Apa kau juga buta hari? "Ucap Alfian malas.

" Benar kah? Hehe maaf kan aku, aku tidak melihat nya. "Ucap Rara tersenyum paksa sambil berlari kembali ke depan lemari.

Benar saja ternyata di setiap stelan kantor Alfian terdapat nama hari, karena ini hari senin maka Rara pun mengambil stelan jas yang bertuliskan senin di gantungan nya, setelah itu ia pun kembali ke kamar mandi dan menaruh nya di sana.

30 Menit berlalu, kini Alfian telah siap dengan stelan jas nya ia pun keluar dari kamar nya tentu nya dengan menggunakan kursi roda, sementara itu Rara sedang menyiapkan sarapan pagi di dapur mansion.

"Morning Rara. " Sapa Lena yang baru saja kekuar dari kamar nya.

"Morning." Ucap Rara sambil menyiapkan makan di meja makan.

"Woahhh, banyak sekali, apakah semua ini kau yang masak? " Tanya Lena kagum dengan masakan Rara.

"Hehe iya, ini semua aku yang masak. " Ucap Rara sedikit cangung.

Saat itu juga Alfian dan mama Siska tiba di ruang makan secara bersamaan.

"Woahhh, seperti nya menu pagi ini beda dari biasanya. "Ucap sambil duduk di kursi meja makan.

" Iya mah, dan ini semua Rara yang bikin, aku yakin pasti masakan Rara sangat enak. "Ucap Luna duduk berhadapan dengan sang mama.

" Benar sekali, tetapi mama tidak setuju jika Rara mengerjakan pekerjaan dapur, buat apa kita memiliki banyak maid. "Ucap Siska.

" Tidak apa mah, makan lah. "Ucap Rara tersenyum.

Mereka semua pun mulai makan dengan lahap sungguh masakan Rara terasa begitu enak, jelas saja enak karena Rara sudah biasa memasak sejak dulu.

" Rara, masakan mu enak sekali. "Ucap Lena.

" Iya, Lena benar ini enak sekali. "Ucap Siska.

" Biasa saja. "Ucap Alfian melepas sendok nya.

Semua mata pun tertuju kepada Alfian.

" Mah aku ke kantor dulu. "Ucap Alfian berlalu dengan kursi roda nya.

Rara terdiam, ia merasa jika Alfian sama sekali tidak menyukai masakan nya tetapi ia tetap bahagia karena ia telah berusaha keras untuk melayani Alfian dengan baik.

....

Terpopuler

Comments

Vina Dawolo

Vina Dawolo

alfian... sombong x

2024-04-24

0

Bundanya Jamal

Bundanya Jamal

lanjutt

2024-03-06

2

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2024-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!