*12

Lena pun keluar dari kamar Rara kemudian masuk ke kamar nya.

Malam itu Rara seperti tidak bisa memejamkan mata nya, ia merasa gelisah memikirkan bagaimana hari esok.

Ia terus menatap langit-langit kamar yang luas itu berkali-kali ia mencoba memejamkan mata nya namun tetap saja itu sangat sulit.

Beberapa jam berlalu, akhirnya Rara pun bisa tertidur tepat di jam 01.40

Malam berlalu begitu cepat.

Pagi pukul 07.10

"Rara apa kau sudah bangun? "Ucap Siska mengetuk pintu kamar Rara.

" Ia tante, aku baru saja selesai mandi."Ucap Rara membuka pintu kamar nya.

"Yatuhan, sayang cepat lah kita harus segera pergi ke gedung resepsi. "Ucap Siska masuk ke kamar Rara.

" Maaf tante, tapi aku tidak tau harus mulai dari mana? "Ucap Rara menunduk.

" Tenang saja sayang, mama sudah menyiapkan penata rias terbaik untuk mu, sekarang mama bantu pakai gaun nya ya karena penata rias nya belum tiba."Ucap Siska sambil membuka boks gaun pengantin Rara.

Rara hanya menuruti apa yang di katakan oleh Siska meskipun kini hati nya menangis menahan sakit karena harus menikah di usia yang begitu muda dan juga menikah dengan orang yang sama sekali tidak di cintai nya.

Dua jam berlalu, kini tiba lah saat nya Rara dan Alfian beserta keluarga nya pun pergi menuju gedung resepsi yang telah di siapkan oleh Rendi.

Tidak butuh waktu lama, mereka pun tiba di gedung resepsi tersebut.

Rara turun dari mobil dengan anggun, sungguh saat ini Rara terlihat begitu cantik dan sangat cantik dari biasanya wajah nya yang manis terlihat begitu berseri.

Karena mereka agama Kristen maka pernikahan di lakukan dengan cara sesuai agama mereka.

Karena author benar-benar tidak tau tentang pernikahan si dalam agama Kristen maka selajutnya imajinasi kan saja ya hehe.

Dengan beberapa patah kata saja, kini Alfian dan Rara telah resmi menjadi sepasang suami-istri, pernikahan berlangsung begitu meriah begitu banyak tamu yang hadir, ada yang bilang jika mereka sangat serasi dan ada juga yang bilang jika mempelai wanita terlalu muda.

"Selamat Alfian, kini kau telah menikah, papa sangat bahagia untuk mu. " Ucap tuan Alendra kepada sang putra.

"Iya pah, dan Terima kasih banyak telah menghadiri pernikahan ku. " Ucap Alfian yang duduk di kursi roda nya.

"Kau tidak perlu berterima kasih karena ini lah yang aku ingin kan sebelum aku pergi. " Ucap tuan Alendra tersenyum.

"Jangan bicara seperti itu pah. " Ucap Lena memegang pundak sang papa.

"Iya om Lena benar. " Ucap Rara.

"Om? Kau memangil ku om? Anak manis aku ini papa mertua mu, pangil aku papa. " Ucap tuan Alendra kepada Rara.

"Iya sayang, sekarang ku sudah menjadi menantu di keluarga kami, kau harus memangil mama dan papa karena Alfian sekarang adalah suami mu. " Ucap Siska.

Rara merasa gugup dengan suasana sekarang ini ia tidak tau harus menjawab apa kecuali tersenyum paksa dan mengangguk kan kepala nya.

"Aku kesana dulu. " Ucap Alfian berusaha menjalankan kursi roda nya.

"Rara, mengapa kau diam saja? Ayo ikut suamimu, temani dia. " Ucap Siska berusaha membuat Rara dan Alfian menjadi lebih dekat.

"Ba, baik mah. " Ucap Rara menyusul Alfian.

Sementara itu Lena, tuan Alendra dan Siska melayani tamu-tamu yang lain.

"Tuan muda. " Pangil Rendi.

"Rendi, mengapa kau baru sampai? " Tanya Alfian.

"Maaf tuan muda, ada sedikit kendala. " Ucap Rendi lagi.

