*11

Sedangkan Rara ia hanya diam sambil duduk di depan Alfian, ia hanya mendengar kan apa yang di pesan oleh Alfian. 

" Tuhan, mengapa harus lobster? Aku kan alergi sekali dengan makanan itu, dan sushi itu kan isian nya daging mentah mana mungkin aku memakan nya, huh bagaimana ini? "Batin Rara sambil memainkan jari nya. 

Begitu lah Rara jika panik selalu saja memainkan jari nya bahkan sampai memerah, ia takut jika ingin komplain kepada Alfian bisa-bisa Alfian akan memarahinya di depan orang banyak. 

Beberapa saat kemudian pelayan itu kembali dengan membawa pesanan Alfian. 

"Silahkan dinikmati tuan, nona. " Ucap pelayan itu menyajikan makanan tersebut kemudian berlalu pergi. 

Alfian pun mulai menikmati makan malam nya, sesekali ia melirik Rara yang hanya diam dan tidak menyentuh apapun. 

"Jika kau tidak mau makan maka pergi dan tunggu lah di mobil. " Ucap Alfian malas. 

"Aku, aku akan makan. " Ucap Rara takut. 

Rara bahkan tidak berani mengatakan jika dirinya alergi terhadap lobster. 

30 Menit berlalu, kini Rara dan Alfian pun telah selesai makan dan mereka kembali ke dalam mobil. 

"Ya Tuhan kepala ku mulai pusing. " Batin Rara sambil memegang kepala nya. 

Hidung nya mulai merah, bukan hanya merah tetapi kulit nya juga mulai gatal, tenggorokan nya terasa sangat sakit. 

"Tuan muda, seperti nya nona Rara sedang tidak baik. " Ucap sang sopir melirik dari kaca belakang. 

Mendengar perkataan sopir tersebut Alfi pun menoleh ke samping nya, terlihat Rara yang sedang menahan sakit di tenggorokan nya. 

"Kenapa? " Tanya Alfian dingin. 

"Tidak tuan muda, aku baik-baik saja. " Ucap Rara mencoba menyembunyikan tangan nya yang mulai mengeluarkan bintik merah. 

Alfian hanya diam dia tau jika Rara sedang alergi, dan itu tidak membuat nya merasa bersalah karena ia merasa senang jika Rara menderita, dengan itu nanti nya pasti Rara tidak akan bertahan lama dengan nya. 

Tidak butuh waktu lama mereka pun akhirnya tiba di mansion, Rara bergegas turun dari mobil kemudian berlari masuk ke dalam mansion. 

"Rara kalian sudah pulang? "Ucap Lena menahan tangan Rara yang berlari ingin masuk kamar. 

" Lena, em iya kami sudah pulang. "Ucap Rara tersenyum serba salah, ia takut jika Lena tau dirinya sedang alergi sesuatu. Dan ia juga merasa canggung harus memanggil Lena dengan sebutan nama. 

" Lalu di mana kak Alfian? "Tanya Lena dengan tangan yang masih memang lengan Rara. 

" Ada, aku tadi aku turun duluan. "Ucap Rara gugup. 

"Tunggu, mengapa tangan mu seperti ini? Hidung mu merah, dan suara mu menjadi aneh, ada apa dengan mu? Apa kau baik-baik saja Rara? " Tanya Lena khawatir. 

"Aku... aku baik-baik saja, hanya sedikit salah makan, boleh kah aku masuk kamar sekarang? " Ucap Rara tidak tahan. 

"Kau alergi sesuatu? Astaga baik lah sekarang masuk kamar aku akan mengambil kan sesuatu untuk mu. "Ucap Lena berjalan ke arah dapur. 

Rara hanya mengangguk kemudian berjalan masuk ke dalam kamar nya. 

Sementara itu di dapur Lena membuat kan segelas susu untuk Rara. 

" Lena, kau sedang apa? "Tanya Siska. 

" Bikinin susu mah, buat Rara. "Ucap Lena menuang air ke dalam gelas susu. 

" Mereka sudah pulang? "Tanya Siska senang. 

" Sudah mah, tetapi Rara pulang dengan badan yang merah-merah, hidung nya merah dan juga suara nya berubah, aku rasa dia alergi makanan. "Jelas Lena kepada sang mama. 

" Apa? Ya tuhan, mama harus menanyakan ini kepada Alfian. "Ucap Siska berjalan meningal kan dapur pergi menuju kamar Alfian. 

