*07

Sementara itu Alfian kembali bangun dan bersandar di ranjang nya, tentu nya dengan susah payah karena kondisi kaki nya yang lumpuh. 

Alfian mulai meraih ponsel nya dari atas nakas samping tempat tidur nya dan mulai menelpon seseorang. 

Call onn

"Hallo tuan muda. " Ucap seseorang di seberang telepon. 

"Segera ke mansion sekarang. " Ucap Alfian kemudian mematikan telepon secara sepihak. 

Call off. 

"Ada apa lagi dengan nya? Tiba-tiba menelpon dan bicara beberapa kata kemudian mematikan nya lagi sebelum aku sempat bertanya. " Ucap Rendi asisten Alfian. 

Rendi adalah asisten pribadi Alfian, bukan hanya asisten tetapi lebih pantas disebut sahabat baik Alfian karena Rendi adalah orang terdekat sekaligus orang yang paling di percaya oleh Alfian. 

Karena perintah Alfian yang meminta diri nya agar segera ke mansion Rendi pun segera masuk ke dalam mobil nya kemudian melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang. 

Tidak butuh waktu lama Rendi pun tiba di mansion dan bergegas masuk menuju kamar Alfian. 

Akan tetapi saat Rendi berjalan menuju arah kamar Alfian ia tidak sengaja menabrak seseorang sampai terjatuh. 

"Aw, sakit. " Ucap Rara memegang kaki nya. 

Ya orang yang di tabrak Rendi adalah Rara, ia keluar dari kamar karena merasa begitu haus dan ingin mencari dapur mansion, karena Lena dan Siska sedang ke rumah sakit jadi ia terpaksa harus mencari dapur mansion sendiri sangking canggung nya ia pun tak mau bertanya kepada maid di rumah itu ia hanya berjalan mondar-mandir seperti orang bingung. 

"Astaga, maaf-maaf aku tidak sengaja." Ucap Rendi membantu Rara berdiri. 

"Eh iya tidak masalah aku baik-baik saja kak. " Ucap Rara tersenyum manis. 

"Astaga wanita ini manis sekali. " Batin Rendi menatap Rara kagum. 

Rara pun menatap aneh Rendi. 

"Kak? Apa kakak melamun? " Ucap Rara melambaikan tangan ke arah wajah Rendi. 

"Ah iya kau siapa? Sebelum nya aku tidak pernah melihat mu. " Ucap Rendi. 

"Aku, em aku... "Ucap Rara terputus karena Rendi menyela.

" Kau maid baru?"Ucap Rendi lagi. 

" Bukan kak emm aku... "Ucap Rara bingung. 

"Ah sudah lah, lupakan saja aku ada urusan. " Ucap Rendi kemudian berjalan menuju kamar Alfian. 

" Astaga mengapa laki-laki tampan selalu menyebalkan? "Batin Rara kemudian berlalu pergi. 

Rendi masuk ke kamar Alfian setelah mengetuk pintu beberapa kali. 

"Permisi tuan muda, ada yang bisa saya kerja kan? " Tanya Rendi. 

"Tidak." Jawab Alfian singkat. 

Rendi pun mengerti jika seperti itu tuan muda nya sedang dalam masalah. 

"Lalu apa tugas saya kesini? Apakah soal pembatalan resepsi? Tenang saja tuan muda sayang akan mengurus semua itu nanti malam. " Ucap Rendi. 

"Tidak perlu, aku akan tetap menikah. " Ucap Alfian dingin sambil menatap Rendi. 

Mereka tidak terlihat seperti boss dan anak buah melainkan seperti teman akrab.

"Apa? Akan tetap menikah? Dengan siapa? Bukan kah Hera telah pergi? " Tanya Rendi bingung. 

"Jangan sebut nama itu lagi, kau tidak perlu banyak bicara, nanti malam temui Lena dan bantu dia, maka kau akan tau semuanya melalui dia. " Jelas Alfian menatap kosong arah jendela kamar. 

Sangat terlihat jika Alfian sekarang sedang menyimpan luka yang cukup dalam di hati nya, namun ia masih berusaha untuk menutupi semua itu dengan rapat. 

"Baik lah tuan muda, sekarang saya permisi dulu, nanti malam saya akan kembali untuk menemui nona Lena. " Ucap Rendi yang paham dan tak ingin terus bertanya karena itu akan membuatmu Alfian mengamuk. 