"Tidak masalah. " Ucap Alfian.

"Ouh iya aku hanya bisa mengucapkan selamat. " Ucap Rendi sambil menyeka keringat nya.

"Tuan muda. " Pangil Rara dari arah belakang.

Alfian yang mengenali suara itu pun tidak menggubris nya sama sekali.

"Kau?" Ucap Rendi kaget.

"Emm? " Ucap Rara bingung.

"Kau wanita yang ku tabrak di depan kamar tuan muda? "Tanya Rendi lagi.

"I... iya. " Ucap Rara gugup.

"Jadi? Jadi kaku itu istri tuan muda? " Ucap Rendi dengan ekspresi yang tidak bisa di artikan.

Rara hanya menganguk.

"Astaga." Ucap Rendi.

"Mengapa?" Tanya Alfian sedikit curiga.

"Tidak tuan muda, tidak ada sekali lagi selamat. " Ucap Rendi tersenyum.

"Terima kasih. " Ucap Rara.

"Sok manis. " Gumam Alfian.

Rara pun hanya diam dan tidak terlalu ambil hati dengan omongan Alfian.

Tiba-tiba Rara melihat tali sepatu Alfian yang terlepas, karena ia takut jika tali itu mengelung di ban kursi roda Alfian ia pun bergegas memegang kursi roda Alfian agar Alfian berarti.

"Lepas." Ucap Alfian pelan.

Rara tidak menjawab, ia berjalan ke arah depan Alfian dengan memegang gaun nya yang labuh ia tampa malu berjongkok dan mengikat tali sepatu Alfian yang terlepas.

"Maaf kan aku tuan muda, tetapi jika di biar kan ini akan bahaya. " Gumam kecil Rara karena takut orang lain mendengar nya.

Alfian menatap wajah cantik Rara ia tidak menyangka jika istri kecil nya itu benar-benar peduli pada nya, namun lagi-lagi ia menepis hal baik itu dan kembali berkata kasar.

"Tidak usah mencari perhatian. " Gumam Alfian kemudian kembali menjalankan kursi roda nya.

Rara hanya bisa sabar, ia sebenarnya sangat sedih, bukan sedih karena perilaku suami nya Alfian tetapi Rara sedih karena di hari pernikahan nya ia tidak memiliki satu keluarga pun yang datang.

Sementara itu Rendi hanya menatap Rara dari jauh, entah karena apa yang jelas seperti nya Rendi menyukai istri boss nya itu.

Beberapa jam kemudian.

Malam pukul 08.20

Kini resepsi telah selesai, dan seluruh tamu sudah pulang begitu juga dengan keluarga Alfian, mereka telah pulang ke mansion, dan tuan Alendra juga telah kembali kerumah sakit.

Alfian melempar satu bantal dan juga satu selimut di atas lantai kamar nya.

"Jangan berfikir untuk tidur satu ranjang dengan ku. " Ucap Alfian.

Ya saat ini Rara dan Alfian sudah sekamar, ya jelas lah mereka kan telah menjadi suami-istri jika masih tidur di kamar yang terpisah bisa-bisa mama Siska akan marah.

Rara tidak bisa berkata apa-apa ia hanya bisa menerima nasip yang telah di tentukan untuk nya sekarang, meskipun sangat dingin jika tidur di bawah tampa alas tetapi ia tetap berusaha kuat dan menahan dingin nya lantai kamar Alfian.

Sementara itu sifat dengki Alfian tidak ada habis-habis nya, ia mengambil remot Ac kemudian menaikan suhu semakin dingin dan itu membuat Rara mengigil dan tidak bisa tidur, bibir nya menjadi sangat pucat.

Satu malam berlalu, dengan susah payah Rara memejamkan mata nya akhirnya ia pun bisa terlelap.

Pagi pukul 06.40

....

Terpopuler

Comments

Lisa Icha

Lisa Icha

suatu saat nti kau akan menyesali memperlakukan istrimu seperti itu Alfian

2024-05-11

0

Bundanya Jamal

Bundanya Jamal

huuhhh awas kau alfiann kejsm banget, buat alfisn bucin thour

2024-03-05

6

Wirda Lubis

Wirda Lubis

si lumpuh memang kejam

2024-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!