" Maaa, aduh mama kenapa sih pake ke kamar kak Alfian segala. "Ucap Lena kesal. 

Lena pun tak kuasa menahan sang mama ia pun berjalan kembali ke kamar Rara dengan membawa segelas susu. 

Sementara itu di kamar Alfian. 

" Alfian, buka pintu nya. "Ucap Siska beberapa kali mengetuk pintu kamar Alfian. 

" Buka saja tidak di kuci. "Ucap Alfian sambil duduk bersandar di ranjang nya. 

" Alfian, apa yang kau lakukan pada Rara? Mengapa dia pulang dengan kondisi seperti itu? "Tanya Siska kesal terhadap putra nya itu. 

" Aku tidak menyentuh nya sama sekali, dan aku tidak peduli. "Ucap Alfian dingin. 

" Alfian, dia itu calon istri mu, kau tidak seharusnya seperti itu nak. "Ucap Siska menasehati Alfian. 

"Mah, dia hanya calon istri pengganti, dan aku sama sekali tidak mencintai nya dan itu tidak akan pernah terjadi. " Ucap Alfian menatap sang mama. 

"Alfian mama tau, tetapi kau juga harus bersikap baik padanya dia itu perempuan. " Ucap sang mama salah paham. 

"Mah, Apa yang mama katakan, aku hanya mengajak nya makan, aku tidak menyiksa nya. " Ucap Alfian semakin di buat pusing oleh sang mama. 

"Sudah lah, sama saja, lain kali jika makan tanyakan apa yang tidak boleh di makan oleh nya. " Ucap Siska kemudian keluar dari kamar Alfian. 

Alfian pun hanya menatap kesal sang mama yang berubah menjadi seperti monster sejak ada nya Rara di rumah itu. 

"Mengapa mama terlihat begitu sayang kepada wanita itu? Seperti nya dia telah merasuki keluarga ku, lihat saja setelah menikah aku akan membuat nya lebih tersiksa lagi dasar wanita tidak punya harga diri. " Batin Alfian mengepal tangan nya menahan amarah. 

Sementara itu di kamar Rara. 

"Rara minum lah susu ini, setau ku jika alergi seperti ini penawar nya adalah susu. " Ucap Lena menyuguhkan segelas susu kepada Rara. 

"Tidak Lena, aku tidak suka minum susu. " Ucap Rara menolak. 

"Rara, dengar kan aku, besok adalah hari pernikahan ku, kau tidak boleh sakit. " Ucap Lena. 

Rara terdiam, perkataan Lena itu benar besok adalah hari pernikahan nya, meskipun ia terpaksa. 

"Baik lah. " Ucap Rara kemudian mengambil gelas susu yang di pegang Lena. 

"Rara, boleh lah aku bertanya? " Ucap Lena setelah Rara meneguk habis susu nya. 

"Boleh saja. " Jawab Rara tersenyum sambil menaruh gelas susu di atas nakas samping tempat tidur nya. 

"Tadi kakak ku mengajak mu makan apa? Mengapa kau sampai alergi seperti ini? " Tanya Lena. 

"Aku... emm... dia mengajakku makan lobster dan sushi, tapi ini salah ku, aku tidak bilang padanya jika aku alergi lobster, tetapi tenang lah aku akan segera pulih. " Ucap Rara memegang tangan Lena. 

"Ya Ampun, kau pasti takut dengan nya. " Ucap Lena merasa iba. 

"Sudah lah, jangan khawatir aku akan berusaha. " Ucap Rara tersenyum. 

"Baik lah, sekarang kau tidur ingat lah besok kita tidak boleh terlambat. " Ucap Lena mengelus rambut Rara seperti seorang kakak ke pada adik nya. 

Rara pun hanya mengangguk dan tersenyum saja, sungguh saat ini besar usaha nya untuk menutupi luka di hati nya itu. 

....

Terpopuler

Comments

Herli Yati

Herli Yati

nanti juga alfian bucin sama rara/Bella 😅

2024-04-28

1

Bundanya Jamal

Bundanya Jamal

alfian ingat pasti kamu bucin habis sama rara , jhat betul kau

2024-03-05

3

Wirda Lubis

Wirda Lubis

sudah lumpuh sombong bicara kasar ngak menghargai perempuan

2024-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!