Rendi pun keluar dari kamar Alfian daneningal kan mansion. 

Sementara itu Alfian hanya diam tanpa sepatah kata pun. 

Sementara itu di sisi lain. 

pukul 07.30

"Pah, makan dulu ya Lena suapin. " Ucap Lena tersenyum sambil duduk di kursi tepi ranjang sang papa dengan memegang semangkuk bubur. 

"Papa sudah kenyang Lena, oh iya di mana mama mu? " Tanya tuan Alendra kepada Lena. 

"Dua suapan lagi ya pah, mama sedang keluar sebentar pah, sebentar lagi pasti akan kembali. "Ucap Lena menatap iba wajah pucat sang papa. 

" Baik lah-baik lah. "Ucap sang papa menurut. 

Lena pun kembali menyuapi papa nya hingga dua suapan bubur itu pun habis, tak lama setelah itu Siska pun masuk ke kamar rawat sang suami. 

" Pah, udah makan? "Tanya Siska kepada tuan Alendra. 

" Udah mah, tadi Lena yang suapin. "Ucap tuan Alendra tersenyum hangat. 

" Bagus lah, kalau begitu mama izin pamit pulang ya pah, soalnya dua hari lagi sudah resepsi pernikahan Alfian jadi mama belum bisa menjaga papa di sini. "Ucap Siska memegang tangan sang suami. 

" Huh, itu tidak masalah, malah aku senang dan semakin bersemangat agar aku bisa hadir di pernikahan Alfian. "Ucap tuan Alendra terlihat bahagia memegang erat tangan sang istri. 

" Maka itu lah, mama menyewa asisten pribadi untuk menjaga papa di sini selama mama sibuk, jadi mama bisa tenang mengurus segala nya. "Ucap Siska penuh perhatian. 

" Baik lah Terima kasih, sekarang pulanglah sebelum larut malam. "Ucap tuan Alendra lagi. 

" Baik pah, mama pulang dulu ya. "Ucap Siska menghampiri Lena yang beberapa menit lalu telah keluar dari kamar rawat papa nya agar papa dan mama nya leluasa bicara.

Saskia dan Lena pun keluar dari rumah sakit tersebut kemudian menuju mobil mereka yang berada di parkiran rumah sakit. 

Lena pun melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju mansion. 

Tidak butuh waktu lama mereka pun tiba di mansion. 

Setelah memarkirkan mobil nya di parkiran mansion Lena dan sang mama pun keluar dari mobil menuju pintu masuk mansion. 

" Nona Lena! " Panggil seseorang dari arah belakang Lena dan sang mama. 

Sontak tangan Lena yang hendak meraih gagang pintu masuk mansion pun gagal dan menoleh ke arah suara yang memanggil nya. 

"Rendi?" Ucap Lena menaikan satu alis nya bingung. 

"Permisi nona Lena, permisi nyonya Siska. " Ucap Rendi membungkuk hormat ala Korea. 

"Iya Rendi ada apa kau malam-malam kemari? " Tanya Siska bingung. 

"Maaf nyonya jika saya mengangkat waktu nya, tetapi ini perintah tuan muda, untuk membahas soal pernikahan nya. " Ucap Rendi terus-terang. 

"Ah begitu ya, kalau begitu bicara lah dengan Lena karena dia yang lebih mengerti " Ucap Siska paham. 

"Oke mah kalau gitu mama masuk dulu ya, aku dan Rendi akan keluar sebentar mencari tempat yang cocok untuk mendiskusikan soal ini. " Ucap Lena kepada sang mama. 

"Baik kah, mama masuk dulu ya. " Ucap Siska kemudian masuk ke dalam mansion. 

"Ayo." Ucap Lena mengajak Rendi masuk ke mobil nya. 

Rendi pun hanya mengikuti adik dari boss itu, kemudian masuk ke dalam mobil, tentunya Rendi yang menyetir, mereka kembali melajukan mobil keluar dari gerbang mansion untuk mencari tempat yang cukup nyaman untuk berdiskusi. 

****

Terpopuler

Comments

Elani Ramadhani

Elani Ramadhani

saya suka

2024-09-06

0

Elani Ramadhani

Elani Ramadhani

saya suka

2024-09-06

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

semoga alfian menerima Rara tidak menyakiti rara

2024-02-19

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!